Now on the responses from ASEAN countries about Trump's Tariffs
Right after AS ngumumin soal kebijakan tarif resiprokal terbaru buat berbagai negara dunia pada Rabu (2/4), negara-negara ASEAN termasuk Indonesia mulai mengatur strategi masing-masing. By the way, Indonesia yang kena tarif impor AS sampai 32% bahkan bukan negara dengan beban tarif paling tinggi, lo, guys.
Welp. Tell me more.
OK. Just a little refresher, Trump secara mengejutkan mengumumkan soal kenaikan tarif ini dalam keterangan persnya minggu lalu. Trump bilang, selama ini Amerika Serikat udah dirugikan karena barang-barang dari luar negeri bisa masuk dengan gampang dan murah ke negaranya. Meanwhile, barang dari AS susah banget masuk ke negara lain karena bea masuk yang tinggi. Makanya, Trump sama-samain aja tuh (if not more), tarif bea masuk buat abrang-barang yang mau masuk ke negaranya. More about it, here.
I see...
Now, zooming in on ASEAN, kamu harus tahu bahwa besaran tarif impor Trump ke negara-negara ASEAN tuh bervariasi, guys, mulai dari 10-49%. Kalau diurutkan dari yang tertinggi sampai yang terendah, seperti berikut: Kamboja (49%), Laos (48%), Vietnam (46%), Myanmar (44%), Thailand (36%), Indonesia (32%), Malaysia (24%), Brunei Darussalam (24%), Filipina (17%), dan Singapura (10%).
Gokil...
Iya kan? Mana sebenernya negara-negara ASEAN kayak Indonesia, Vietnam, dan Thailand tuh bergantung banget sama ekspor ke AS. Makanya, kenaikan bea masuk ini diprediksi bakal wreck havoc di pasar AS maupun ASEAN. Beberapa sektor yang diperkirakan bakal terdampak signifikan di kawasan Asia Tenggara, misalnya sektor elektronik, tekstil, juga produk-produk pertanian. Kalau Indonesia sendiri, beberapa komoditi ekspor yang dikirim ke AS misalnya peralatan listrik, pakaian, alas kaki, juga komoditas yang bukan mentah diketahui bakal sangat terpengaruh. AS juga mengimpor berbagai produk pertanian, alat elektronik, bahan kimia, juga mesin industri dan spare parts dari kita.
How did the government reacts to Trump?
Dalam keterangannya pada Senin (7/4), Presiden Prabowo Subianto menyatakan pemerintah Indonesia tetap tenang dan bakal berunding sama AS juga negara-negara lain terkait penetapan ini. Lebih lanjut, pemerintah juga ingin menyampaikan ke AS bahwa Indonesia ingin menjalin hubungan baik yang adil dan setara. Selain itu, Presiden juga menyatakan bakal menghormati kebijakan AS selama itu masuk akal. Sama halnya seperti Indonesia, AS juga sedang memperjuangkan kepentingan rakyatnya. Sehingga, menurut Presiden Prabowo nggak perlu kecewa dan khawatir, karena bangsa Indonesia harus percaya sama kekuatan sendiri.
Hmmm... tapi langkah konkritnya gimana ya pak???
Okay, dari pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia sampai saat ini masih terus berkomunikasi sama pihak AS setelah kebijakan terbaru itu resmi dirilis. Meski begitu, pihak Kemlu nggak kasih rincian soal apa-apa aja yang dikomunikasikan sama pihak AS. Menurut keterangan dari Jubir Kemlu RI pada Senin (7/4), Rolliansyah Soemirat, komunikasi dengan AS dilakukan di berbagai tingkatan, termasuk lewat diplomatic channel. Selain itu, kamu juga harus tahu guys bahwa saat ini posisi Duta Besar (Dubes) Indonesia di AS sudah kosong selama dua tahun terakhir. Posisi itu terakhir kali diisi oleh Rosan Roeslani yang kini menjabat sebagai Menteri Investasi Indonesia merangkap CEO BPI Danantara.
Hmmm...any suggestions from the experts?
So, akibat kebijakan tarif impor terbaru Trump, kemungkinan ekspor Indonesia ke AS bakal terdampak signifikan, guys. Menurut ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Eisha Maghfiruha Rachbini, pemerintah Indonesia harus segera melakukan negosiasi perdagangan sama AS secepatnya. Selain itu, pemerintah juga harus mengoptimalkan perjanjian dagang bilateral dan multilateral buat kasih alternatif pasar ekspor produk dari Indonesia.
Now, what's next?
Presiden Prabowo udah berkomunikasi sama pemimpin dari empat negara anggota ASEAN seperti Anwar Ibrahim (PM Malaysia), Lawrence Wong (PM Singapura), Ferdinand Marcos Jr. (Presiden Filipina), dan Sultan Hassanal Bolkiah (Sultan Brunei Darussalam) terkait kebijakan ini. Para pemimpin negara ASEAN itu menyatakan siap menghadapi kebijakan tarif impor terbaru dari AS. Selain itu, bulan depan para menteri ekonomi ASEAN juga bakal kumpul dan bakal membahas soluso terbaik buat menyikapi kebijakan tarif impor terbaru dari AS.
I see. Anything else?
Yes, pada Senin (7/4), Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menggelar rakor bersama lebih dari 100 asosiasi industri untuk menyikapi penetapan tarif impor terbaru AS. Hasil dari rapat itu nantinya bakal disampaikan dalam bentuk masukan ke pihak AS. Selain itu, Indonesia bakal mendorong beberapa kesepakatan bersama dengan negara-negara anggota ASEAN untuk merespons kebijakan tarif Trump. Dalam statementnya, Airlangga menekankan bahwa ASEAN nggak akan mengambil langkah balas dendam sebagai respons atas kebijakan tarif impor terbaru AS.