Penyelundupan Sabu-sabu & Kokain di Kepulauan Riau

Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan

When drug smuggling has reached another extreme ...

Dua WNA jadi DPO.
Iya guys, ekstrim banget karena baru aja, tim gabungan dari BNN, Ditjen Bea dan Cukai, dan TNI AL berhasil menggagalkan penyelundupan sabu-sabu dan kokain sebanyak 4 ton di wilayah perairan Karimun, Kepulauan Riau. We repeat: 4 ton! Selanjutnya, BNN juga udah menetapkan red notice yang menetapkan dua WNA pemilik kapal sebagai DPO internasional.

Gila. Tell me about it!
OK. Jadi, narkoba selundupan itu masuk ke wilayah perairan Kepri dalam dua periode. Pertama di Selasa (13/5) terus upaya penyelundupan kedua terjadi pada Kamis (22/5). Pada periode pertama narkoba yang diselundupkan dengan kapal The Aungtoetoe 99 milik Ka Khao asal Myanmar dan mengangkut 1,2 ton kokain dan 678 kilo sabu. Terus di periode penyelundupan kedua, ada sebanyak kurang lebih 2 ton narkoba sabu yang diamankan petugas dalam kapal motor Sea Dragon Tarawa milik DPO Chan Chai asal Thailand.

WEW....
Kayak ga masuk akal banget narkoba segitu banyaknya mau diselundupin??? Ya, karena itulah, BNN joint investigation sama Drug Enforcement Administration (DEA) or Badan Antinarkotika AS buat mengungkap jaringan sindikat narkoba ini, gaes. Menurut keterangan dari Kepala BNN RI, Komjen Pol. Martinus Hukom, barbuk narkoba yang ditemuin di dua kapal bakal diperiksa lebih lanjut di laboratorium. Tujuannya buat mengidentifikasi apa ada indikasi drug signature alias kemungkinan keterkaitan sama kasus-kasus narkotika yang udah lebih dulu terungkap.

Kenapa harus gitu?
So, simpelnya kalau nanti narkoba selundupan ini punya kesamaan susunan atau komposisi kimia berarti bisa dipastiin produsen sama pabriknya sama. Kalo udah gitu, ada kemungkinan juga jaringan sindikatnya masih ada hubungan sama yang sebelum-sebelumnya terungkap. Intinya sih cara ini bisa kasih benang merah buat mengungkap kasus supaya bisa segera nemu titik terang.

Ah, I get it. Terus teruss...
Okay, dari gagalnya penyelundupan 4 ton narkoba ini, tim gabungan berhasil mencegah perputaran uang masyarakat buat beli obat-obatan terlarang kurang lebih Rp5 triliun. Not only that, terungkapnya kasus ini juga mencegah potensi penyalahgunaan narkotika pada kurang lebih delapan juta jiwa atau setara sama jumlah penduduk Jakarta. Gila banget enggak tuh???

Bukan lagi. Terus kelanjutannya gimana?
Yep, sebelum masuk proses pelimpahan perkara, barbuk perlu ditimbang ulang biar tahu bobot pastinya. Menurut keterangan Danlantamal IV Batam, Laksamana Pertama TNI, Berkat Widjanarko, barbuk narkoba berupa kokain dan sabu yang disita TNI AL jumlahnya mencapai lebih dari 2 ton, bobot tepatnya 2.061.293 ton dengan nilai ekonomi mencapai Rp7,5 triliun. Sedangkan dari temuan narkoba selundupan part 2, petugas nemuin 67 kardus yang berisi 2.000 bungkus sabu seberat 2.115.130 ton yang dibungkus dalam kemasan teh China.

Gimana sama para penyelundupnya?
Karena kebagi dua periode penyelundupan, jadinya petugas ngamanin dua gerombolan terpisah, gaes. Periode pertama penyelundupan, ada 5 orang WNA asal Myanmar dan Thailand yang diamanin sama petugas. Kini mereka semua dijerat UU Narkotika dengan hukuman maksimal, hukuman mati. Meanwhile, di periode penyelundupan yang kedua ada enam ABK yang diamanin, empat diantaranya WNI berinisial HS, LC, FR, dan RH dan dua di antaranya warga negara Thailand berinisial WP dan TL. Para pelaku penyelundupan yang sebenarnya pelaut  dipekerjakan sama jaringan narkotika internasional dengan upah sebesar Rp24 juta dengan tambahan Rp50 juta kalo misinya berhasil.

Is that all?
Nope. Ternyata ada juga WNI yang disebut punya peran penting mengendalikan peredaran narkoba yang masif ini. Menurut keterangan dari Komjen Marthinus, sabu sebanyak 2 ton dikendalikan sama WNI bernama Dewi Astuti yang udah jadi DPO kasus narkoba sejak 2024. Untuk melacak keberadaannya yang sekarang diperkirakan ada di sekitar Kamboja, BNN bekerja sama dengan BIN. Pihak BNN memperkirakan kalau Dewi ada kaitannya sama bos dari jaringan internasional di kawasan Asia Tenggara yang membawahi empat WNI yang jadi pelaku penyelundupan.

I see. Anything else?
Yes, merespons gagalnya penyelundupan 4 ton narkoba di Kepri, anggota komisi III DPR Martin Tumbelaka memuji kinerja BNN dan tim gabungan. Dalam keterangannya pada Selasa (27/5), Martin menegaskan kalau pemberantasan narkoba di tanah air harus terus ditingkatkan karena sangat bahaya buat generasi muda. Selain itu, Wakil Ketua Komisi III DPR, Dede Indra Permana Soediro juga mengapresiasi kerja tim dan meminta pengelolaan barang bukti bisa dilakukan dengan hati-hati. Lebih lanjut, keduanya mendorong agar aparat penegak hukum bisa mengusut kasus ini dengan cermat dan profesional. 

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.