Usulan RUU 5 Tahun Ke Depan

Admin
UTC
45 kali dilihat
0 kali dibagikan

When you're wondering apa aja kerjaan DPR lima tahun ke depan...

Bikin Undang-Undang dong

Sumpah ini sih yang harus kita kawal terus ygy. Jangan sampe ada ketuk palu tengah malem (iykyk). Yep, Selasa kemarin nih (12/11), bapak ibu anggota DPR RI udah mulai tuh mengusulkan Rancangan Undang-Undangan apa aja yang mau dikerjain selama lima tahun ke depan. Yep, urusan negara ini kan banyak yah, dan semuanya perlu aturan. Di sinilah peran bapak ibu anggota legislatif ada guys, yaitu sebagai pembuat undang-undang. Scroll down to find out…


Hold on. I need some background. 

You got it. For starters, kamu harus tahu bahwa salah satu main duty-nya DPR adalah bikin undang-undang, dan itu soal apa aja! Semuanya! Yep, kamu yang sekarang lagi berjuang CPNS misalnya, ntar pas jadi PNS, A-Z hak, kewajiban, dan tugas-tugasmu diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN. Terus Kamu yang budak korporat? Juga ada tuh UU Cipta Kerja. Ketentuan anak sekolah? Ada di UU Nomor 20 Tahun 2003. Sampe aturan soal guru dan dosen pun ada di UU Nomor 14 Tahun 2005. Segala Undang-Undang ini disahkan DPR, ya simply karena itu emang kerjaan mereka. Dan ngerjainnya of course nggak sebentar.


I am reading….

Iya, nggak sebentar. Misal untuk periode sekarang nih, sampai lima tahun ke depan, segala UU yang mau dikerjain tuh harus di-plan dulu dari sekarang. Flow-nya tuh gini: Start dari Komisi-Komisi di DPR ya. Komisi di DPR kemudian mengusulkan ke Badan Legislasi DPR, “Nih pak, kita harus bikin Undang-Undang soal ini nih. UU yang ini harus dikerjain cepet nih, udah didesak masyarakat juga soalnya,” gitu kan. Terus, sama Baleg ntar di-filter, “Yang ini oke nih. Cuss masukin ke list”. In that sense, Badan Legislasi ntar bakal menyusun yang namanya Program Legislasi Nasional aka Prolegnas. Kalau disetujui di Rapat Paripurna, mulai deh tuh proses crafting dalam bentuk Rancangan Undang-Undang. Minta pendapat ahli, dengerin aspirasi masyarakat, revisi, dll. Sampai akhirnya naik ke Sidang Paripurna dan disahkan jadi Undang-Undang.


Paham….

Nah saat ini, di periode ini, bapak ibu DPR tuh udah mulai masuk ke step awal tadi, which is mengusulkan RUU apa aja yang harus dikerjain. Iya, Selasa (12/11), Ketua Baleg DPR RI, Bob Hasan menggelar rapat dengan pimpinan komisi-komisi di DPR, dari Komisi I sampai Komisi XIII. Sesuai flow-nya, Komisi I-Komisi XIII kemaren mengusulkan RUU apa aja yang mau dikerjain selama lima tahun ke depan. Nggak cuma itu, dari RUU itu, ada juga yang diusulkan kudu selesai tahun depan di 2025, namanya RUU Prioritas.


Gimme all the details….

Sure. Jadi emang ada beberapa RUU yang dari kemaren udah kita omongin diusulkan masuk ke Prolegnas dan bahkan jadi RUU Prioritas. Salah satunya, adalah RUU Penyiaran. Yang harus kamu tahu adalah RUU Penyiaran ini dikecam banyak pihak, guys, karena banyak yang menganggap kebebasan pers terancam di sini.


Serius?

Yep. Di draf yang terakhir yang direvisi di Maret 2024 lalu, ada banget tuh di-mention DPR bakal melarang media melakukan investigasi, biar mimin dan temen-temen mimin di media nggak bisa membongkar penyelewengan (???), dan supaya mimin dan temen-temen mimin di media nggak bisa memengaruhi opini publik atas penyidikan perkara yang dilakukan aparat penegak hukum. Padahal namanya negara demokrasi, core-nya ya ada di keterbukaan informasi kan. RUU ini yang kemarin diusulkan Komisi I masuk jadi RUU Prioritas 2025, guys.


OMG…..

Disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI Ahmad Heryawan, RUU ini kudu segera kelar karena emang udah stuck selama lebih dari satu dekade. Jadi UU-nya bakal direvisi. Nah selama proses revisi ini, Kang Aher bilang tetap perlu partisipasi publik kok, guysIn his words: "Revisi peraturan harus mendengar aspirasi dan melibatkan partisipasi publik yang bermakna, memberikan ruang kebebasan, berekspresi dan tetap sejalan dengan dengan nilai Pancasila dan budaya Indonesia."


HMMM terus RUU apa lagi yang masuk? 

Nah kalau RUU Penyiaran tadi kan stuck tapi emang ditentang banyak pihak kan. Ada juga yang didukung jutaan masyarakat Indonesia buat buruan disahkan, tapi stuck juga (alias, DPR u kerjanya ngapain sik?). Everybody, meetRUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga aka RUU PPRT. For context, dengan disahkannya UU PPRT, meaning mbak yang bantuin kita di rumah bakal dapat kepastian hukum, guys. Mulai dari hubungan kerja jadi lebih jelas, jaminan sosial dan kesehatannya ada, dsb. RUU ini udah berapa kali masuk Prolegnas DPR, cuma nggak pernah tembus sampe ke UU tuh. Kali ini, di 2024-2029, masuk lagi diusulkan Komisi IX. Mari kita kawal bersama ygy!


SIAP!!!!

Satu lagi yang harus kita bahas adalah RUU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan aka RUU LLAJ. RUU ini diusulkan Komisi V sebagai RUU Prioritas Tahun 2025 ygy. Kenapa sampe masuk prioritas, Ketua Komisi V, Lasarus ngeliatnya gini: UU LLAJ yang udah ada, UU Nomor 29 Tahun 2009, belum mengatur soal angkutan onlineMeanwhile, kita tahu banget ojol sekarang udah menjamur dan belum ada kepastian hukum untuk mereka. Sampe Ketua Komisi V, Lasarus bilang DPR terus didesak sama abang-abang ojol supaya angkutan online masuk ke RUU Angkutan Jalan.


I see…..

Selain itu, RUU LLAJ ini juga dinilai penting since banyak banget kecelakaan di jalan yang terjadi ya. Pak Lasarus ambil contoh kayak kecelakaan beruntun di Tol Purbaleunyi yang kemaren itu. Diduga kan kecelakaan itu terjadi gara-gara si truknya kelebihan kapasitas ya. Nah, muatan kapasitas ini yang nantinya bakal diatur lewat RUU LLAJ terbaru ini, guysIn his words, Pak Lasarus bahkan bilang, “Kalau tidak kita ikat dengan Undang-undang karena ada banyak kewenangan, contoh barangkali pimpinan perlu saya sampaikan supaya ini tidak menjadi perdebatan yang berat nantinya."


Ok. Perampasan aset gimana perampasan aset?

Nah ini. Dari Draf Usulan Prolegnas yang mimin terima, nggak ada tuh RUU Perampasan Aset masuk ke situ. Boro-boro masuk Prolegnas, Wakil Ketua Baleg, Ahmad Doli Kurnia bahkan mengusulkan diksi “perampasan” di sini diganti jadi “Pemulihan”. Yep. Di sini Bang Doli nge-refer ke United Nations Convention Against Corruption ya, di mana di situ ada istilah stolen asset recovery, guys. “Recovery kan pemulihan,” katanya gitu Terus, usulan Bang Doli ini kemudian dikecam banyak pihak.


?????

Disampaikan oleh mantan penyidik KPK, Novel Baswedan, kalau diksinya diganti dari perampasan jadi pemulihan, roh perjuangan RUU ini ya bakal ilangguys. Yep, Pak Novel ngeliatnya RUU Perampasan Aset tuh bukan cuma soal nyita-nyita barang, tapi lebih ke gimana negara bisa memberantas korupsi secara optimal. Tapi ya gitu, dalam rangka memberantas korupsi, RUU ini tetap nggak masuk ke Prolegnas DPR RI, guys. Bahkan, pengamat hukum Hardjuno Wiwoho ngeliatnya, “Ya emang DPR aja yang nggak serius bahas RUU ini."


…..

Meanwhile from the government’s side, diketahui Menko Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra sempat ketemuan sama Pimpinan KPK untuk ngebahas soal RUU Perampasan Aset ini. Karena KPK juga pengen RUU-nya buru-buru disahkan kan. Jubir KPK, Tessa Mahardika bahkan bilang RUU ini” "Penting bagi Indonesia, tidak hanya KPK saja. Penting bagi Indonesia, penting bagi penegakan hukum, apalagi Presiden Bapak Prabowo Subianto juga menekankan betul terkait permasalahan korupsi ini," gitu. Sampai berita ini ditulis, belum ada keterangan apapun dari Komisi III yang ngurusin Hukum dan HAM, atau Baleg kenapa RUU Perampasan Aset di-skip.


So, where are we going from here? 

Balik lagi ke poin awal. Segala RUU yang dari tadi kita omongin ini sifatnya baru usulan ygy. Prolegnas-nya sendiri belum disusun. Ketua Baleg DPR RI, Bob Hasan menyebut daftar Prolegnas periode 2024-2029 ntar bakal diputuskan di akhir bulan ini. “Dimungkinkan dari tanggal 20 sampai 30 November,” gitu lah katanya. Jadi ya just wait and see aja.


Now wrap it up pls….

Well, sebelum memutuskan daftar Prolegnas, para peneliti sih bilangnya Prolegnas ini harus ngeliat kebutuhan masyarakat guys. Yep, hal itu disampaikan oleh peneliti Bidang Hukum dari The Indonesian Institute, Christina Intania. Mbak Christina menyebut Prolegnas ini harus bisa memenuhi kebutuhan hukum masyarakat. Dan, urgensinya pun kudu harus diliat juga. Biar apa, ya biar UU yang dihasilkan juga bisa menjawab permasalahan masyarakat. In that sense, perlu dipantau nih gebrakan-gebrakan baru di DPR bakal kayak apa.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.