Sidang Gugatan Genosida Israel ke Palestina

Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan

Who’s being sued for killing so many people?

Israel lah, siapa lagi?
It’s good news from Den Haag, Belanda di mana International Court of Justice alias Mahkamah Internasional yang ada di kota itu bakal segera melangsungkan sidang gugatan pertama atas dugaan tinda genosida pemerintah Israel ke masyarakat Gaza, Palestina. Yep, ini serius. Gugatan ini dilayangkan oleh Afrika Selatan yang menyebut bahwa tindakan agresi Israel di Gaza selama ini udah masuk kategori genosida dan perlu segera dihentikan.

Hold on, I need some background.
You got it. Emang better kita kenalan dulu sama Mahkamah Internasional yang been around sejak 1945 dan khusus cuma mengadili pemerintah suatu negara doang. Mahkamah Internasional ini adanya di Den Haag, Belanda dan dalam menangani suatu kasus melibatkan 17 hakim yang berasal dari berbagai negara. Perlu di-mention nih kalo belasan hakim ini juga udah termasuk dua hakim ad-hoc yang ditunjuk antara dua negara yang berseteru, which is Afsel dan Israel.

Ok terus-terus…
Nah yang jadi gugatan Afsel di Mahkamah Internasional adalah soal tuduhan genosida Israel atas masyarakat Gaza, Palestina. Sebenernya nggak sembarang negara yang bisa ngelaporin Israel soal tuduhan genosida ini. Soalnya cuma negara yang udah meratifikasi Konvensi Genosida aja nih yang bisa menggugat negara lain dengan tuduhan genosida ke Mahkamah Internasional. FYI, Konvensi Genosida ini lahir setelah masa perang dunia kedua di mana pas itu banyak banget pembantaian terhadap orang-orang Yahudi. Afsel dan Israel juga jadi ikut dalam beberapa negara yang meratifikasi konvensi ini. Jadi kayak, Israel of course meratifikasi konvensi ini karena, U KNOW.

I know. Spill
 isi gugatannya dong!
You got it. Jadi segala gugatan Afsel ke Israel udah dicatat dalam berkas setebal 84 halaman dan juga udah masuk ke Mahkamah Internasional Sejak 29 Desember kemarin. Di situ, pihak Afsel bilang bahwa tindakan Israel di Gaza merupakan bentuk genosida karena emang dimaksudkan buat menghancurkan sebagian besar kelompok nasional, ras, dan etnis Palestina. Apalagi sejak serangan pada 7 Oktober kemarin, udah lebih dari 23 ribu masyarakat Palestina yang dibunuh tentara Israel. Lebih lanjut, Afsel juga nulis, “The acts in question include killing Palestinians in Gaza, causing them serious bodily and mental harm, and inflicting on them conditions of life calculated to bring about their physical destruction.”

Oke, ada lagi?
Yep, something yang nggak kalah penting adalah permintaan Afsel ke Mahkamah Internasional untuk lebih dulu mengambil ‘provisional measures’ alias tindakan sementara ke Israel agar mau menghentikan segala agresinya ke Palestina selama pengadilan berlangsung. Pihak Afsel menilai tindakan ini perlu banget dilakukan buat melindungi hak masyarakat Palestina sekaligus menghindari bertambahnya kerugian masyarakat Palestina semisal gugatan Afsel ini terbukti benar. Jadi ya Afsel pengennya nggak ada agresi dulu di Gaza alias ‘ceasefire’ sampe ada putusan akhir dari Mahkamah Internasional gitu.

Thx Afsel samina-mina-e-e….
Iya kan? Terus, hal ini juga diungkapin sama pengacara HAM dari AS bernama Francis Boyle yang udah dua kali menangin tuntutan di Mahkamah Internasional soal Konvensi Genosida. Based on pengalamannya sih, paling cuma butuh waktu seminggu setelah sidang pertama biar tindakan sementara penghentian agresi militer Israel dihentikan dulu atas perintah Mahkamah Internasional. Hal yang sama juga diungkapin sama pengacara dan pakar keadilan internasional bernama Daniel Machover yang bilang kalo Afsel tinggal nunjukin argumen hukum yang masuk akal.


Tapi Israel pasti punya
 counter dong.
Yah negara gajels ini tentu aja nggak mau diem doang liat pemerintahnya digugat di Mahkamah Internasional. Pihak Israel udah mengonfirmasi bakal dateng di sidang Mahkamah Internasional yang akan dimulai hari ini banget. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu juga belum lama ini kasih statement dengan bilang kalo yang ngelakuin genosida tuh bukan Israel tapi Hamas????????? Kata dia, Israel udah bertindak semoral mungkin di Gaza. Tapi yah faktanya emang bombardir rumah sakit, tempat ibadah, dan pembunuhan lebih dari 23 ribu masyarakat Palestina termasuk anak-anak dan perempuan tuh ya harus dilakukan.

RED FLAG banget yang suka playing victim.
Israel? Atau… yang itu? EHE EHE EHE. Anyway guys, tapi ngeliat kelakuan Israel sejauh ini yang kekeuh tetap menyerang Gaza regardless kecaman internasional yang diterimanya, profesor hukum internasional Universitas Tel Aviv bernama Eliav Lieblich yakin Israel ngga bakal mau tunduk sama Mahkamah Internasional. Apalagi tuh, soal tadi disuruh ceasefire dulu. Meskipun gitu, misal Israel beneran batu nih, gamau nurut sama Mahkamah Internasional, Lieblich bilang kalo bakal ada tekanan politik sampe sanksi yang berat dari masyarakat Internasional dan PBB buat Israel.

Terus, Lesti Kejora ada komentar ga?
Ga ada WKWKWKW, yang ada NKRI nih, guys. Jadi baru aja Jubir Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal menyebut bahwa Indonesia bakal mendukung penuh upaya hukum Afsel di Mahkamah Internasional. Statement ini Pak Lalu sampaikan pada Selasa kemarin sambil juga jelasin bahwa Indonesia nggak bisa ikut menggugat Israel karena bukan bagian dari negara yang meratifikasi Konvensi Genosida. Tapi ya meskipun gitu, Menlu Indonesia, Retno Marsudi udah dijadwalkan buat menyampaikan pendapat lisannya di depan Mahkamah Internasional pada Jumat pekan depan.

Got it. Now wrap it up please.
FYI, ini bukan pertama kalinya Israel berurusan sama Mahkamah Internasional, guys. Sebelumnya pada 2004 lalu, negara zionis ini udah pernah disuruh Mahkamah Internasional buat ngehancurin tembok yang mereka bangun di wilayah West Bank yang secara hukum internasional masih punya Palestina. Pas itu, pihak Palestina menilai kalo Israel kayak bikin patok dan ngeklaim wilayah ini jadi milik miliknya. Tapi, pas itu Israel berdalih kalo pembuatan tembok ini dibikin buat menggagalkan bom bunuh diri dan akhirnya juga nggak mengindahkan seruan Mahkamah Internasional.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.