Tapera Potong Gaji

Admin
UTC
24 kali dilihat
0 kali dibagikan

Who’s singing “do you wanna build a snowmaaaan?”

 

Meet: Tapera,

Tapi potong gaji ya!


Yoi guys. Sungguh sebuah kejutan luar biasa di mana pada penghujung masa jabatannya, pemerintahan Pak Jokowi is coming to you and ask “Do you wanna build a snowmaaaan?” Kayak di film Frozen. Bedanya ini bukan snowman, tapi rumah. Dan kamu ga punya opsi untuk bilang engga kayak si Elsa, karena ini wajib.


HAH gimana si?

Jadi gini. Let’s start with the fact that almost all productive peeps are experiencing: udahlah gaji ini nggak seberapa, cuma mentok UMP, mau makan bayar listrik bayar internet juga ngepas, dipotong sana-sini, eh sama pemerintah gaji kita bakal dipotong lagi dong. Yep, lewat Peraturan Pemerintah yang terbaru, seluruh pekerja swasta yang punya gaji at least UMP tuh bakal diwajibkan jadi peserta Tapera, guys. Nah dengan jadi peserta Tapera, meaning gaji bakal dipotong sebesar 3%. Makanya, dari sini, gelombang penolakan pun muncul dari berbagai sudut. More on these, scroll down.


What is Tapera? I only know Tupperw**re….

Yang kalo ilang diomelin nyokap kan? Lol. Nah, setelah lepas dari childhood memories sama Tupper.. tiitt, beranjak dewasa, kita dihadapkan sama Tapera, guys. Iya, Tapera sendiri stands for Tabungan Perumahan Rakyat. Adapun lewat Tapera, pemerintah bisa nge-provide dana yang murah dan berkelanjutan buat kamu bisa bikin rumah. Dananya udah murah, rumahnya layak, dan sistem bayarnya juga kayak nabung jangka panjang gitu lo.


Beneran bisa beli rumah? 

Iya. Pokoknya segala cost terkait rumah, bisa di-cover sama Tapera. Beli rumah baru? Bisa. Bangun rumah? Juga bisa. Renovasi rumah? Juga bisa. (Jadi nggak perlu malakin orang di kementerian papa lagi, ehehehe). Tapi terms and conditions berlaku sih, gengs. Nggak bisa asal cair. Kamu bisa pake dana Tapera tuh kalau mau beli rumah pertama, terus cuma boleh sekali doang cairinnya, dan itu rumah harus ada nilai tertentu.


I see….

Aturan soal Tapera ini legit tercantum dalam UU Nomor 4 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat, plus Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2020 tentang Tabungan Perumahan Rakyat. Di dua aturan ini, jelas tertulis peserta Tapera itu cuma ASN, TNI/Polri dan karyawan BUMN aja, guys. But the thing is, baru-baru ini, Presiden Joko Widodo ngeluarin lagi Peraturan Pemerintah soal Tapera yang terbaru yang bikin ngamuk semua orang.


Coba gimana gimana?

Iya, tertanggal 20 Mei lalu, Presiden Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Pemerintah nomor 21 Tahun 2024. Intinya, nggak cuma ASN dan TNI/Polri aja yang wajib jadi peserta Tapera, gengs, tapi pekerja swasta juga. Iya, pokoknya kalau kamu udah 20 tahun, punya gaji minimal UMP, atau kerja apapun yang punya income deh (Halo sobat-sobat freelancer), kamu semua wajib jadi peserta Tapera. Nah yang bikin orang ngamuk adalah, iuran Tapera yang dikenakan ke pekerja ini bakal dipotong dari gaji, guys.


Anzay….

Gokil kan? Terus nih ya, di Pasal 15, ayat (1) menyebutkan besaran iuran Tapera ini ditetapkan 3% dari gaji kamu, guys. Bisa patungan sama bos kamu? Bisa, dijelasin di pasal (2). Di situ dijelasin kalau iuran ini ditanggung bersama tuh: pemberi kerja sebesar 0,5%, sisanya yang 2,5% ya pekerjanya sendiri yang nanggung.


Ditarik tunai bisa tapi?

Bisa, tapi ya again, terms and conditions tetap berlaku di sini, gengs. Disampaikan Senin kemaren oleh Komisioner Tapera, Heru Pudyo Nugroho, kamu bisa tarik tunai dana Tapera ini ketika kepesertaan kamu udah berakhir. Adapun kepesertaan di Tapera bisa berakhir kalau: Kamu udah meninggal dunia, atau kamu udah pensiun, udah berusia 58 tahun buat yang self-employed, atau kalau kamu udah nggak qualified lagi sebagai peserta Tapera selama lima tahun berturut-turut.


I bet everyone is angry.

You bet. Adapun salah satu yang menolak aturan ini adalah, none other than: Kaum buruh. Iya, disampaikan oleh Ketua Umum Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia, Sunarno, pihaknya nggak pernah diajak berdialog dan diskusi soal peraturan pemerintah yang baru ini, guys. Jadi literally diputuskan secara sepihak. Nggak cuma itu, Pak Sunarno juga bilang pemerintah tuh terlalu gegabah netapin aturan padahal nggak tahu realita di lapangan kayak apa.


…..

Sedih deh kalo diceritain. Pemerintah dinilai nggak tahu struggle para pekerja selama ini kayak apa. Mulai dari gaji rendah, status kerja rentan, mudah di-PHK, belum lagi sistem outsourcing dan K3 yang jelek banget itu. Terus sekarang gajinya mau dipotong lagi. Padahal, menurut Sunarno, gaji mereka udah dipotong banyak banget. Kayak, BPJS lah, Jaminan Hari Tua, belum lagi PPH.


Nasib banget sih jadi karyawan di Indo :(

Yakan. Dipotong terus, tapi gaji buruh segitu-segitu aja. Naik juga nggak signifikan. Makanya, Aliasi Buruh menilai pemotongan gaji gara-gara Tapera ini beban banget, guys. Apalagi realitanya mereka juga nggak bakal langsung kebeli tuh rumah dalam waktu dekat. That being said, menurut Sunarno, pemerintah tuh harusnya bisa fokus program pengadaan rumah buruh dari anggaran negara aja, instead of motong gaji yang udah kecil itu. 


Terus terus? 

Nggak cuma dari kalangan buruh, kalangan pengusaha ternyata juga nggak setuju sama aturan ini, guys. Yep, mari kita dengarkan pov dari Asosiasi Pengusaha Indonesia aka Apindo. Dalam keterangannya kemarin, Ketua Umum mereka, Shinta Kamdani menyebut Tapera tuh nggak necessary sebetulnya. Makanya di awal muncul UU Tapera 2016 lalu, Apindo juga menolak. Secara, menurut mereka, kalau masyarakat mau bikin rumah yah, pemerintah tuh bisa banget memanfaatkan BPJS Ketenagakerjaan yang selama ini udah dipotong dari gaji pekerja. Kenapa harus dipotong lagi dari sumber yang lain? Gitu.


I believe Presiden Jokowi has a say....

Ada dong. Pak Jokowi sih bilang emang bakal ada pro dan kontra ya kalau ada kebijakan baru. Tapi percayalah, begitu rakyat kena manfaatnya, pasti semua lancar-lancar aja, gitu kira-kira kata Pak Jokowi, guys. Soalnya, menurut Pak Presiden, nggak cuma sekali dua kali kebijakan pemerintah awalnya dikritik terus turned out fine. Pak Jokowi nyontohin kayak BPJS Kesehatan misalnya. Awalnya dikritik, eh sekali rakyat ke rumah sakit nggak bayar, semua lancar. All is well.


Engga pak, w trust issue sama negara :(

Same, guys... kamu pasti masih punya banyak pertanyaan kan soal Tapera-Tapera ini? Nih yah, dari tadi kamu baca, kamu nangkepnya dana yang ada tuh buat beli atau bangun rumah gitu kan. Tapi ternyata, yang udah settle punya rumah pun tetap diwajibkan jadi peserta Tapera, guys. Tapera sendiri sih ngeklaimnya itu buat dana simpanan gitu, kalau kamu mau renov ya bisa di-cover dari situ. Terus, dari tadi kamu baca, kamu pasti mikirnya, “Oke ini emang buat pekerja UMP, nih." Banyak benefit-nya tuh kan. Nah tapi ternyata, buat pekerja yang gajinya dua digit sekalipun, tetap diwajibkan jadi peserta Tapera, guys. Tapi nggak jelas benefit buat mereka kayak gimana. Puyeng deh. Aturan ini sendiri bakal berlaku mulai 2027 mendatang, guys. Tiga tahun dari sekarang. 


Kayak, kena-why pemerintah pengen banget ngurusin duit kita ya, tolong???

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.