Situasi Konflik di Papua Memprihatinkan, Pelonggaran Pembatasan di China Berpotensi Sebabkan 1 Juta Kematian, PM Belanda Minta Maaf Atas Perbudakan di Masa Lalu, Postingan Messi Dengan Like Terbanyak

Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan

Good morning Adelia Fadillah  

Hi. Today, we are so already on Christmas spirit and just looking forward for Secret Santa @the office. How’s your Christmas prep going? Now, while skimming the news with us, let’s get your eggnog and Christmas playlist on hand, and don’t forget our podcast here. Let’s go!

When Papua is getting the spotlight…..

Di Pelantikan Panglima TNI.
Yoi. Panglima TNI kan baru aja berganti dari Jenderal Andika Perkasa ke Laksamana Yudo Margono yah. Di pelantikan kemarin, Laksamana Yudo meng-highlight situasi konflik di Papua yang sampai sekarang masih concerning, belum kelar, dan masih ditangani sama TNI/Polri, guys.

Hold on. What’s happening in 
Papua?
It all comes back to tahun 1965, di mana ada satu kelompok namanya Organisasi Papua Merdeka aka OPM yang berniat mengakhiri pemerintahan RI di Provinsi Papua dan Papua Barat (yang sebelumnya disebut Irian Jaya), dan berniat melepaskan diri dan merdeka dari NKRI. Segala cara dilakuin sama mereka guys, termasuk melakukan berbagai aksi kriminal biar tujuan mereka terpenuhi. Makanya istilah OPM ini pun later on berubah jadi KKB which stands for Kelompok Kriminal Bersenjata.

What
?? Kriminal??
Iya. Even sampai sekarang, mereka masih bergerilya melakukan gerakan separatis dan menebar teror ke warga sipil, guys. Terornya pun nggak main-main, Berbagai ke-chaos-an terjadi di Papua. Mulai dari penyanderaan, penembakan, pembakaran rumah dan sekolah, sampai pembunuhan. So, dari sini, ada dua poin yang bisa di-highlight ygy.. Pertama maksud dan tujuan gerakan separatis ini yang mengganggu kedaulatan bangsa, dan gerakan kriminalitas tadi. Jadi yang berperan pasang badan pun ada dua instansi, TNI sama Polri.

Terus gimana dong tuh?
TNI sama Polri lalu melakukan berbagai langkah penanganan, termasuk menangkap orang-orang yang terlibat dalam kelompok ini. Cuman yha gitu, seiring dengan anggota KKB yang ditangkap dan diamankan, kelompok ini juga menargetkan serangan ke anggota TNI/Polri yang berjaga, guys. Yang terbaru, pada 13 Desember kemarin, kelompok KKB melancarkan serangannya ke arah rombongan polisi di Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua. Dalam serangan itu, empat kendaraan Polres pun dibakar, gengs.

Ya ampun serem amat….
Makanya ini yang jadi salah satu concern dari Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. Dalam keterangannya kemarin, sebagai Panglima TNI, Laksamana Yudo mention rencananya soal penanganan konflik di Papua ini, yaitu dengan pendekatan yang lebih humanis. Adapun salah satu milestone-nya adalah dengan menonjolkan operasi teritorial rather than operasi militer dan nge-consider pengurangan prajurit di Papua.

Terus terus?
Rencana ini juga udah beliau sampaikan langsung ke Presiden Joko Widodo, guys. Menurut Pakde, rencananya Laksamana Yudo tuh udah bagus. Pendekatan yang humanis, good. Pengurangan prajurit, good. Tapi dengan catatan. TNI dan Polri tuh kudu bersinergi buat menjaga stabilitas keamanan RI. Lebih jauh, Presiden Jokowi juga menekankan supaya tetap bersikap tegas sama KKB di Papua, sesuai dengan hukum yang ada. Secara kalau kitanya lemah, yha nggak bakal kelar-kelar deh tuh masalah di sana.

I see….
Meanwhile, dalam keterangannya, Laksamana Yudo bilangnya daerah Papua tuh sejauh ini masih jadi daerah kriminal, sehingga masih jadi wewenangnya Polri. Tapi kalau kondisinya udah getting worse, baru deh TNI ambil posisi. Terus, sampai sekarang, masyarakat di Papua tuh diketahui emang masih butuh banget dukungan dari prajurit TNI di sana. Kayak sekolah-sekolah, banyak guru yang nggak ada di tempat, TNI stand by. Terus kalau angkutan umum kurang, TNI juga stand by, Pokoknya gimana caranya kegiatan sosial masyarakat di Papua tuh tetap berjalan. Ini juga yang jadi tujuan Laksamana Yudo di mana keadaan sosial di sana kudu balik jadi keadaan normal.

Wait
, ambil posisi tadi gimana maksudnya?
Yha ambil posisi dalam penanganan konflik kalau situasi udah makin nggak kondusif, guys. In that sense, TNI bakalan melakukan berbagai persiapan salah satunya adalah dengan menyiapkan alutsista buat mengantisipasi konflik. Nggak kepengen ada konflik sih, amit-amit. Cuman antisipasi aja, persiapan buat segala kemungkinan yang bakal terjadi kata Laksamana Yudo. Kekuatan dari AD, AL, sama AU udah disiapkan, alutsista juga stand by. Prajurit juga latihan rutin, biar kapan pun dibutuhkan, pasukan kita udah siap siaga gitu.

Are we talking about Papua only or….
Nope. We’re also talking about 12 perbatasan negara yang dinilai rawan konflik, di mana 10 di antaranya merupakan perbatasan laut. Nah buat menghindari konflik di 12 daerah ini, TNI udah menempuh langkah diplomasi buat perbatasan yang ada di darat, tapi agak struggle when it comes to diplomasi di perbatasan laut, especially Laut Natuna. Masih dari pernyataan Laksamana Yudo, diplomasi di Laut Natuna tuh udah dilakukan sebanyak 14 kali dari tahun 1973 nggaak kelar-kelar. That being said, hal ini emang nggak mudah, guys. Makanya Laksamana Yudo pun berencana buat visit langsung ke tiga daerah rawan, yaitu Papua, Laut Natuna, sama satu lagi Aceh. Harapannya dengan visit langsung ini, Panglima TNI pun jadi bisa memutuskan kebijakan apa yang bisa dilakukan buat menangani daerah rawan ini.

Okay anything else I should know?
Talking about Panglima TNI yang mau visit ke Laut Natuna, yang harus diketahui adalah semingguan ini gelombang Laut Natuna tuh lagi tinggi-tingginya, guys. Mencapai empat sampai enam meteran rata-ratanya, dan masuk kategori sangat tinggi. Gelombang tinggi ini juga disertai dengan angin kencang dengan kecepatan lebih dari 30 knots di Laut Natuna Utara, plus hujan disertai petir di seluruh wilayah Natuna. Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak BMKG Supadio pun menyampaikan warning-nya terutama buat yang mau beraktivitas di laut, termasuk buat nelayan dan masyarakat yang tinggal di pesisir laut.
 
Stay safe!

When China is facing another serious situation…

It’s still about COVID-19. 
Gara-garanya, menurut studi terbaru, pelonggaran aturan pembatasan COVID-19 di China berpotensi menyebabkan hampir satu juta kematian.
 
WHAT? Is it another wave of COVID-19? 
It’s because of pelonggaran aturan tiba-tiba dan kurangnya persiapan untuk menghadapi COVID-19. Jadi gini gengs, kamu pasti udah tahu lah ya bahwa dalam tiga tahun belakangan, China emang nerapin aturan COVID-19 paling ketat sedunia. Mulai dari lockdown ketat, karantina yang terpusat, pengujian massal dan pelacakan kontak yang erat. Bahkan, China nerapin aturan ketat itu paling lama, di saat dunia udah berangsur normal. Hal ini kemudian menyebabkan ketidakpuasan warganya yang bikin warga China banyak yang turun ke jalan untuk memprotes aturan lockdown tadi. Nah, gara-gara banyak warga yang protes, pemerintah akhirnya mencabut aturan dan melonggarkan kebijakan COVID-19 di banyak wilayah di China.
 
But.. 
Tapi ternyata, para ahli kasih peringatan kalo negara itu kurang siap buat keluar dari aturan pembatasan yang ketat. Soalnya tingkat vaksinasi lansia juga masih kurang, hingga berakibat terjadi lonjakan kasus dan tingkat perawatan di rumah sakit juga masih tinggi. Makanya, tiga professor di Universitas Hong Kong memperkirakan bahwa dengan kebijakannya sekarang, bakal ada 684 kematian untuk setiap satu juta orang. Since populasi China ada sekitar 1,4 miliar, artinya total bisa mencapai 964.400 kematian. Selain kematian, diperkirakan juga banyak sistem kesehatan lokal yang bakal kewalahan. Soalnya menurut perkiraan, tingkat rawat inapnya bisa mencapai 1,5 sampe 2,5 kali lipat dari kapasitas rumah sakit. 
 
Well, is there anything that can be done?
Sebenernya, kalo menurut para ahli, situasi terburuk itu bisa aja dihindari kalo China dengan cepat meluncurkan vaksin booster dan obat antivirus. Menurut penelitian yang sama, dengan cakupan vaksinasi dosis keempat sebesar 85% dan cakupan antivirus sebesar 60%, tingkat kematiannya bisa berkurang sebesar 26% sampe 35%.
 
And on the latest update…
Fyi, pada Senin (19/12) kemarin, otoritas Kesehatan China melaporkan dua kematian akibat COVID-19. Ini tuh kasus kematian pertama yang dilaporkan secara resmi sejak pelonggaran aturan pembatasan pada 7 Desember lalu. Terus, kota-kota besar lainnya juga mengalami lonjakan penularan. Misalnya di Shanghai yang kembali menerapkan sekolah online. Same with Guangzhou yang juga mulai Kembali ke sistem belajar online. Tapi satu hal yang janggal adalah ketika China berhenti melaporkan angka kasus tanpa gejala sejak pekan lalu. Katanya, udah nggak mungkin buat melacak jumlah kasus infeksi yang sebenarnya.
 
Anything else? 
Sebenernya, kalo menurut Wu Zunyou, kepala ahli epidemiologi di CDC China, masa-masa terburuk dari COVID-19 tuh belom dateng. Yang sekarang dialami nih baru yang pertama dari tiga gelombang infeksi, yang diperkirakan bakal terjadi di musim dingin.

Who’s saying sorry?

The Netherlands. 
Baru-baru ini, PM Belanda Mark Rutte minta maaf atas perbudakan di masa lalu yang dilakukan oleh Belanda. He said that it has “negative effects” even until today. 
 
Tell me. NOW. 
Jadi, permintaan maaf dari Rutte ini tuh merupakan bagian dari pengakuan pemerintah Belanda atas masa lalu kolonial dari negara itu. Bahkan dia bilang, “Selama berabad-abad di bawah otoritas Belanda, martabat manusia dilanggar dengan cara paling mengerikan.” Makanya, dia nyampein permintaan maaf buat hal itu. Terus, menurutnya semua bentuk perbudakan tadi punya dampak negatif sampe sekarang. Mr Rutte juga bilang bahwa perbudakan itu merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. He also admits that Belanda yang paling bertanggung jawab atas penderitaan mengerikan yang terjadi akibat perbudakan, bahkan buat keturunan mereka.
 
Is he talking to Indonesia? 
Not only to Indonesia, actually. Jadi sejarahnya, selama berabad-abad, Belanda tuh memperjualbelikan dan mengirim sekitar 600 ribu orang dari Afrika dalam perdagangan budak trans-Atlanik. Sekitar 5% dari jumlah seluruh korban, mereka dibawa ke koloni di Karibia kaya Suriname dan Curacao. Mereka diperbudak secara paksa, dipindahin ke koloni di Samudra Hindia. Ya, kaya Indonesia saat ini. Bahkan, banyak orang Bali atau Jawa juga diperbudak dan diangkut ke Kawasan Afrika Selatan. Terus, banyak dari mereka yang tewas dalam perjalanan.
 
I heard this is not the first sorry…
Yep. Sebenernya, permintaan maaf gini udah lumayan sering disampaikan sama Belanda. Misalnya yang secara khusus ke Indonesia, PM Mark Rutte juga pernah minta maaf atas kekerasan yang pernah dilakukan selama masa perang kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945-1949. Katanya, itu terjadi karena kesalahan sistem.
 
There’s another one.. 
Sebelumnya, ada lagi permintaan maaf dari Belanda. Raja Belanda Willem-Alexander juga pernah minta maaf atas kekerasan yang menimpa Indonesia selama masa pemerintahan kolonial Belanda. Hal ini disampaikan dalam kunjungannya ke Indonesia pada tahun 2020. Selain itu, di tahun 2011, Tjeerd de Zwaan, duta besar Belanda saat itu juga pernah minta maaf atas pembunuhan pada tahun 1947 di sebuah desa di Jawa Barat.
 
Anything else? 
Sebenernya, masih banyak lagi pernyataan maaf dari pihak Belanda ke Indonesia. Mulai dari Wali Kota Amsterdam dan juga Duta Besar Jonkheer Tjeerd de Swan yang berkali-kali mengucapkan permintaan maaf atas kolonialisme negaranya di tanah air.

When your Instagram acc is full of notifications….

Coba bandingin sama Lionel Messi,
Yang dapat 60 juta likes di postingannya.
 
Yep. Postingan di akun Instagram @leomessi yang foto selebrasi mengangkat trophy FIFA World Cup yang diraih timnya itu berhasil mencetak rekor tersendiri dari kalangan tokoh olahraga guys, di mana bisa tembus sampai 60 juta likes dan jutaan comment, bahkan sampai ngalahin rivalnya, Cristiano Ronaldo.
 
Gimana nggak tembus segitu likes dan comment-nya, caption yang ditulis Messi pun super engaging, guys. Dia bilangnya gelar juara dunia yang diraih kali ini tuh nggak terlepas dari dukungan keluarga, dan semua masyarakat yang percaya sama Timnas Argentina. Kemenangan ini seolah jadi bukti kalau dengan bersatu dan berjuang sama-sama, plus nggak mentingin individu, for one more time, mereka bisa mencapai target mewujudkan mimpi semua masyarakat Argentina memenangkan Piala Dunia.
 
Dear socmed specialists out there, semoga engagement kontenmu bisa kayak kontennya Bang Messi yah :).

“Bisa buat belanja-belanja.”
 
Gitu guys kata Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri pas menjelaskan bahwa lembaga yang dipimpinnya itu udah berhasil menyelamatkan keuangan negara hingga Rp 57,9 triliun di tahun 2022 ini. Kata Pak Firli, uang yang berhasil diselamatkannya itu tentunya bisa dimanfaatkan untuk pembangunan negara, belanja-belanja, kayak arahannya Pak Presiden Jokowi.
 
When you’ve been looking forward to gajian…

Announcement

No one bought us coffee today 🙁

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations
Wondering what the beauty trends of 2022 are? Check it out on TikTok.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.