All you need to know about kemacetan panjang di Tanjung Priok...
Guys, ada ga di antara kamu yang terjebak di kemacetan horor yang terjadi di kawasan Tanjung Priok pada Rabu (16/4) lalu? Yep, banyak yang terjebak macet belasan jam atau bahkan sampe besoknya. Usut punya usut, kemacetan yang terjadi hingga Jumat (18/4) pagi ini terjadi karena penumpukan volume truk di pelabuhan.
Gilaaaa.
Yep, dan kamu harus tahu guys bahwa kemacetan ini largely disebabkan oleh banyaknya kapal yang bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok. Dalam konferensi persnya, pihak Pelindo selaku pengelola kawasan bilang bahwa kemacetan itu disebabkan oleh adanya tiga kapal yang bongkar muat di luar jadwal, yaitu MSC Adu V, Ever Balmy, dan Starship Venus. Menurut Executive Director Regional 2 PT Pelindo, Drajat Sulistyo, peningkatan volume truk terjadi di sekitar Jakarta International Container Terminal (JICT) dan terminal New Priok Container Terminal One (NPCT1).
Ampuuuun....
Iya guys, disebutkan juga sama Drajat bahwa terminal ini kedatangan kapal yang harusnya udah bersandar sejak seminggu yang lalu dan sehari sebelumnya. Selain itu, terjadi juga gangguan sistem di pintu masuk pelabuhan yang menyebabkan tanda pengenal kendaraan nggak terbaca sistem. Kata Drajat, terlambatnya tiga kapal asing itu bukan sesuatu yang terjadi by design. Tapi, dipicu oleh keterlambatan yang udah terjadi di pelabuhan-pelabuhan sebelumnya. Delay di satu pelabuhan memicu delay di pelabuhan lain dan mengganggu rantai logistik. Meski begitu, Drajat mengakui bahwa pihaknya nggak memprediksi kalau keterlambatan kapal dan lonjakan volume kontainer bakal berdampak banget ke lalu lintas darat di sekitar pelabuhan.
Jadi itu penyebabnya?
Selain itu, ada faktor abis Lebaran juga, guys. Menurut Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri, kondisi kemacetan parah ini bertepatan sama selesainya masa arus mudik Lebaran dan juga rampungnya pembatasan lalu lintas barang, gaes. Yep, jadi pemerintah punya kebijakan untuk menyetop angkutan barang selama 16 hari di jalur tol dan non-tol antara 24 Maret-8 April 2025. Nah, peningkatan volume truk ini terjadi bersamaan dengan proses receiving delivery sebelum libur pada Jumat (18/4).
Seberapa padet peningkatan truk barangnya?
Berdasarkan laporan dari Kepala Dinas Perhubungan Jakarta, Syafrin Liputo, pihak Pelindo memaksakan NPCT 1 melayani bongkar muat hingga 7.000 kontainer/hari. Jumlah itu melebihi kapasitas ideal terminal yang hanya sanggup memuat 2.500 kontainer.
Gimana si Pelindo...
Makanya guys, Gubernur Jakarta Pramono Anung juga kzl. Doi pada Sabtu (19/4) lalu meminta maaf pada warga Jakarta dan bilang bahwa pihak Pelindo udah bertindak nggak profesional dalam mengelola aktivitas bongkar muat di Tanjung Priok. Selanjutnya, Mas Pram juga memerintahkan Pelindo agar segera melakukan evaluasi dan perbaikan sistem manajemen lalu lintas sekitar pelabuhan supaya next time nggak kejadian lagi.
Terus, ada dampak kerugiannya?
Ada banget, guys. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Gemilang Tarigan, kerugian akibat kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok itu bisa mencapai Rp120 miliar. Estimasi kerugian itu terhitung untuk dua hari sejak Rabu (16/4) sampai Kamis (17/4). Akibat adanya kerugian yang besar ini, pihak Aptrindo meminta adanya uang ganti rugi dari pihak NPCT 1. Selain itu, menurut Ketua Umum Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI), Subandi, para importir juga mengalami kerugian parah akibat macet panjang pada Kamis (17/4). Ada biaya tambahan penumpukan barang di kontainer yang harus ditanggung sama para importir sebesar Rp500 ribu/kontainer.
Terus kompensasinya gimana?
Ada kompensasi biaya masuk pelabuhan juga biaya tol yang dikasih sama pihak Pelindo buat mengurai kemacetan di kawasan Tanjung Priok. Selain itu, nggak ada biaya lebih yang ditarik untuk akses gate yang udah kedaluwarsa. Tujuannya biar para pengendara truk angkutan peti kemas bisa tapping untuk diarahkan ke jalan tol. Finally, pihak Pelindo juga kasih bantuan konsumsi buat para pengendara kargo yang terjebak macet.
What's next?
Yep, harus ada langkah preventif biar nggak keulang lagi nih macetnya. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas (KSOP) Pelabuhan, M. Takwin, bilang bahwa pihaknya, PT Pelindo, dan Polres Pelabuhan juga bakal mengawasi proses receiving (penerimaan) dan delivering (pengiriman) di tiap terminal sesuai kapasitasnya. Selain itu, KSOP juga bakal memindahkan bongkar muat dari satu terminal ke terminal lain, yaitu ke Terminal Koja dan JICT. Terminal JICT punya kapasitas 5.000 truk peti kemas/hari sedangkan Terminal Koja di 1.300 truk/hari.
I see. Anything else?
Akibat carut marut ini, Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI) pada Minggu (20/4) pagi menggelar aksi protes di depan Pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk mengawal aksi demo ini, polisi mengerahkan sebanyak 389 personel gabungan tanpa senjata, dari TNI, Satbrimobda, Ditsamapta, dan Polres Pelabuhan Tanjung Priok. Menurut Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP Martuasah H. Tobing, pihaknya juga menekankan pengamanan yang humanis pada masyarakat yang melakukan unjuk rasa terkait kemacetan hingga 12 jam akibat aktivitas bongkar muat di pelabuhan.