Warga Aceh Tolak Kedatangan Pengungsi Rohingya

Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan

Now, let’s get you up to speed on…

Rohingya refugees.
Yoi. Nggak kelar-kelar deh masalah pengungsi Rohingya tuh. Bertahun-tahun terus berkelana cari tempat berlindung dan mengungsi, eh di tempat pengungsian juga nggak diterima sama warga lokal. Yep, ini yang terjadi sama ratusan pengungsi Rohingya yang hari Minggu kemaren sampai di wilayah Aceh. The thing is, warga Aceh diketahui menolak kedatangan mereka, guys.

Background pls. 
SureTo give you some background, jadi konflik pengungsi Rohingya ini udah jadi isu lama di kawasan ASEAN. Iya, mereka adalah orang-orang yang asli lahir dan besar di Myanmar, tapi nggak diakui sama negaranya sendiri. A lot of reasons caused this, misalnya karena emang Myanmar tuh Buddhist state yang warganya sangat homogen, jadi mereka liat Rohingya yang muslim dan doesn’t look like them itu sebagai “pengungsi ilegal” juga. Terus mereka emang ga diakui sebagai salah satu “Etnis Myanmar” dalam list etnis resmi yang dimiliki negara tersebut (Yep, they have such a thing!), dan finally, konflik berkepanjangan di Myanmar juga bikin isu mereka makin terpinggirkan dan eventually, etnis Rohingya makin terusir dari wilayahnya sendiri di Rakhine State, Myanmar.
 
🙁
Nah guys, yang perlu kamu pahami adalah, karena nggak diakui sebagai penduduk, mereka jadi nggak bisa dapat basic needs dan protection yang seharusnya di-provide sama Pemerintah Myanmar. Mereka ga bisa sekolah, kuliah, kerja, bahkan terus dikucilkan, dan diperlakukan seenak jidat sama pemerintah. Puncaknya di tahun 2017, wilayah mereka diserang sama militer Myanmar yang dalam serangan itu terjadi berbagai tindak kekerasan mulai dari kekerasan seksual, pembunuhan, penyiksaan, pembakaran rumah dll, so they don’t have other choices but to leave. Waktu itu, tercatat ada hampir 800ribu etnis Rohingya yang jadi pengungsi dan cabs dari Myanmar tanpa tau mo ke mana.

OMG. 
Jumlah ini kemudian menambah panjang daftar warga Rohingya yang udah lebih dulu ngungsi ke Bangladesh, Thailand, India, Nepal, sampai Indonesia. Data dari PBB sendiri menyebut ada total 1-1,5 juta pengungsi Rohingya yang tersebar di berbagai negara. Nah yang harus kamu tahu adalah, sekalipun udah keluar dari Myanmar nih, journey mereka mengungsi juga nggak berjalan mulus, guys.

What happened?
Mereka ditolak di mana-mana. Yep, as we all know sekarang kan berbagai negara udah mulai terbuka sejak pandemi Covid-19 ya. Negara-negara ini sekarang juga masih fokus memperketat kontrol mereka terkait border, guys. At the same time, banyak pengungsi ini yang bingung mau ke mana, ga betah di pengungsian, akhirnya hop on boats untuk pergi ke negara lain kayak Bangladesh, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia sendiri nih, tadinya warlok welcome-welcome aja sama para pengungsi Rohingya. Namun selama beberapa waktu terakhir sejumlah negara ini udah nggak mau nerima lagi. Not to mention para pengungsi yang sekarang udah stay juga dinilai nggak berkontribusi apa-apa terhadap negara mereka. Makanya sekalipun itu ratusan pengungsi udah sampai, auto disuruh puter balik lagi cari tempat pengungsian lain deh.

Terus kalau di Indonesia? 
Sama case-nya. Pengungsi Rohingya tuh beberapa kali sampai di daratan Indonesia lewat Aceh kan. Udah ada ratusan pengungsi yang diterima dengan baik dan ditempatkan di Balai Desa, dikasih makan tiga kali sehari, dikasih pelayanan kesehatan, yang gitu-gitu lah. Yang terbaru, hari Minggu kemarin banget nih, sebanyak tiga perahu pengungsi Rohingya berlabuh lagi di beberapa titik di Aceh. Ada yang di Bireuen, ada yang di Pidie, ada juga yang di Aceh Timur. Kalau ditotal-total, ada sebanyak 490 orang Rohingya yang nyampe kemaren. The thing is, warga Aceh diketahui menolak kedatangan pengungsi ini, guys.

Kok gitu??
Well, disampaikan oleh Kepala Desa Pulo Pineung, Bireuen, Mukhtaruddin namanya, pengungsi Rohingya ini ngerepotin mereka once udah tinggal di daratan, guys. Lebih jauh, disampaikan pula oleh Kapolres Lhokseumawe AKBP Henki Ismanto, image pengungsi Rohingya tuh udah jelek duluan di mata masyarakat Aceh. Mereka nggak bisa jaga kebersihan, nggak respect sama syariat Islam yang berlaku di sana, dll. Jadi ya gitu, karena nggak diterima, kapal-kapal ini udah bergerak lagi ke arah timur deh.

I see…
Nah penolakan warga terhadap pengungsi ini kan akhirnya jadi concern banyak pihak ya. Mulai dari pemerintah pusat, para pengamat, sampai organisasi internasional semuanya pada speak up. Adapun kalau menurut sosiolog dari Universitas Syiah Kuala, Siti Ikramatoun, emang ada gesekan yang terjadi selama ini antara warga lokal dengan para pengungsi, guys. Kayak banyak pengalaman nggak enaknya gitu. In that sense, menurut Siti, ya  warga pun punya  trust issue dong sama nih pengungsi.

Terus gimana dong?
Tapi ya gitu, organisasi internasional sekarang lagi nge-push Indonesia supaya menerima mereka lagi. Contohnya kayak Amnesty International Indonesia. Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid kemarin kan ngeluarin statement ya. Nah dalam keterangannya, Amnesty International Indonesia mendesak pemerintah pusat dan pemerintah Aceh buat segera menyelamatkan pengungsi Rohingya tanpa syarat dan mengizinkan mereka turun dengan selamat. Terus juga pemerintah didorong untuk memberikan bantuan kemanusiaan, plus nge-provide keselamatan dan tempat berlindung. “Mereka adalah saudara kita sesama manusia,” kalau kata Bang Usman.


I believe the government has a say….
Of course. Kemarin banget nih, disampaikan langsung oleh Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, pemerintah Indonesia tuh sebenarnya welcome-welcome aja sama kelompok Rohingya. Tapi ya masyarakat  juga harus bersedia. That being said, Pak Muhadjir pun menyebut pemerintah Provinsi Aceh dan pemerintah kabupaten setempat kudu segera cari jalan keluar.

…..
Kalau Kementerian Luar Negeri beda lagi nih, guys. Jubir Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal bilangnya yang harus dibenerin di sini tuh akar masalahnyaMeaning konflik di Rohingya harus selesai. Kalau nggak, ya masalah pengungsian kayak gini bakal terus berulang, katanya gitu. Dan ngungsinya justru ke Indonesia, negara yang nggak punya kewajiban buat menampung pengungsi. Iya, jadi untuk urusan pengungsi ini, PBB punya Konvensi Pengungsi 1951, yang ngatur soal gimana sih cara manage pengungsi kalo mereka dateng ke negara kita. Nah, Indonesia tuh nggak meratifikasi aturan itu, guys. Jadi kalo emang selama ini Indonesia menerima pengungsi, ya itu karena sebatas asas dasar kemanusiaan. Nggak lebih.

Got
 it. Anything else? 
Well, dari tadi ngomongin pengungsi Rohingya, sebenarnya tuh ada alternatif lain kalau udah ditolak gini, guys. Yep, sebagai implementasi dari Peraturan Presiden Nomor Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri, pemerintah Indonesia tuh harusnya kudu bisa kasih alternatif daerah lain kalau terjadi penolakan pengungsi. Menyikapi hal ini, Dinas Sosial Aceh juga masih nunggu instruksI, tapi ya itu tadi, secara hukum internasional, kita “ngga harus”… so yea..

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.