Unsur SARA Pada Rapat Komite I DPD RI

Admin
UTC
2 kali dilihat
0 kali dibagikan

When there’s no room far SARA in this country…

Because it’s really uncool, Pak Senator…
Huft, here we go again, boomers dan sikapnya yang bikin “hahhh?”. Yep guys, jadi kemarin banget nih, Anggota DPD RI dari Bali bernama Arya Wedakarna dipolisikan sama sejumlah aktivis dan Direktur Lombok Global Institut NTB, Fihiruddin ke Polda Nusa Tenggara Barat (NTB). Laporan ini dibuat gara-garanya Pak Arya yang dituding menyinggung soal SARA lewat ucapannya pada rapat Komite I DPD RI utusan Provinsi Bali bersama jajaran bandara Ngurah Rai, Bea Cukai, dan instansi terkait di kantor Bandara Ngurah Rai, Bali pada Jumat kemarin.

Tell me everything…
You got it. Jadi Pak Arya ini belum lama viral banget guys di medsos lewat sebuah cuplikan video gitu. Yep lewat penggalan-penggalan video itu, Pak Arya bikin kontroversi netizen lewat statement yang diucapkan soal beliau maunya yang jadi frontliner di Bali tuh yang rambutnya terbuka, bukan yang tertutup-tertutup gitu. We are not the middle east, ceunah…

WIWWWW No English no USA 
gatu…
Iya kan, jadi inget meme itu. Anyway jadi, pas itu tuh Pak Arya lagi kasih arahan buat petugas Bea Cukai buat memprioritaskan putra-putri terbaik Bali jadi frontliner di Bandara Ngurah Rai. Nah di dalam potongan video yang beredar di sosmed, Pak Arya ini ngomongnya pake nada tinggi gitu, dan statement inilah yang dipermasalahkan warga +62.

Yep, statement Pak Arya ini juga sempet bikin rame timeline medsos, guys. Malahan nggak cuma di medsos aja nih yang rame, Ketua Harian Bidang Hukum Majelis Ulama Indonesia aka MUI Bali, Agus Samijaya juga kasih statement menanggapi omongan Pak Arya. Pak Agus menyayangkan sikap Pak Arya sebagai senator yang justru mengganggu keharmonisan umat beragama di Bali. Lebih lanjut, Pak Agus juga bilang kalo sampe saat ini, MUI sebagai kelembagaan umat belum mengeluarkan sikap resmi dari kasus ini.

Udah ada klarifikasi belom nih?
Yesss, udah guys. Jadi Selasa kemarin, Pak Arya ini upload video di Instagram-nya yang berisi klarifikasi dirinya soal potongan-potongan video yang tersebar di medsos. Pertama, senator ini menjelaskan kalo video viral yang sekarang tersebar di masyarakat tuh udah dipotong sama orang-orang yang nggak bertanggung jawab. Padahal menurut Pak Arya, doi cuma pengen mengedepankan ciri-ciri kebudayaan Bali. Hal ini sebenernya juga udah tertuang pada Perda Bali Nomer 2 Tahun 2012 tentang Pariwisata Bali yang berlandaskan kebudayaan yang dijiwai oleh agama Hindu.

Terus-terus…
Ya pokoknya di rapat itu Pak Arya tuh menekankan dalam menyambut para pengunjung ke Bali, petugas pemeriksaan Bea Cukai bisa pake bije atau beras suci, gitu. Nggak lupa, standarnya video-video klarifikasi, ada part di mana Pak Arya minta maaf juga dong. Di situ Pak Arya bilang misal ada pihak-pihak yang tersinggung sama ucapannya, beliau selaku masyarakat Bali dan Anggota DPD RI meminta maaf.

Dimaafin nggak nih?
Hhmmm, bebas aja sih guys, kalo kamu. Soalnya kemarin banget nih, Pak Arya ini justru dilaporkan ke Polisi karena ucapannya tadi. Direktur Lombok Global Institut NTB, Fihiruddin beserta sejumlah aktivis membuat laporan ke Polda NTB setelah menilai pernyataan Pak Arya berpotensi mencederai kehormatan lembaga legislatif. In his words, Fihiruddin juga bilang, “Dengan adanya laporan ini, kami harap penyidik Polda NTB untuk segera bertindak untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.”

Anything else I should know?
Well, ternyata nggak sekali ini aja nih Pak Arya munculin kontroversi di tengah masyarakat. Tercatat, seenggaknya Pak Arya ini udah beberapa kali dilaporkan ke Badan Kehormatan Dewan DPD dan kepolisian. Mulai dari laporan Ketua DPP PKB, Muhammad Lukman Edy pada 2017 lalu soal provokasi Pak Arya tentang ceramah Ustaz Abdul Somad. Terus ada Aliansi Masyarakat Peduli Bali yang laporin Pak Arya pada 2020 lalu soal dugaan pelecehan Sulinggih dan memalsukan identitas dengan mengaku sebagai Raja Majapahit. Di tahun yang sama, Pak Arya juga dilaporkan atas dugaan penodaan agama Hindu.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.