Admin
UTC
2 kali dilihat
0 kali dibagikan
When kampanye Pilpres went wrong….
Gara-gara posternya pada di-take down.
Ini dia yang rame banget diomongin netizen di internet, guys. Soal munculnya iklan Capres nomor urut 1, Anies Baswedan di sejumlah titik pake videotron gitu. Kamu yang di JKT udah liat belom? Hah? Belom sempat? Yahh sayang banget. Soalnya nih, nggak lama sejak iklan itu naik, iklannya harus di-take down lagi tanpa alasan yang jelas.
What? Background pls.
Sure. Jadi gini ceritanya, guys. As we all know, makin ke sini, tiga capres-cawapres kita tuh kan makin jadi sorotan ya. Pendukung mereka dari berbagai lapisan masyarakat pun masih dinamis nih naik turunnya. Banyak faktor sih yang memengaruhi hal ini, dan salah satunya, ya appearance mereka lewat baliho/poster yang dipasang di banyak ruas jalan seluruh Indonesia. *Asal jangan dipaku di pohon pls, kalau yang satu itu marah banget asli*. Nah yang harus kamu tahu adalah, baliho/poster/videotron yang memuat para paslon ini belakangan lagi rame gara-gara banyak yang di-take down, dicabut, ilang, tanpa alasan yang jelas. Paling baru, ya kasus videotronnya Pak Anies yang ujug-ujug gajadi tayang, guys.
Lah….
Kita bahas satu-satu deh ya. Mulai dari couple AMIN aka Anies-Muhaimin, Capres-Cawapres nomor urut 01. Well, kayak yang sempat kita bahas kemaren, gara-gara live TikTok kemaren, Park Ahn Nice dan Cak I Min ini berhasil menarik perhatian dan dukungan dari para millenial dan Gen-Z, khususnya para K-popers. Nggak tanggung-tanggung, para fans K-Pop yang bernaung di Olppaemi Project bahkan sampai nge-book sejumlah videotron di wilayah Jakarta dan Bekasi buat media promosi Pak Anies. Adapun pem-booking-an dilakukan selama satu bulan, dari tanggal 15 Januari sampai 21 Januari mendatang. Cuma ya gitu, guys, nggak berapa lama, videotronnya Pak Anies harus dihentikan.
Why??
Gatau. Adapun dalam keterangannya kemaren, Olppaemi Project selaku organizer sih bilangnya videotron itu nggak bisa lanjut tayang karena satu hal di luar kuasa mereka. Padahal nih ya, videotron itu di-book dan bisa tayang pake duit patungan dari komunitas itu sendiri. Iya, jadi buat bayar videotronnya itu, pihak panitia beneran pake duit mandiri dari pendukung tanpa ada campur tangan timnya AMIN sama sekali. Terharu sih ada dikit. Kayak, “Oh My God. Ini kan mahal,” gitu kata Pak Anies. Tapi dengar kabar soal videotronnya stop tayang, ya beliau menyayangkan juga, guys.
HMMM…
Dalam keterangannya kemarin, Pak Anies bilang masang-masang videotron kaya gini tuh sebenarnya bagian dari demokrasi. Termasuk mau milih capres yang mana, pendapatnya kayak apa, pilihan politiknya kayak apa, tuh harusnya dihormati, kata Abah. So, in that sense, kalau ada pihak yang nggak bisa menghormati pilihan orang lain, bahkan sampe nge-take down videotron begini, ya menurut Pak Anies pihak tersebut nggak bisa berdemokrasi aja. As simple as that sih ehe ehe.
Lagian siapa yang nge-take down sih….
Nah soal itu, let’s hear it from Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Jadi disampaikan kemarin oleh Plt Kepala Dinas Kominfotik DKI Jakarta Sigit Wijatmoko, urusan videotronnya Pak Anies itu bukan tanggung jawab mereka (??). Yep, to give you some little context, videtronnya Pak Anies ini dipasang di Graha Mandiri, Jakarta. Nah fasilitas videotron di Graha Mandiri itu dikelola swasta, bukan pemerintah. Jadi ya salah alamat kalau ngelapor ke mereka mah. Mending langsung ke Bawaslu aja karena kontennya juga related to Pemilu kan.
Terus, dilaporin ga?
Of course. Kapten Timnas AMIN, Muhammad Syaugi Alaydrus udah menegaskan bahwa pihaknya bakal menindaklanjuti kejadian ini, gengs. Iya, tim hukum mereka bakalan gerak ngelapor ke KPU dan Bawaslu. Lebih jauh, Pak Syaugi juga menyebut masyarakat tuh harus bisa mengawal Pemilu ini dengan bener-bener baik, dan supaya persaingannya beneran sehat. Jadi nggak ada lagi ketidakadilan, nggak ada ketidakbenaran, dan Politik Riang Gembira beneran bisa exist gitu.
Aaaand, this kind of thing happened to everyone?
Kalau 03 gimana?
Maksud???
WKWKWKWK. Yaudah, wrap it up dulu coba…
Aaaand, this kind of thing happened to everyone?
Yep, paslon lain juga sama, guys. Kayak 02 misalnya. Nih yah, beberapa waktu lalu, sebelum Tahun Baru kemaren, sempat viral banner-nya Prabowo-Gibran yang dipasang di atas pos kantor polisi, tepatnya di pos polisi 905 Jalan Raya Pacing, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Menyikapi hal ini, pihak Bawaslu Mojokerto sih bilangnya baliho tersebut nggak ada kaitannya sama kepolisian, tapi emang pure vendornya aja yang naro di situ. Terus karena juga dinilai melanggar estetika, ngga lama baliho tersebut dicabut deh.
Kalau 03 gimana?
Sama juga. Pasangan Ganjar-Mahfud mengalami berbagai kejadian baliho dicopot udah berkali-kali di sejumlah wilayah yang berbeda. Nggak cuma sekadar dicopot, poster dan baliho Ganjar-Mahfud bahkan tiba-tiba ilang gitu aja, guys, di Bali, Banten, Boyolali, dll. Kalau kata PDI Perjuangan selaku partai utama pengusung Ganjar-Mahfud sih, “Cie ketar-ketir ya?”
Maksud???
Iya, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto bilangnya pencopotan baliho Ganjar-Mahfud itu emang sengaja dilakukan sama sejumlah oknum yang cemas, khawatir, takut kalau elektoral Ganjar-Mahfud bakalan naik gara-gara poster itu. Apalagi yang di case Banten tuh, di mana Pak Mahfud beberapa waktu lalu sempat datang ke rumahnya ulama yang berpengaruh di sana. Dipasang baliho, eh tau-tau ilang. Jadi kayak, “Paansi? Takut banget 03 menang di Banten?” Jadi ya gitu, deh. Kalau balihonya Mas Ganjar yang dicium ibu-ibu mah aman, guys. Nggak dicopot wkwkwk.
WKWKWKWK. Yaudah, wrap it up dulu coba…
Again, jadi intinya tuh gitu, guys. Ya namanya Pemilu emang ada aja dramanya, termasuk drama intimidasi copot-copot baliho kayak gini. Tapi yang pasti, kalau kata Presiden Joko Widodo mah, yang namanya copot-copot baliho yuh harus izin dulu sama partai politik yang bersangkutan, nggak bisa tuh langsung dicabut, apalagi sampai ngilang nggak ada jejaknya lagi. Biar nggak salah paham, dan nggak ada miskomunikasi, cenah.