Now, when Trump is against everyone...
Yes guys, Trump ini kayaknya semua orang diberantemin kecuali sesama white people, ya. Kali ini, lawannya adalah Harvard University, kampus elit legendaris yang terletak di Cambridge, Massachusetts yang udah berhasil menelurkan banyak alumni keren, di antaranya Barack Obama, Nah, baru aja pada Kamis lalu (22/5), trump mengumumkan bahwa Harvard dilarang menerima mahasiswa internasional. Ga itu aja, siswa internasional yang lagi kuliah di sana juga disuruh berhenti dan balik ke negara masing-masing.
Sakit jiwa.
Asli. Jadi kamu harus tahu guys bahwa beef antara Trump dan Harvard ini dimulai dari Maret lalu, di mana Trump ujug-ujug ngumumin bahwa pihaknya bakal me-review dana negara yang dikasih ke Harvard. Hasilnya, Harvard dibilang ngga mampu melindungi mahasiswanya yang beragama Yahudi dari diskriminasi anti-semitisme. Karena itulah, Trump langsung ngebekuin US$9 miliar kontrak kerja dan grants buat Harvard dari pemerintah federal.
Gini nih kalo punya presiden halu...
Bener. Sebenernya guys, abis nge-freeze itu, pemerintahannya Trump sempet kirim surat ke Harvard dan memerintahkan kampus paling tua di AS itu untuk mengubah kebijakannya dalam hal keberagamannya. Mereka juga menuntut Harvard supaya menggunakan grant yang mereka dapet dari pemerintah buat kepanjangan tangan kebijakannya Trump. Hal ini kemudian langsung ditolak Harvard, dong. Dalam keterangannya, Harvard bilang bahwa mereka ngga akan nurut pada aturan yang melanggar hak konstitusional.
Wew...
Nah, cherry on top-nya adalah, pada awal Mei kemarin, Trump ujug-ujug lagi minta data lengkap semua international students yang lagi kuliah di Harvard. Harvard ga ngasih, dan cuma ngasih nama-nama serta status visa mereka. Abis ini deh, Trump langsung mengeluarkan kebijakan yang melarang Harvard menerima mahasiswa dari luar negeri, dan harus menghentikan perkuliahan mereka yang udah di sana.
Sedih banget pasti para mahasiswa ini...
Harvard-nya juga, guys. Hal ini karena karena persentase mahasiswa asing di Harvard mencapai 27% dari total mahasiswanya atau hampir 7.000 orang yang berasal dari 147 negara di dunia. Not to mention, mahasiswa asing juga bayarannya jauh lebih mahal dibanding mahasiswa dalam negeri. Jadi double kill banget, kan.
Lagian katanya AS nih si paling demokrasi...
Mehehehe udah engga, guys. Menurut Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kristi Noem, Harvard udah jadi kampus yang memupuk kebencian antisemitisme, dan berkoordinasi sama Partai Komunis China. Hal ini dikaitin sama penolakan Harvard buat kasih catatan rinci soal data para mahasiswa internasionalnya tadi.
Obsessed banget si Trump sama data mahasiswa internasional
Banget, guys. Trump menuduh banyak mahasiswa asing di Harvard yang sangat anti-yahudi dan situasi ini enggak bisa ditolerir lagi. In his TRUTH post: "Why isn't Harvard saying that almost 31% of their students are from FOREIGN LANDS, and yet those countries, some not at all friendly to the United States, pay NOTHING toward their student's education, nor do they ever intend to. Nobody told us that."
Terus, gimana respons Harvard?
Enggak diem aja, Harvard ngajuin gugatan ke Pengadilan Distrik Amerika di Massachusetts pada Jumat (23/5). Dalam keterangannya, Harvard bilang bahwa yang dilakukan Trump adalah upaya untuk melanggar hak Amandemen Pertama universitas yang bakal mengubah operasional kampus. Yep, pelarangan mahasiswa Internasional sama aja mendorong Harvard kehilangan seperempat dari mahasiswanya. Lebih lanjut, Presiden Harvard, Alan M. Garber mengecam tindakan pemerintah Trump "We condemn this unlawful and unwarranted action," tegasnya dalam suratnya.
So, what's next?
Okay, merespons putusan pemerintah yang ekstrem terhadap Harvard, Hakim Distrik AS, Allison D. Burroughs langsung mengeluarkan perintah penangguhan sementara putusan ini pada Jumat (23/5). Langkah ini dianggap Garber sebagai langkah krusial buat melindungi hak dan kesempatan para mahasiswa dan cendekiawan internasional Harvard untuk mempertahankan status dan komunitas kampus. Lebih lanjut, Garber menyatakan sidang penentuan perpanjangan perintah penangguhan dijadwalkan digelar pada Kamis (29/5).
What's the impact of this action?
Efeknya enggak cuma ke Harvard aja, tapi juga ke sistem pendidikan tinggi Amerika secara keseluruhan gaes. Mahasiswa internasional yang membayar biaya kuliah penuh punya peran penting dalam finansial Harvard. Dari biaya pendidikan itu ada subsidi pendidikan buat mahasiswa domestik juga dukungan buat pengembangan research. Menurut keterangan Association of International Educators (NAFSA), ada lebih dari 1,1 juta mahasiswa internasional di Amerika yang menyumbang US$44 miliar dolar buat perekonomian Amerika. Selain itu, dana itu juga mendukung 378 ribu pekerjaan di tahun akademik 2023-2024. Kalau Student and Exchange Visitor Program (SEVP) a.k.a program pertukaran pelajar internasionalnya dihentikan maka dana abadi Harvard juga bakal terdampak signifikan.
I see. Anything else?
Yes, putusan pemerintah Trump juga direspons sama pemerintah kita, nih, gaes. Menurut keterangan Kepala Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi di Kemendiktisaintek, Henri Togar Hasiholan Tambunan, pihaknya tengah menyusun langkah antisipasi atas kebijakan Trump. Lebih lanjut, Henri menyatakan ada 136 mahasiswa asal Indonesia dari berbagai jenjang yang kuliah di AS dengan beasiswa Kemendiktisaintek, belum termasuk mereka yang akan mulai berkuliah di 2025 dan penerima beasiswa LPDP Kemenkeu.
Gajadi daftar Fulbright dulu deh empat tahun ke depan ini, emhehehee...