Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan
Now let’s talk about… The effect of Israel aggression
In the United States.
Kalau kamu pikir serangan Israel ke Gaza, Palestina cuma ngefek di wilayah timur tengah, it’s not totally true, guys. Karena kan seiring dengan perkembangan teknologi, berita di sana tuh cepet banget nyebar ya, dan baru aja nih, warga Amerika Serikat dikejutkan dengan pembunuhan seorang anak berusia enam tahun yang terjadi di Chicago, US, minggu lalu. Korban bersama ibunya yang beragama Islam ini ditikam pemilik rumah aka landlord-nya sendiri, dan kejadian ini memunculkan kembali sentimen Islamophobia di sana.
Hold on, I need some background.
Ofc, mulainya kembali konflik antara Hamas dan Israel yang terjadi pada hari Sabtu, dua pekan lalu udah menarik banyak banget atensi masyarakat dunia. Keadaan masyarakat dunia kini seolah terbagi menjadi dua kubu nih, di mana mereka yang mendukung terhadap kemerdekaan Palestina serta mereka yang pro terhadap agresi Israel. Nah, hal ini nih yang kemudian memperburuk kondisi kejahatan berdasarkan SARA di berbagai tempat, salah satunya yang ada di US.
Ok go on.
Salah satu kejahatan rasial ini menimpa seorang ibu dan anak di rumah sewaannya sendiri yang berada di Plainfield, Chicago, US. Kejadian ini terjadi pada siang hari di hari Sabtu kemarin. Pada saat itu, Joseph M. Czuba sebagai pemilik rumah sewa mendatangi rumah korban. Ibu korban yang juga jadi penyewa rumah pada saat itu langsung aja membukakan pintu dan nggak mempunyai firasat apapun kepada pemilik rumah sewa tersebut. Begitu pintu rumah dibuka, pelaku langsung mencoba mencekik sang ibu dan mulai menyerangnya dengan pisau sambil berteriak, “You muslims must die!”
OMG, what happened then?
Ofc, tindakan kejahatan rasial nggak terhindarkan pada hari itu. Sang Ibu sempat berhasil tuh buat menelpon pihak kepolisian dan melaporkan tindakan penyerangan yang ditujukan kepada dirinya dan anaknya. But sayangnya, penyerangan udah selesai dilakukan ketika polisi datang. Pelaku ditemui udah tergeletak di dekat pintu masuk rumah, sedangkan kedua korban yang merupakan ibu dan anak ditemukan di kamar tidur dengan sejumlah luka tusukan.
…
Baik sang ibu dan anak kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Sang ibu mengalami lebih dari selusin luka tusukan dan dilaporkan masih bisa diselamatkan. Sedangkan anaknya yang berusia enam tahun dikabarkan meninggal dunia setelah ditikam sebanyak 26 kali. Pelaku yang berusia 71 tahun ini kemudian didakwa dengan berbagai tuduhan sekaligus, di antaranya adalah pembunuhan tingkat pertama dan kejahatan rasial. Kini dirinya udah mendekam di penjara Will Country dan sedang menunggu sidang perdananya.
Geeez….
Iya, ngeri banget kan? Dan kebencian berdasarkan SARA gini emang bahaya banget deh. Makanya hari Minggu kemarin, Presiden US, Joe Biden langsung gercep menyampaikan kecamannya atas aksi pembunuhan yang didasarkan pada Islamopghobia tersebut. In his words, Joe Biden bilang, “I have said repeatedly that I will not be silent in the face of hate. We must be unequivocal. There is no place in America for hate against anyone.”
I heard kasus ini bukan satu-satunya ya?
Iyesss. Rabu kemarin, penyerangan yang berindikasikan kejahatan rasial juga terjadi di lingkungan muslim yang ada di Bay Ridge, New York, US. Pada saat itu, sekelompok orang mengibarkan bendera Israel dari dalam mobil. Nggak cuma itu, mereka juga lantas melakukan penyerangan kepada tiga orang di sekitar jalan yang mereka lalui. Penyerangan serupa juga terjadi di wilayah Brooklyn, New York, US. Ada laporan dari stasiun TV lokal yang menyampaikan adanya pemukulan terhadap seorang yang tengah membawa bendera Palestina.
Geeez it’s getting worse…
So, what happened next?
Huft, anything else I should know?
Geeez it’s getting worse…
Yep, dan ngga cuma di masyarakat, tapi hate crime kayak gini juga terjadi di lingkungan kampus. Contohnya di Harvard University, Cambridge, US, di mana setelah serangan Israel ke Gaza ini terjadi pekan lalu, Harvard’s Palestine Solidarity Committee menerbitkan surat pernyataan yang bilang bahwa pihak Israel harus bertanggungjawab penuh atas kerusakan yang terjadi karena agresinya ke Palestina. Lebih lanjut, mereka juga menilai perlakuan pemerintah Israel ke masyarakat Palestina udah menciptakan kondisi kekerasan yang ada di sana.
So, what happened next?
Well, Rabu kemarin, mereka yang menandatangani surat tersebut justru nama dan wajahnya disebar ke seluruh kampus menggunakan sebuah truk papan reklame. Hal ini jelas merupakan intimidasi politik yang terjadi di dalam kampus meskipun sampe sekarang belum ketauan siapa pelakunya. As if hal tadi kurang mengintimidasi, ngga lama kemudian CEOsebuah hedge fund, Bill Ackman mendesak Harvard University buat merilis nama-nama mahasiswa yang menandatangani surat tersebut karena doi mau nge-blacklist nama-namanya untuk memastikan mereka nggak akan bisa masuk ke dalam perusahaannya.
Huft, anything else I should know?
Well, meski banyak intimidasi, tapi dukungan terhadap Palestina makin banyak muncul di masyarakat Amerika Serikat. Menurut Corey Saylor, selaku peneliti di CAIR, stands for Council of American-Islamic Relations, emang saat ini dukungan terhadap Palestina meningkat, meski diskriminasinya juga bertambah terus. Selain itu, aksi mendukung Palestina juga terus dilakukan warga di kota-kota besar kayak New York, Washington DC, Chi-town, dll.