Wawancara Presiden Dengan 7 Orang Pimpinan Redaksi

Admin
UTC
27 kali dilihat
0 kali dibagikan

The recap of the president's interview with seven journalists...

Here you go!
Yuhuuu memasuki hari ke-150 Presiden Prabowo Subianto menjabat, istana baru aja ngedrop wawancara uninterrupted presiden dengan tujuh orang pimpinan redaksi (Pimred) yang berlangsung pada Minggu (6/4) di kediamannya di Hambalang, Bogor. Wawancara berlangsung selama kurang lebih empat jam, dan para pimred ini diperbolehkan bertanya apa saja tanpa dibatasi.

Tell me about it.
Adapun tujuh pimred yang berpartisipasi dalam wawancara ini berasal dari berbagai media di tanah air, seperti: Lalu Mara Satriawangsa (Pimred tvOne), Uni Lubis (Pimred IDN Times), Najwa Shihab (Founder Narasi), Alfito Deannova Ginting (Pimred detikcom), Retno Pinasti (Pimred SCTV-Indosiar), Sutta Dharmasaputra (Pimred/PJ Harian Kompas), dan Valerina Daniel (News Anchor TVRI) sebagai moderator. 

Nice, go on...

Yang menarik guys, wawancaranya ini nggak dibatasi topik tertentu sehingga para pimred tadi bisa langsung melempar pertanyaan atas berbagai isu panas yang lagi jadi sorotan dalam dan luar negeri. Semua jawaban yang diberikan juga bersifat on the record dan bisa bebas dikutip dan ditayangkan di media. Adapun isu yang dibahas dalam wawancara selama hampir empat jam itu meliputi krisis demokrasi, intimidasi terhadap jurnalis Tempo, isu dwifungsi ABRI dengan pengesahan UU TNI, Tagar #IndonesiaGelap dan #KaburAjaDulu, aksi demonstrasi menolak dwifungsi TNI yang bermunculan di berbagai daerah, sampai dampak tarif Trump ke Indonesia. 

I am reading...

Leading up to the main discussion, kamu harus tahu dulu nih bahwa kalo menurut pakar komunikasi politik dari Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio, undangan ke pimred itu dipicu sama komunikasi publik pemerintah yang dirasa buruk. Pemerintah dinilai gagal memahami kemunculan berbagai tagar di media sosial, seperti #AdiliJokowi; #KamiBersamaSukaTani; #IndonesiaGelap, juga #KaburAjaDulu. Terkait hal ini, Pak Prabowo mengakui bahwa emang ucapan Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi terkait teror pengiriman kepala babi ke kantor media dan jurnalis Tempo teledor. Yep, kalo kamu inget, guys, Hasan ini bilang kalo kepala babinya dimasak aja (??)

Apa banget...

Selanjutnya, Pak Prabowo kemudian touch on isu pengesahan RUU TNI yang rame beberapa waktu belakangan ini. Beliau menegaskan bahwa RUU tersebut hanya mengatur perpanjangan usia pensiun anggota TNI aja guys, ga ada niatan untuk mengembalikan dwifungsi ABRI kayak yang selama ini kita khawatirkan. Pak Prabowo bahkan bilang bahwa beliaulah salah satu tokoh militer yang ikut mendorong supremasi sipil di era reformasi 1998. Jadi ga masuk akal kalo beliau justru mau balikin lagi militer ke dunia sipil.

Terus soal apa lagi?
Ga lain ga bukan soal Makan Bergizi Gratis (MBG) dong, yang selama ini jadi kebijakan jagoannya. Terkait kebijakan ini, Pak Prabowo bilang bahwa Insya Allah sih, program ini bakal berjalan sepenuhnya dan mencapai target sasaran penerima 100 persen pada November 2025 mendatang. Terus sejauh ini, udah ada tiga juta anak-anak yang menerima manfaat program ini. Pak Presiden juga mengaku bahagia karena MBG ini bisa terus berjalan walaupun awalnya banyak yang meragukan. 

Anything about the mass protests?

Yang RUU TNI kan? Nah kalo terkait hal itu, Pak Prabowo juga meminta kepada kita-kita supaya bisa menilai aksi demonya secara objektif. Menurutnya, emang sih menyatakan pendapat itu dilindungi konstitusi, tapi perlu diliat juga apakah demo tersebut murni atau ada yang bayar. Jadi ya harus objektif. Beliau juga menegaskan dukungannya supaya berbagai tindak kekerasan sama aparat dalam demonstrasi harus diinvestigasi dan diproses secara hukum. 

Mahal ugha bayar aksi demo di seluruh Indonesia...

Tapi serius, guys, dalam kesempatan ini, Pak Prabowo mengungkapkan bahwa beliau pengen ketemu sama para tokoh-tokoh di balik tagar #IndonesiaGelap sama #KaburAjaDulu tapiiii secara tertutup or private aja. Presiden bilang pengen dialog dan ngebahas bareng apa yang bisa dilakuin biar Indonesia nggak gelap lagi. Nah, keinginan Presiden yang satu itu langsung direspon sama beberapa pihak, misalnya Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI). Menurut ketua PBHI, Julius Ibrani, ruang diskusi yang ditawarin sama Presiden Prabowo udah baik tapi bakal lebih afdol lagi kalau tetap transparan dan terbuka aja.

Can we move on to Trump's tariff?

Yes. Soal kebijakan barunya si Trump ini, Pak Presiden bilang bahwa jujur emang berat. Bakal ada berbagai sektor industri yang terdampak, terutama di bidang industri tekstil, sepatu, garment, dan furniture. However, beliau bilang bahwa Indonesia bakal cari pasar baru sebagai alternatif supaya nggak terlalu bergantung sama AS sebagai pasar ekspornya.

I see. Anything else?
Yes. Salah satu part menarik dari wawancara berjam-jam sama jurnalis tadi adalah Presiden yang hinting ada naskah "karangan" RUU TNI yang beredar luas di masyarakat. Padahal naskah RUU TNI yang beredar dan diributin banyak orang itu didapetin warga dari website DPR sendiri. Jadi, buat mengantisipasi keresahan publik yang kecolongan soal RUU TNI yang tau-tau sah, Presiden udah minta Mensesneg buat publikasi naskah asli RUU Polri ke publik.

RUU KUHAP juga dong pak...

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.