Japanese farm minister resigns because of some controversial statements...
Ngomongin momen blunder pejabat publik, mungkin sebagian warga Indonesia enggak asing lagi, yah. Abis blunder, boro-boro minta maaf, biasanya lanjut lagi ajatuh kerja. Tapiii, ini ga terjadi di Jepang, guys. Karena kalo di sana baru terjadi, Menteri Pertaniannya langsung mengundurkan diri setelah statement that he call it joke dikritik dan dikecam sama publik.
Tell me about it.
Okay, jadi kejadian keserimpet lidah ini dilakukan oleh Menteri Pertanian Jepang, namanya Taku Eto pada Hari Minggu (18/5) lalu. Pada kesempatan penggalangan dana politik itu, di hadapan pendukungnya Eto bragging bahwa dia enggak pernah harus beli beras karena para pendukungnya sering ngasih doi beras sebagai hadiah. Lebih jauh, Eto juga bilang bahwa doi bahkan punya cukup banyak beras sampai bisa dijual lagi. The problem is, doi guyon begitu pas masyarakat lagi kesulitan menghadapi harga beras yang naik signifikan. Ya, jelas aja publik Jepang pada marah karena menterinya dianggap tone deaf.
Okay, go on...
Atas kejadian ini, Eto kemudian mengundurkan diri. Dalam pernyataannya pada wartawan kemarin, Eto menyatakan udah menyerahkan surat pengunduran dirinya ke PM Jepang, Shigeru Ishiba. Lebih lanjut, Eto menegaskan bahwa surat resign itu diserahkan ke PM Ishiba setelah doi ditegur terkait statement-nya yang dianggap tone deaf ke publik. While, PM Ishiba juga udah mengatakan ke Parlemen Jepang kalau dia udah nerima surat resign dari Mentan Eto.
Tapi nanti tiba-tiba menjabat lagi ga nih? Kayak di manaaaa gitu
EHEHEHE intinya guys, Eto sendiri juga udah dimarahin sama istrinya atas statement-nya tersebut. Selain itu, pada Senin (19/5), Eto juga udah meminta maaf atas pernyataannya yang insensitive itu. Doi ngaku kalo udah salah ngomong dan udah berlebihan demi menghibur hadirin di acara penggalangan dana. Pas itu, doi belum ada bahas-bahas soal resign dari jabatannya, sih.
Terus, apa respons PM Ishiba?
Well, PM Ishiba menyayangkan pernyataan Eto yang dianggapnya enggak perlu keluar dari mulut seorang pejabat. Lebih lanjut, PM Ishiba menggarisbawahi soal tugas Mentan yang harusnya cari dan kasih solusi di tengah lonjakan harga beras yang lagi terjadi. Dalam pernyataannya pada Rabu (21/5), PM Ishiba ikut meminta maaf karena kegaduhan yang udah dibuat sama salah satu menterinya. "Saya meminta maaf kepada rakyat Jepang karena adalah tanggung jawab saya yang menunjuknya (sebagai menteri)," katanya. Di hari yang sama Eto resign, PM Ishiba menunjuk Shinjiro Koizumi buat gantiin jabatan sebagai Menteri Pertanian Jepang.
Padahal salah ngomong doang sampe PM-nya minta maaf...
Maksudnya ga kayak di mana ges? Di Konoha, iya? Aaaanyway, kamu harus tahu bahwa urusan harga beras ini emang lagi sensitif banget, apalagi menjelang pemilu majelis tinggi di Juli tahun ini. Maybe karena Jepang termasuk sepuluh besar negara di dunia yang tinggi konsumen berasnya. Kesalahan yang dilakuin sama Eto ini diyakini bisa kasih dampak negatif ke Partai Demokrat Liberal yang dipimpin sama PM Ishiba. Menurut survei opini Kyodo News di Minggu (18/5), tingkat dukungan ke PM Ishiba turun ke tingkat terendah dengan persentase 27,4%. Hampir sembilan dari sepuluh responden menyatakan enggak puas sama kinerja pemerintah menangani lonjakan harga beras.
Kok bisa harga berasnya melonjak naik?
Katanya gara-gara gelombang panas ekstrem yang bikin panen gagal plus adanya lonjakan permintaan dari sektor pariwisata. Nah, data nunjukkin kalau harga beras naik dua kali lipat dibanding tahun lalu. Saat ini buat kemasan 5 kilogram, rata-rata beras di supermarket mencapai 4.268 yen (setara Rp484 ribu), dan itu naik 54 yen dari harga sebelumnya. Pemerintahnya juga bukannya enggak ngapa-ngapain, ya, gaes. Udah ada stok darurat beras yang dikeluarin sejak Maret 2025 buat neken harga, meski enggak keliatan ngaruh signifikan juga.
I see. Anything else?
Yes, pengunduran diri Taku Eto jadi yang pertama kali terjadi dari kabinet Ishiba. Menurut keterangan dari profesor ilmu politik di Universitas Hosei Tokyo, Hiroshi Shiratori, pengunduran diri Eto enggak bisa dihindari mengingat kesalahannya yang udah terjadi. Meanwhile menurut PM Ishiba, penunjukkan Shinjiro Koizumi (yang juga putra dari eks PM Junichiro Koizumi) sebagai pengganti Eto didasari pertimbangan pengalaman, wawasan, dan semangat untuk melakukan reformasi di bidang pertanian juga perikanan. Sebelum menggantikan Eto, Koizumi pernah menjabat sebagai menteri lingkungan Jepang.