Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan
For when you’ve been looking forward to hearing all about: All England 2021.

Yes, please!
Sure. It all started last week, ketika tim badminton Indonesia ‘dipaksa’ mundur dari turnamen badminton bergengsi All England 2021.
What? Whyyyyyy?
Karena mereka satu pesawat sama penumpang yang positif covid-19 ketika melakukan penerbangan dari Istanbul, Turki, ke Birmingham Inggris pada Jumat (12/3).
Hold on. Tell me everything.
Ok. Jadi kan namanya juga All England ya gengs, yha turnamen tahunan ini emang selalu digelar di Inggris. Nah sesuai jadwal, timnas Indonesia kemudian terbang ke Inggris dan mendarat di Birmingham pada Sabtu (13/3) lalu. FYI guys, sebelum terbang, anggota timnas udah mengirimkan hasil tes covid-19 dan sertifikat bahwa mereka udah divaksin covid dua kali. Terus, pas sampai di Birmie, tim Indonesia juga tes covid-19 lagi, dan isolasi mandiri sampai hasilnya keluar, which is negative for all of them.
I see, and?
Berhubung hasilnya negatif semua, maka kontingen Indonesia udah diperbolehkan latihan per Senin (15/3) di tempat yang sama bareng negara-negara lain, tapi beda lapangan. Tapi, on the next day, ada kabar kalau asisten pelatihnya Denmark, tiga pemain India, dan Thailand pada positif corona. Gara-gara ini, jadwal babak pertama diundur. Note that at this point, belum ada masalah apa-apa tuh, sama tim Indonesia.
Then?
Pada malam harinya di hari yang sama, kemudian muncul kabar bahwa hasil tes peserta yang tadinya dibilang positif, udah negatif lagi. Terus besoknya, dalam manager meeting, diumumkan juga bahwa hasil tes ulangnya negatif dan turnamennya boleh dimulai hari itu juga pada jam 13:30.
Jadi, udah pada tanding?
Udah. Kevin Sanjaya/Marcus Gideon aka The Minions, Jonatan Christie, dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan aka The Daddies udah pada tanding di babak pertama dan lolos ke babak selanjutnya. Adapun untuk tim putri, Greysia Polli/Rahayu Putri juga udah lolos ke babak berikutnya gara-gara lawannya ada yang walkout. Tapi, abis itu, hampir semua timnas Indonesia dapat email dari National Health Service (NHS) (Kemenkes-nya Inggris) yang menginformasi kalau mereka harus isolasi mandiri selama 10 hari, walaupun hasil tes mereka udah negatif. Ini artinya, timnas Indonesia nggak bisa berlaga lagi di All England dan diminta mundur. Jeng jeeeng….
Kok hampir semua? berarti nggak semuanya dapet email dong?
Yha enggak. Salah satunya pemain ganda putra Mohammad Ahsan nggak dapet, terus asisten pelatih, Kasubid Sport science, dan Masseur juga nggak dapet email. Hal ini bikin tanda tanya, kok mereka bisa nggak dapet email? padahal kontigen Indonesia duduknya deket-deketan pas di pesawat.
Terus gimana?
Terkait hal ini, Manajer Tim Indonesia, Ricky Soebagja dan Kabid Binpres PBSI kemudian Rionny Mainaky protes ke BWF dan minta supaya timnya dites lagi aja. Terus, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan kalau pemerintah ‘prihatin’ atas kejadian ini. Terus, doi juga meminta perlakuan yang adil dan transparan terhadap timnas Indonesia dari NHS Inggris. Hal tersebut sesuai sama arahan dari Pak Jokowi yang meminta supaya Menpora dan Menlu untuk koordinasi untuk ‘menyelamatkan’ timnas Indonesia.
And?
Nothing. As you know, permintaan tersebut nggak dikabulkan. Pemerintah Inggris tetep kekeuh supaya Tim Indonesia melakukan isolasi mandiri dulu. Ini artinya, tim Indonesia harus isosasi mandiri sampai besok (23/3). Alhasil, timnas nggak bisa tanding lagi karena turnamennya udah keburu bubar.
Hmmmmm….what now?
Setelah melakukan tes swab lagi, timnas Indonesia dinyatakan negatif, dan boleh pulang ke Indonesia lebih cepat dari jadwalnya, yaitu per Minggu (21/3). Mereka boleh pulang cepat karena koordinasi dari PBSI, KBRI, Kemenlu, dan Kemenpora.