Admin
UTC
2 kali dilihat
0 kali dibagikan
When truck drivers says, “Enough is enough!’
In Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat.
Jalanan rusak dan macet tuh selalu jadi masalah di negara +62 yah. Kayak banyak banget problem-nya, mulai dari over populasi kendaraan, proyek pembangunan jalan yang dikorupsi, sampe jalur tambang di tengah pemukiman. Nah, ngomongin jalur tambang di tengah pemukiman, warga Jabodetabek pasti langsung ingetnya sama ‘Jalur Neraka’ yang ada di Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat nggak sih? Yep, belum lama ini jalur ini tuh viral guys di medsos karena para sopir truk ‘transformer’ yang ngadain demo di kantor Kecamatan Parung Panjang dan memblokade jalan di kecamatan tersebut.
Emang transformers pake sopir yah?
Wkwkwk engga, guys. Sopir ‘transformer’ ini tuh kayak istilah dari warga setempat buat namain para sopir truk tambang gitu. Yha tau sendiri kan kalo truk tambang tuh emang gede banget udah kayak mobil-mobilnya transformer aja. Makanya deh disebut sopir transformer. Nah, para sopir transformer ini tuh, Jumat kemarin pada demo di depan kantor Kecamatan Parung Panjang. Nggak cuma mendemo kantor kecamatan doang, para sopir ini juga memblokade jalan di Parung Panjang pake truk-truk mereka semalaman suntuk, guys. Ofc blokade ini bikin Jalan Parung Panjang terblokir berkilo-kilometer.
What’s going on?
Well, para sopir truk ini tuh pada minta kejelasan gitu sama pemerintah setempat, terutama Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor soal pembatasan jam operasional truk. Jadi sebelumnya tuh, ada Peraturan Bupati (Perbup) No. 56 Tahun 2023 soal pembatasan jam operasional truk yang hanya boleh beroperasi dari pukul sepuluh malam sampe lima subuh. Menindaklanjuti peraturan ini, Dinas Perhubungan pun mulai deh nerapin uji coba peraturan ini di Parung Panjang selama tujuh hari. Tapi setelah masa uji coba Perbup ini selesai, nggak ada kejelasan nih dari Dinas Perhubungan soal bakal dilanjutin atau nggak pembatasan ini.
Kalo dari sopir sendiri pengen dilanjutin/nggak?
Mostly sih sebenernya pada nggak masalah sama adanya pembatasan jam operasional tuh. Tapi menurut para sopir, kondisi jalan Parung Panjang pas siang hari tuh relatif kosong gitu, guys. Makanya mereka ini tuh mau usul biar pembatasan jam operasional truk bisa ditambah, at least dari jam satu siang sampe jam empat sore. Baru ntar dilanjut lagi deh pukul sepuluh malem sampe lima subuh, gitu.
So, any responses from Dishub?
Pas aksi demo berlangsung sih, nggak ada respon apapun dari Dishub Kabupaten Bogor, guys. Pas itu cuma ada pihak kepolisian dan kecamatan yang menemui para sopir ini. Kapolsek Parung Panjang, Suharto menjelaskan bahwa masalah ini tuh bukan domain kepolisian. Jadi pas demo berlangsung, pihak kepolisian dan kecamatan cuma bisa menampung aspirasi para sopir truk dan memastikan aksi demo ini nggak berakhir ricuh.
Dishub beneran nggak ada respon apapun?
Ada kok, guys. Pas hari Sabtunya, Kepala Dinas Kabupaten Bogor, Agus Ridho agak menyayangkan adanya blokade jalan yang dilakukan oleh para sopir truk. Menurutnya, blokade ini tuh bisa mengganggu ketertiban umum dan merugikan masyarakat banyak. Nah buat merespon aspirasi para sopir truk, Pak Agus meminta segala pihak terkait buat sabar dulu nih soalnya Disbud dan pemerintah terkait tuh lagi melakukan evaluasi dari uji coba pembatasan jam operasional truk. “Jadi saya harapkan kepada masyarakat tolong bisa dipahami agar bisa dipahami, utama kepada para sopir truk ini untuk bisa menahan diri,” gitu kata Pak Agus.
BTW kenapa harus ada pembatasan jam operasional sih?
Well, pembatasan ini terjadi karena ada keluhan dari masyarakat soal jalan Parung Panjang yang sering banget dipenuhi sama truk. Even pas jam masuk sekolah dan kantor pun, truk tambang di Jalan Parung Panjang tuh banyak banget, guys. Makanya Plt Kabupaten Bogor, Iwan Setiawan bilang kalo perlu ada pembatasan jam operasional truk di jalan Parung Panjang. Menurut Pak Iwan, pembatasan ini pun udah disamakan dengan jam pembatasan yang ada di Kabupaten Tangerang, which is antara jam sepuluh malem sampe jam lima subuh.
Did anyone else say anything about this?
Yep ada, guys. Sabtu kemarin tuh, Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Achmad Ru’yat tuh justru menyoroti adanya beberapa sopir truk yang nggak menaati aturan jam operasional ini. Based on pengamatan Pak Achmad, udah banyak truk yang beroperasi di jalan Parung Panjang padahal masih jam tiga sore. Makanya itu, Pak Achmad meminta pihak terkait buat serius menegakan aturan jam operasional truk ini. Nggak cuma itu, Pak Ahmad juga berharap jalan khusus truk tambang di Parung Panjang bisa segera direalisasikan.
Got it. Now wrap it up please.
Ngomongin soal jalan khusus truk tambang, wacana ini tuh sebenernya udah ada dari 2018 lalu, guys. Bupati Bogor terpilih pada saat itu, Ade Yasin berjanji buat segera menyiapkan jalur khusus tambang sepanjang 18,5 km. Janji ini juga diamini eks Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang pada September 2022 kemarin juga bilang akan menyelesaikan jalur khusus tambang pada tahun ini. Janji tinggal janji, Bu Ade-nya keburu nyusul abangnya masuk KPK karena korupsi, terus proyeknya juga mangkrak. Pada akhir November kemarin aja, proses jalur khusus tambang ini tuh baru memasuki tahap pembebasan lahan sebesar 90 persen. So nggak tau deh, bakal selese kapan nih jalur khusus tambang yang dijanjiin para politisi kita ini.




