Who's going down in red?
Iya guys, hal yang ga biasa banget terjadi di dunia pasar modal kemarin, di mana setelah mencatat pelemahan IHSG pada akhir bulan Februari 2025, pada Selasa (18/3) indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok 325,03 poin (5,02%) ke level 6.146,9. Karena kondisi darurat ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) sampe langsung menerapkan pembekuan perdagangan saham a.k.a trading halt.
Apaan tuh?
Okay, jadi trading halt itu berarti perdagangan saham dihentikan sementara karena IHSG turun signifikan, gaes. Nah, tujuan kebijakan ini ya buat handle situasi darurat supaya transaksi saham tetap lancar, adil, dan juga efisien. Terus, kebijakan ini bisa dipicu beberapa faktor kayak adanya gangguan keamanan, situasi politik dan sosial yang nggak stabil, trouble di remote trading, sampai masalah teknis.
Got it. Tell me more.
Alright, dalam press release-nya, BEI resmi melakukan trading halt pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) karena penurunan IHSG yang mencapai 5%. Selanjutnya, kebijakan trading halt ini bakal berlaku selama 30 menit sebelum dilanjutkan lagi. Pada penutupan sesi I, tercatat 64 saham hijau, 616 saham merah, dan 116 saham stagnan. Frekuensi saham yang ditransaksikan sebanyak 893,608 kali dengan total volume perdagangan sebanyak 16.614 miliar saham senilai Rp10,303 triliun. Bahkan setelah dibekukan selama 30 menit, perdagangan sesi I pada Selasa (18/3) ditutup dengan anjloknya IHSG hingga 395,87 poin atau 6,12% menjadi 6.076,08.
Go on.
Well, memang kebijakan trading halt ini bukan yang pertama diterapkan di Indonesia, gaes. Namun, sebelumnya pembekuan IHSG terjadi karena krisis finansial global di 2008 dan selama pandemi COVID-19 di Maret 2020. Meanwhile, pembekuan IHSG oleh BEI ini terjadi di tengah bursa saham Asia dan Wall Street yang sedang menguat pada Selasa (18/3) siang.
Terus kalo yang sekarang kenapaaa?
Menurut mantan petinggi BEI Hasan Zain Mahmud, trading halt yang terjadi kali ini berkaitan dengan pasar sebagai indikator kepercayaan. Sedangkan analis dan founder Stocknow.id, Hendra Wardana, menyoroti tekanan jual yang luar biasa yang dihadapi pasar modal Indonesia sehingga memicu trading halt. Lebih jauh, Hendra melihat kalau tekanan pada IHSG makin kuat karena berbagai faktor ekonomi.
Kayak apa misalnya?
Selain kepercayaan investor asing ke pasar Indonesia yang sedang menurun, Hendra melihat situasi ekonomi yang lagi nggak baik-baik saja jadi pemicu trading halt BEI terjadi. Beberapa kejadian yang jadi penyebab anjloknya IHSG ini bisa dipicu karena defisit APBN per Februari 2025 yang tercatat Rp31,2 triliun, maraknya PHK, hingga meningkatnya kredit macet yang naik dari 1,9% di 2024 menjadi 2,17% di Januari 2025. Poin-poin itu jadi indikator kalau daya beli masyarakat terus melemah dan risiko perbankan juga meningkat. Dan yang paling disoroti adalah kurs rupiah yang melemah terhadap dolar, bahkan menyentuh Rp16.580,00 pada 1 Maret 2025.
Apa pendapat analis soal kondisi ini?
Okay, dalam keterangannya analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, berpendapat kalau IHSG bisa anjlok karena masih banyak sentimen negatif. Bisa dilihat dari domestik, ekonomi kalangan tingkat menengah yang menyumbang pendapatan negara terus melemah. Hal ini menyebabkan pelaku pasar masih menunggu kebijakan yang pro-market. Selain itu, kondisi awal tahun ini menurut Nafan penuh dengan tantangan karena Indonesia mengalami deflasi terparah dalam seperempat abad pada Februari 2025. Selain itu, faktor penerimaan pajak yang lemah juga disoroti.
Is that all?
Hmm.. nope. Kalo menurut ekonom PT Sucor Sekuritas, Ahmad Mikail, anjloknya IHSG dipicu oleh jatuhnya saham-saham konglomerat yang valuasinya udah tinggi. Senada dengan Ahmad, Head of Equity Retail dari HP Sekuritas, Erwin Supandi, juga mencermati tekanan dari saham-saham Grup Barito yang anjloknya berpengaruh signifikan ke pelemahan IHSG pada Selasa (18/3).
I see. Anything else?
Yes, berdasarkan survei independen berjudul 'Economy Expert Survey' rilisan LPEM UI pada Senin (17/3), mengungkap kalau 23 dari 42 ekonom atau setara 55% responden sepakat kalau kondisi ekonomi Indonesia saat ini memburuk dibanding tiga bulan lalu. While, in the middle of crisis, Gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta Selatan disambangi oleh Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad. Waktu ditanya kenapa doi dateng ke Gedung BEI, bilangnya simply buat kasih support dan meyakinkan pasar supaya tetap tenang karena negara bakal hadir sebagai backup mereka.