Tokyo Kurangi Jam Kerja Demi Angka Kelahiran

Admin
UTC
19 kali dilihat
0 kali dibagikan

Who's singing "I'll do anything for you baby..."

Tokyo Metropolitan government.

Iya deh guysliterally pemerintah kota Tokyo will do anything for babies... literally bayi. Salah satunya adalah mengurangi jam kerja jadi empat hari aja.


HAH?

Yep beneran. Pemerintah Kota Tokyo baru aja memperkenalkan rencananya untuk memberlakukan kebijakan empat hari kerja untuk pekerja pemerintah aka PNS. Adapun kebijakan ini diberlakukan demi meningkatkan angka jumlah bayi baru lahir yang dalam beberapa tahun terakhir ini terjun bebas banget.


Tell me more.

Well, adapun kebijakan ini baru bakal dimulai April mendatang, di mana PNS di Pemkot Tokyo bakal dapet waktu libur sebanyak tiga hari dalam seminggu. Selain itu, pihak pemkot juga mengumumkan bahwa orang tua yang anaknya di kelas satu sampai tiga SD itu boleh pulang duluan untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak dengan gaji yang dipotong sedikit aja. 


Nice...

Iya guys, hal ini ngga lain untuk meningkatkan angka kesuburan aka fertility rates di Jepang yang menurun terus. Kata Gubernur Tokyo Yuriko Koike, "Now is the time for Tokyo to take the initiative to protect and enhance the lives, livelihoods, and economy of our people during these challenging times for the nation.” 


Challenging times?

Ya si low record fertility rates tadi. Jadi guys, kamu harus tahu bahwa untuk mempertahankan populasi, masyarakat simply perlu punya anak. Meanwhile kelahiran baru di Jepang cuma 727.277 bayi, aka ngga nyampe sejuta jiwa. Hal ini bahaya banget, karena kalo di rata-ratain, cewek Jepang fertility rate-nya ada di angka 1,2. Padahal kalau mau jumlah populasinya stabil aja, fertility rate-nya harus di angka 2,1.


Waduuu terus gimana dong?

Makanya, pemerintah Jepang lagi getol banget memberlakukan kebijakan yang bisa meningkatkan jumlah bayi baru lahir, dari mulai dengan kampanye meminta anak-anak muda supaya memulai punya keluarga dan anak di usia yang lebih cepat, paternity leave, hingga bikin kebijakan insentif-insentif kayak gini. Tapi ya emang kondisinya udah parah guys, sampe Bulan Juni lalu, jumlah angka bayi baru lahir kembali menyentuh the new low.


Kok bisa sih mereka begitu?

Well, menurut para ahli sosiologi, keengganan anak muda di Jepang untuk punya anak dan keluarga tentunya disebabkan oleh banyak hal, seperti jam kerja yang gila-gilaan hingga kenaikan biaya hidup. Tapi hal ini bener-bener bahaya guys, karena khawatirnya, dalam beberapa tahun ke depan akan lebih banyak orang tua di Jepang dibanding anak muda yang produktif. Jadi ini buruk ga cuma buat society dan populasi, tapi ekonomi juga.


Sad :( Anything else?

Well, kamu perlu tahu bahwa kecenderungan low birth rate ini ga cuma terjadi di Jepang, tapi juga di banyak negara lain kayak China, Korea Selatan, negara Uni Eropa, hingga Amerika Serikat. Indonesia juga loh btw. Menurut data dari BPS, diketahui jumlah kelahiran di Indonesia berada pada angka 4,62 juta di tahun 2023. Angka ini tuh turun banget dari tahun sebelumnya di mana kelahiran mencapai 4,65 juta. Terus jumlah ini juga udah turun guys, dari data 10 tahun sebelumnya di mana pada tahun 2013 angka jumlah kelahiran mencapai 4,95 juta kelahiran.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.