Now, it's about Harvard vs. Trump...
Yes guys, gebrakan Trump memang ga pernah abis sejak beliau jadi Presiden Amerika Serikat. Kini, Trump baru aja mengumumkan bahwa pemerintahannya bakal membekukan dana hibah multi tahun senilai US$2,2 miliar (Rp36 triliun) juga kontrak multi-tahun senilai US$60 juta (Rp1,01 triliun) untuk kampus bergengsi Harvard University.
Hah kenapa?
Well, keputusan ini diambil setelah Harvard menolak aturan-aturan dari Trump soal apa yang boleh diajarin di kampus, apa yang ga boleh, gimana ngajarnya, sampe terkait aktivisme kampus yang tentunya banyak yang memprotes Trump. In his words, "Harvard is a JOKE, teaches Hate and Stupidity, and should no longer receive Federal Funds." Merespons berbagai permintaan Trump ini, Presiden Harvard Alan Garber menjawab, "No government - regardless of which party is in power - should dictate what private universities can teach," gitu, guys. Ga ketemu deh.
Tapi, emang permintaan Trump tuh apa aja sih?
Well, salah satu yang paling di-highlight adalah kebijakan anti-Semitisme yang menurutnya udah begitu menjamur di kampus-kampus Amerika (apa banget lu Trumppp). Dan sebenernya guys, Harvard udah ngikutin permintaan ini. Mereka mengabulkan permintaan Trump untuk membentuk gugus tugas antisemitisme di dalam kampus, dan membekukan inisiatif terkait Religion, Conflict, and Peace karena dinilai anti-Israel. Selain itu, Harvard juga udah menyelesaikan dua tuntutan hukum terkait antisemit yang digugat oleh dua orang mahasiswanya yang beragama Yahudi. Tapi tetepppp, dana mereka dibekukan Trump.
Jadiii, ini semua terkait Gaza?
Bisa jadi. Karena emang walaupun Harvard ini kampus yang traditionally white dan... tradisional, tapi belakangan, aktivisme mendukung Gaza udah mulai muncul di sana. Misalnya, berdirinya gerakan Harvard Out of Occupied Palestine (HOOP) pada April 2024 yang menuntut supaya Harvard bisa melepaskan diri dari perusahaan senjata dan perusahaan yang berafiliasi sama Israel. Sebulan setelahnya baru dicapai kesepakatan antara pihak kampus dan pengunjuk rasa buat mengakhiri perkemahan yang merupakan bentuk protes. Mahasiswa menganggap kampus udah setuju sama tuntutan mereka, sedangkan dari pihak kampus menyatakan setuju buat lebih transparan soal dana abadinya.
OK. Back to Trump's demands...
Well, it's not only about antisemitism, guys. Jadi awalnya, pihak Universitas menerima surat a.k.a threat dari gugus tugas federal berisi sepuluh butir tuntutan yang menguraikan soal kebijakan tambahan yang bisa mastiin hubungan keuangan antara Harvard sama pemerintah federal tetap lancar jaya. Beberapa mandat dalam surat yang dikirim pemerintah, misalnya penghapusan program keberagaman, kesetaraan, juga inklusivitas Harvard; pelarangan masker pada protes kampus; reformasi perekrutan dan penerimaan mahasiswa berbasis prestasi, hingga pengurangan kekuasaan ke staf kampus dan fakultas yang mendukung aktivisme mahasiswa. Poin-poin tuntutan ini diyakini bakal efektif menekan persebaran paham antisemitisme di lingkungan kampus.
FASIS banget Trump gila.
Ya makanya kan. Presiden Alan menyatakan kalau pihaknya udah kasih tahu pemerintah lewat penasihat hukum mereka bahwa Harvard nggak akan menerima perjanjian yang udah diusulkan. Intinya sih Harvard menyatakan tegas nggak akan menyerahkan independensi dan hak konstitusionalnya. Menurut doi, pemerintah juga nggak boleh ikut campur terhadap siapa-siapa saja yang boleh diterima atau dipekerjakan di lingkupnya, juga bidang studi atau penelitian apa saja yang boleh atau nggak boleh ditekuni di sana.
Terus, White House adan komentar?
Yep. Jubir Gedung Putih Karoline Levaitt menjelaskan bahwa Trump berupaya membuat pendidikan tinggi lebih hebat dengan membabat habis antisemitisme di lingkup kampus. Doi juga mention bahwa Harvard atau lembaga mana pun yang melanggar Title VI secara hukum nggak memenuhi syarat untuk dapat pendanaan dari pemerintah. Lalu, pada Selasa (15/4), Trump mengancam lagi bakal mencabut status bebas pajak Harvard dan menyatakan bahwa Harvard harus minta maaf karena sudah menolak tuntutan pemerintah. Dalam keterangannya, Trump bilang bahwa doi pengen melihat permintaan maaf Harvard atas antisemitisme yang terjadi pada mahasiswi Yahudi Amerika di kampus mereka.
Are there any supports from other universities?
Yep, pada Selasa (15/4) beberapa lembaga pendidikan tinggi lain di AS kaya Princeton sama Stanford kasih dukungan atas sikap Harvard menolak tuntutan pemerintah. Dukungan dari Presiden Universitas Princeton, Christopher Eisgruber, diunggah ke media sosial, isinya mengajak orang-orang untuk membaca teguran dari presiden Harvard atas tuntutan pemerintah. Meanwhile, Presiden Universitas Stanford, Jonathan Levin dan Provost Jenny Martinez menyatakan dukungan penuh ke Harvard yang sudah mencerminkan tradisi kebebasan Amerika yang perlu dipertahankan.
What are the reactions to Harvard's conflict with Trump?
Yep, beef between Harvard vs Trump ini direspons sama beberapa pihak, salah satunya Mantan Presiden AS, Barack Obama. Dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (15/4), Harvard udah kasih contoh buat lembaga pendidikan tinggi lain buat menolak upaya nggak sah dan nggak fair buat mengekang kebebasan akademiknya. Selain itu, dalam unggahan pernyataannya di akun X-nya, Gubernur Massachusetts, Maura Healey, kasih ucapan selamat ke Harvard karena udah stand up for themselves. Penolakan Harvard terhadap tuntutan pemerintahan Trump yang dibalas dengan pembekuan dana hibah jadi bukti perlawanan terhadap penindasan lembaga pendidikan.
I see. Anything else?
Yes, nggak hanya Harvard yang jadi target pemerintahan Trump, gaes. Selama beberapa minggu terakhir, pemerintah AS udah menangguhkan dan membekukan pendanaan buat beberapa universitas di AS kayak Princeton, Cornell, dan juga Northwestern. Pada Jumat (11/4), Departemen Energi AS yang berperan mendanai banyak penelitian di berbagai universitas AS mengumumkan pembatasan universal pembiayaan berbagai proyek penelitian yang didukungnya. Dari kebijakan pembatasan itu pemerintah mengkalim menghemat anggaran sebesar US$405 juta/tahun. Merespons kebijakan itu, sembilan universitas dan tiga badan perwakilan lembaga pendidikan tinggi mengajukan gugatan hukum atas pembatasan yang diberlakukan.