Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan
When you already passed away, but are still stirring some drama….
Almarhum ex-corruptor can relate.
Yep, belakangan ini medsos lagi rame banget nih soal pemakaman terpidana kasus korupsi sekaligus eks Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko di Taman Makam Pahlawan aka TMP Suropati, Batu, Jawa Timur. Pemakaman yang berlangsung pada akhir November kemarin bikin aktivis HAM sampe petinggi KPK ikut menyoroti kejadian ini. Mereka tuh bener-bener menyesalkan, kok bisa sih terpidana kasus korupsi dimakamkan di TMP.
Whoa, I need some background.
You got it. Jadi kita kenalan dulu aja deh sama almarhum Eddy Rumpoko yang jadi Wali Kota Batu dari tahun 2007-2017. Nah Pak Eddy ini tuh udah dua kali terjerat kasus korupsi, guys. Kasus pertama terjadi di tahun 2017 lalu di mana Pak Eddy kena Operasi Tangkap Tangan KPK dan dapet hukuman 5,5 tahun penjara di tingkat kasasi karena terbukti menerima suap. Kasus kedua terjadi di tahun 2022 kemarin di mana Pak Eddy jadi terpidana kasus gratifikasi senilai Rp46,8 miliar dan divonis tujuh tahun penjara di Lapas Kedungpane, Semarang, Jawa Tengah.
Ok go on.
Nah belum sampe masa tahanannya habis, Pak Eddy udah lebih dulu meninggal dunia pada tanggal 30 November kemarin. Adik Pak Eddy bernama Agus Soegiono mengatakan kalo Pak Eddy meninggal karena penyakit diabetes yang telah dideritanya sejak lama. Sebelum meninggal, almarhum juga sempat mengeluhkan diare dan dilakukan pemeriksaan di rumah sakit Dokter Kariadi, Semarang. Di hari yang sama, jenazah Pak Eddy juga langsung dimakamkan di TMP Suropati, Batu, Jawa Timur.
Kenapa pemakamannya di TMP deh?
Emang agak plot twist sih keputusan ini tuh. Eks Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso pada hari H pemakaman tuh juga bilang kalo usulan pemakaman Pak Eddy di taman makam pahlawan dateng dari Pemerintah Kota Batu sendiri, guys. In his words, Pak Punjul tuh bilang, “Ini diusulkan sama rekan-rekan di Pemkot Batu, untuk bisa dimakamkan di TMP.”
Tapi doi tuh napi koruptor loh..
Nah gitu juga yang disampaikan sama aktivis HAM, Suciwati pada hari Jumat kemarin. Yep, dalam konferensi pers Hari HAM yang digelar Amnesty International Indonesia, Ibu Suciwati secara tegas bilang kalo Pak Eddy tuh nggak seharusnya dimakamkan di TMP. Pas itu, Ibu Suciwati bilang gini nih: “Hanya moral yang semakin bejat, bagaimana hari ini Eddy Rumpoko orang yang jelas-jelas dia masih di penjara, dia korupsi, koruptor, kemudian dia meninggal ditaruh di taman makam pahlawan. Layak itu?”
Can’t agree more…
Yep, hal yang sama juga diungkapkan Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron yang bilang kalo perlu ada peninjauan ulang soal prosedur pemakaman di TMP. Meskipun yang bersangkutan punya penghargaan, tapi kalo ternyata terbukti korupsi ya harusnya segala achievement-nya harus diasesmen lagi soal kelayakan dan haknya dikubur di TMP. Pak Nurul juga kasih reminder bahwa mereka yang udah terbukti korupsi sama aja udah merugikan dan mengkhianati rakyat dan negara. “Hal ini penting untuk tidak mencederai penghormatan bangsa Indonesia kepada para pahlawannya,” gitu pungkas Pak Nurul.
Kalo dari pengelola TMP bilang gimana?
Well, Dinas Sosial Kota Batu yang jadi pengelola TMP Suropati akhirnya buka suara, guys. Pada hari Minggu kemarin, Kepala Dinas Sosial Kota Batu, Ririck Mashuri bilang bahwa pemakaman Pak Eddy di TMP ini tuh merupakan inisiatif dari Legiun Veteran Republik Indonesia aka LVRI yang saat itu udah mengajukan surat ke Wali Kota Batu. Kata Pak Ririck, almarhum pernah dapet penghargaan dari LVRI pada tahun 2015 lalu. Nah penghargaan ini yang jadi pertimbangan Pak Eddy bisa dimakamkan di TMP Suropati.
Any other considerations?
Yep ada. Masih dari Pak Ririck nih yang bilang kalo almarhum tuh juga udah banyak berjasa buat LVRI. Mulai dari perhatiannya soal penambahan biaya hidup, perumahan, mobil operasional buat medical check up, sampai segala insentif yang diberikan ke LVRI. LVRI pun akhirnya kasih usulan pemakaman Pak Eddy di TMP Suropati ke Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko yang ternyata merupakan isri dari Pak Eddy sendiri.
Hhmmm, anything else I should know?
Well, sebenernya udah ada aturan lho soal syarat seseorang bisa dimakamkan di TMP tuh. Aturan ini tertuang di UU 20/2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 35/2010. Di situ tertulis syarat seseorang dapat dimakamkan di TMP adalah mereka yang punya gelar pahlawan nasional, punya Tanda Kehormatan Bintang Republik, atau punya Tanda Kehormatan, Bintang Mahaputera.