Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan
Hello
Welcome to Thursday. Hang in there because the weekend is soooo close. It feels like this week we’ve covered a lot about Sambo and well, who haven’t? Today we’ll talk more about Richard Eliezer’s verdict and tomorrow we promise there’ll be no more Sambo. Enjoy.
Last, but surely not the least….
It’s the verdict of Richard Eliezer, everybody.
Yep, masih dari dramanya Sambo, adapun terdakwa terakhir yang mendapatkan vonis dari majelis hakim atas pembunuhan Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat adalah none other than Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu aka Bharada E. The thing is, dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang menuntut Richard dihukum 12 tahun penjara, kemarin banget nih, vonis hakim justru menjatuhkan hukuman 1 tahun 6 bulan penjara aja buat Icad.
WHAT??? Jauh banget….
We know, rite. We repeat: Vonis majelis hakim yang diketuai Hakim Wahyu Iman Santoso di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan itu menjatuhkan hukuman 1 tahun 6 bulan penjara untuk Richard Eliezer, guys. That being said, vonis untuk Richard ini adalah yang paling rendah yang hakim berikan untuk lima terdakwa kasus pembunuhan Yosua Hutabarat. Secara Ferdy Sambo dengan vonis hukuman mati, Putri Candrawathi dengan vonis 20 tahun penjara, Bripka Ricky Rizal dengan vonis 13 tahun penjara, dan Kuat Maruf dengan 15 tahun penjara.
Oh wow….
Yep. Hal ini sesuai dengan yang diomongin sama Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban aka LPSK yang menetapkan Richard sebagai justice collaborator. Well, in case you’re puzzled, dalam tuntutan JPU beberapa waktu lalu, Richard Eliezer tuh kan dituntut 12 tahun penjara yah. Hal ini of course bikin masyarakat Indonesia mencak-mencak, guys. Kayak, “How come seorang yang pengaruhnya besar banget terhadap pengungkapan kasus ini tuh dituntut hukuman segitu?” gitu kan. LPSK juga responsnya most likely sama.
Sama gimana?
Disampaikan oleh Wakil Ketua LPSK, Susilaningtyas, Richard tuh harusnya bisa dapat hukuman yang paling ringan di antara terdakwa lainnya, guys. Sesuai yang tertuang dalam Pasal 10A Undang Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Alasannya, ya balik lagi karena Richard adalah justice collaborator. Nah the fact that Richard yang berstatus sebagai JC inilah yang kemudian dijadikan pertimbangan oleh hakim untuk menentukan vonisnya, guys.
Gimme all the details…
Well, dalam sidang kemarin, majelis hakim menilai Richard emang secara sah dan meyakinkan terbukti bersalah turut serta melakukan pembunuhan berencana terhadap Yosua. Adapun dalam putusan hakim, ada beberapa hal yang dijadikan pertimbangan untuk meringankan hukumannya. Selain status Justice Collaborator tadi, Richard juga dinilai udah sangat menyesali perbuatannya, dan keluarga Yosua pun udah maafin perbuatan dia. Usianya juga masih muda, dan masih bisa banget memperbaiki perilakunya di masa depan. Cuman ya gitu, hakim menilai Richard tuh nggak menghargai hubungan baiknya dengan Yosua. Makanya dari tuntutan jaksa 12 tahun tadi, maka vonis yang dijatuhkan bisa sampai 1 tahun 6 bulan, jauh banget di bawah tuntutan jaksa.
I see….
Happy banget dong orang-orang. Richard bahkan sampai emosional banget kemarin. Terus pengunjung yang hadir langsung di ruang sidang pun riuh bergembira menyambut vonis ini. Sorak sorai itu juga dibarengi pengunjung yang seketika langsung jadi choir nyanyiin Indonesia Raya. Kuasa hukum Richard, Ronny Talapessy, juga sampai speechless atas vonis ini, guys. Ronny bilangnya keadilan tuh benar-benar hadir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Lebih jauh, in his words, Ronny bilangnya gini, “LPSK mendampingi Richard, bagaimana meyakinkan Richard agar dia tidak takut sehingga dia juga dijaga dikawal. Kami berterima kasih kepada LPSK dan ini juga dari jaksa penuntut umum dalam persidangan kami berbeda pandangan itu hal yang lumrah, yang biasa. Kami menghormati, menghargai,” katanya gitu.
Kalau keluarga Richard gimana?
Well, keluarga Richard yang hadir langsung di Jakarta dari Manado kemarin juga bilangnya vonis ini udah adil, gengs. In that sense, pihak keluarga juga berterima kasih sama majelis hakim. Lebih jauh, Royke Pudihang, pamannya Richard, menyebut dari awal bahwa dia dan keluarga yang lain udah ngingetin Richard buat jujur. Karena kalo jujur, hasilnya tentu bakal baik.
I believe Keluarga Yosua has a say….
Nah soal itu juga, keluarga Yosua pun juga menerima putusan ini. Sama kayak responsnya terhadap vonis terdakwa lainnya, pihak keluarga tuh udah percaya banget sama majelis hakim dan menganggap hakim sebagai perpanjangan tangan Tuhan. Nah terkait vonis Richard, ibunya Yosua, Rosti Simanjuntak, bahkan menyebut Richard tuh sebagai orang yang digunakan Tuhan untuk menghukum pelaku. In her words, Bu Rosti bilangnya, “Biarlah Yosua melihat dari Surga-Nya Tuhan, Eliezer dipakai Tuhan yang menghakimi. Tuhan yang melihat.”
:(((((
Lebih jauh, ayahnya Yosua, Samuel Hutabarat, juga meng-highlight vonis hakim terhadap Richard yang jauh lebih rendah dari terdakwa lainnya. Pak Samuel menekankan soal sikap Richard yang penuh penyesalan, mulai dari awal persidangan tuh udah sujud di hadapan dia dan istrinya, udah minta maaf secara tulus, dan janji bakalan membuka apa yang dia tahu dan apa yang dia lihat. Nggak cuman itu, Pak Samuel juga meng-highlight Richard yang kemarin terus terang ngaku kalau dia salah, dan bilang dia dalam keadaan terdesak karena diperintah saat itu. Beda sama empat terdakwa lainnya yang nggak menyesal dan nggak minta maaf secara tulus sama Pak Samuel dan Bu Rosti.
Okay….
Nah balik lagi ke orang yang bergembira dan bersorak sorai atas vonis 1 tahun 6 bulan yang dijatuhkan untuk Richard Eliezer, salah satunya yang seneng banget itu diantaranya ada Menko Polhukam, Mahfud MD. Menurut Pak Mahfud, Hakim Wahyu Iman Santoso, Morgan Simanjuntak, dan Alim Ribut Sujono tuh udah berani banget dalam menjatuhkan vonisnya, dan patut diacungi jempol. Terus Pak Mahfud juga bilang, di tengah banyaknya pihak-pihak yang ngedukung Richard, yang mojokin Richard, dan suara-suara lain sepanjang persidangan, ternyata hal ini tuh nggak ngaruh sama keputusan hakim. Jadi putusannya juga sangat logis, gengs. Majelis hakim tersebut emang berkemanusiaan dan mengerti denyut-denyut kehidupan masyarakat, gitu kalau kata Pak Mahfud.
Got it. Anything else I should know?
Btw, nggak kayak Ferdy Sambo dan beberapa bawahannya di Divisi Propam Polri, sampai saat ini Bripka Ricky Rizal dan Bharada Richard Eliezer tuh belum menjalani sidang kode etik Polri, guys. Meaning sampai saat ini mereka masih berstatus sebagai Anggota Polri. Nah ngeliat Richard yang divonis satu tahun enam bulan penjara, banyak pihak yang mendorong supaya Richard tetap bisa diterima di Polri sebagai anggota Korps Brimob, guys. Secara hukumannya juga di bawah dua tahun, kan. Ketua Indonesia Police Watch, Sugeng Teguh santoso menyebut kalau Richard diterima lagi di Polri tuh bakalan naikin citra Polri di hadapan publik. Apalagi Richard tuh tulang punggung keluarga, harapan keluarga. Maka besar banget harapannya supaya Richard diterima lagi di Brimob Polri. Sidang Kode Etik pun sampai sekarang masih dibahas di Propam Polri, guys. So, just wait and see.
When things are getting more tense in Papua….
Due to Pilot Susi Air yang MASIH disandera.
Yep. Hampir seminggu pasca-terbakarnya Susi Air PK-BVY di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata, sampai sekarang pilotnya yang berkebangsaan New Zealand atas nama Phillips Max Mehrtens tuh masih disandera, gengs. Terus seiring dengan pencarian yang intens, kemarin banget nih, keluarlah foto dan videonya Mehrtens yang lagi dikelilingi sama orang-orang KKB-OPM.
HAH???
Iya. Emang parah banget, guys. Nggak cukup dengan membakar pesawat Susi Air itu, Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua bahkan sampai menyandera pilotnya. Well, awalnya tuh banyak yang skeptis emang sama berita penyanderaan ini since informasi yang mengarah ke sana juga minim banget. Bahkan, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyebut, “Nggak. Mereka nggak disandera, menyelamatkan diri aja mereka tuh,” gitu. Nah karena pada nggak percaya, akhirnya kemarin banget nih, KKB pun akhirnya merilis bukti yang nunjukkin kalau Phillips Max Mehrtens itu emang disandera, guys.
Wow okay…
Adapun bukti berupa foto dan video itu dikirim oleh jubir KKB dan Organisasi Papua Merdeka aka OPM, Sebby Sambom. Foto dan video itu jelas banget salah satunya nunjukkin ada cowok berdiri di tengah-tengah, pakai jaket jeans, celana pendek hitam, dan celana pendek. Dia foto di tengah-tengah beberapa anggota OPM yang lagi pegang senjata. Pria itulah yang diduga kuat sebagai Phillips Max Mehrtens, guys. With that said, pemerintah Indonesia pun akhirnya mengakui kalau Mehrtens emang disandera sama Kelompok Kriminal Bersenjata.
Terus dia kondisinya gimana?
KKB-OPM sih ngeklaim kalau Mehrtens yang mereka sandera sekarang dalam kondisi yang baik dan sehat, guys. Sebby Sambom bahkan menyebut pilot itu ditahan sebagai teman dan sahabat dari tetangga kami terdekat, New Zealand. Lebih jauh, Sebby juga jelasin kalau Mehrtens tuh ditahan sebagai jaminan politik buat negosiasi tentang hak kemerdekaan bangsa Papua Barat. Yep, you guessed it right. That’s all about keinginan OPM-KKB untuk lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam satu video, ada Mehrtens ngomong begini, “Kelompok Papua menangkap saya dan mereka berjuang untuk kemerdekaan Papua. Mereka minta agar militer Indonesia pulang dan jika tidak, mereka tetap menahan saya dan keselamatan saya akan terancam,” katanya.
Ya ampun….
Nah since namanya jaminan politik, jadi pilot itu mereka tangkap, dan cuman bisa lepas kalau Papua udah merdeka. Nggak sampai di situ, di sebuah video yang terkirim, mereka bahkan mengancam bakal membunuh pilot Susi Air itu kalau permintaan kemerdekaan Papua nggak diterima. Of course hal ini langsung nge-trigger pemerintah Indonesia dong. Menko Polhukam Mahfud MD bilangnya nggak bakalan ada negosiasi soal itu, gengs. In his words, Pak Mahfud bilangnya gini, “Kami akan mempertahankan serta memberantas setiap gerakan yang ingin mengambil bagian secuil pun dari NKRI.” Papua tuh bagian yang sah dari NKRI, jadi nggak ada negosiasi, dan no one could tell them otherwise gitu istilahnya.
Terus sekarang gimana?
Nah sekarang, yang lagi gencar dilakukan adalah upaya pembebasan dan penyelamatan Mehrtens, guys. Adapun upaya yang dilakukan adalah dengan cara persuasi, supaya bisa bebas dengan selamat, damai, tanpa kisruh, tanpa ribet. Tapi kalau cara ini nggak work, ya nggak menutup kemungkinan cara lain yang bakal digunakan, guys. Contohnya, ya operasi pembebasan.
I see…
Nah sekarang, Aparat Gabungan TNI-Polri yang diutus dari Jakarta tuh ngeklaim udah berhasil menduduki Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Wilayah Paro ini juga yang jadi titik terbakarnya pesawat itu kan, maka pencarian juga dilakukan di sana. Disampaikan pula oleh Kapolda Papua, Irjen Mathius Fakhiri, pihaknya tegas nggak akan mundur terhadap apa pun dan siapapun, mau itu KKB, atau yang lainnya. Lebih jauh, Irjen Mathius juga berdoa supaya upaya penyelamatan ini bisa berjalan maksimal dan mudah-mudahan bisa dapat hasil yang sangat baik.
Amen. Anything else I should know?
Btw sejak berita ini muncul, Selandia Baru, where Phillips Max Mehrtens comes from, tuh udah rame banget ngebahas isu ini, guys. Media sana bahkan udah ngerilis berbagai artikel terkait terbakarnya pesawat, sampai Mehrtens yang disandera. Terus, terkait kondisi orang yang diduga Mehrtens berfoto bareng orang-orang OPM, Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru juga confirm mereka udah tahu soal itu, cuma nggak mau berkomentar aja. Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta, waktu dimintai keterangan juga nggak available.
What just exploded in the US?
A train in Ohio.
Iya guys, efek dari kebakaran besar yang terjadi pada 3 Februari lalu berbuntut panjang. Masyarakat setempat jadi h2c aka harap-harap cemas karena kebakarannya ternyata mengandung bahan kimia berbahaya.
Tell me how it started.
Well, it all started ketika kecelakaan kereta tergelincir terjadi di desa East Palestine, Ohio yang akhirnya memicu kebakaran besar. Akibatnya, sebagian gerbong terbakar, sebagian lagi segaja ditumpahin isinya dan sebagian lainnya dibakar muatannya. Saat kejadian, asap dan apinya kelihatan sampe 30 kilometer dari tempat kejadian. Jadi kebayang kan guys gede banget apinya. Nah untungnya, nggak ada korban tewas maupun cedera pasca kejadian ini, sih.
Good thing…
Ya tapi FYI, kereta api itu membawa vinil klorida dan sembilan bahan kimia berbahaya lainnya, which is, masih ngeri banget. Walaupun kecelakaannya terjadi di hari Jumat, tapi apinya masih berkobar sampe hari Minggu. Akhirnya, pemerintah setempat memerintahkan evakuasi paksa buat masyarakat sekitar gara-gara khawatir akan adanya potensi ledakan yang bikin pecahan peluru beterbangan sampe satu mil.
Terus, gimana?
Demi mencegah ledakan, petugas kereta melepaskan isi kereta yang penuh sama vinil klorida. Kalo menurut US National Cancer Institute, vinil klorida erat banget kaitannya sama risiko kanker hati dan kanker lainnya. Terus ketika zat kimia beracun ini dialirkan ke parit, petugas nyalain api buat menghilangkan zat tersebut. Akhirnya terjadi ledakan keras dan ada gumpalan besar gas fosgen dalam awan hitam besar di langit.
Seberapa bahaya sih?
Bahaya banget gengs. Jadi vinil klorida yang ada di dalem kereta itu terkait sama peningkatan risiko kanker hati, kanker otak dan paru-paru sampe leukimia. Nah, kalo gas fosgen yang dihasilkan usai pembakaran, itu juga bisa menyebabkan muntah dan gangguan pernapasan. Bahkan, saking beracunnya, gas ini tuh dipake sebagai senjata dalam Perang Dunia I. Gas fosgen sendiri bisa menyebabkan iritasi mata, tenggorokan kering dan muntah-muntah. Terus, hidrogen klorida yang dihasilkan juga bisa mengiritasi kulit, hidung, mata dan tenggorokan.
🙁 Kondisi warganya gimana?
Lima hari setelah kejadian kecelakaan, para pejabat sih udah mencabut perintah evakuasi dan bilang ke masyarakat bahwa mereka udah bisa kembali ke rumah. Pihak berwenang dan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) juga bilang kalo sampel udara dan air udah dianalisis dan kembali normal. Tapi, ketika para penduduk kembali pulang, banyak warga yang melaporkan bau-bau yang aneh dan hewan yang pada mati. Mulai dari ratusan ikan di anak sungai, ayam, anjing sampe-sampe rubah yang mati. Otomatis, orang-orang kan jadi panik lagi, ya kan? Makanya, beberapa penduduk lainnya milih buat nggak pulang karena masih ragu sama penanganan pemerintah terhadap kejadian itu.
And now, China is joining the conversation…
Gara-gara kejadian ini, China tiba-tiba nimbrung. Jubir Kemenlu-nya China, Hua Chunying nge-tweet sambil ngejek gitu, deh. Intinya, doi bilang,”Kayanya orang-orang AS kebanyakan mikirin balon sipil sebagai ancaman besar, giliran ledakan kereta dan kebocoran bahan kimia nggak dipikirin.” Pokoknya, sinis gitu deh. Secara kan, baru-baru ini China sama AS lagi panas-panasnya soal balon raksasa yang dianggap sebagai mata-mata.
WKKWKW Anything else?
One thing that attracts everyone adalah gara-gara kasus kejadian serupa tuh udah diangkat jadi film di Netflix berjudul “White Noise” pada 2022. Film ini tuh seakan-akan udah memprediksi kejadian ini. TBL TBL..
When you’re so sick of lato-lato…
Lion Air can relate.
Yep, just a random news to your random morning. Jadi kemarin, maskapai penerbangan Lion Air mengumumkan bahwa penumpangnya ngga boleh main lato-lato di dalam pesawat pas lagi terbang. Hal ini disampaikan oleh Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro melalui keterangan resminya. Jadi dalam keterangan itu disebutkan, alasan dari ngga boleh main lato-lato in flight adalah karena bisa mengganggu keamanan dan kenyamanan penumpang. Meski ngga boleh dimainin, namun kalo kamu emang lato-lato lover, kamu boleh kok guys bawa mainan itu ke penerbangan. Cuma ya ngga boleh dimainin aja. Danang menambahkan bahwa hal ini udah sesuai sama Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 211 Tahun 2020 tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional.
FYI guys, emang belakangan lato-lato lagi gaining their momentum dan makin sering dimainin sama masyarakat luas. Despite concerns about the safety, kita masih sering denger bunyi “tekotekkotekkotek” everywhere ya kannn….
“Saya sudah tua.”
Gitu guys kata Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais ditanya siapa tau ye kannnn partainya mau menyodorkan nama Cawapres untuk mendampingi Anies Baswedan di Pemilu 2024. Pak Amien bilang, doi udah terlalu tua kalo harus maju Pilpres. FYI sebelumnya, Partai Ummat emang menyampaikan dukungannya untuk Pak Anies nyapres di 2024 mendatang.
When your friends ask you to hangout after 8 PM…
Announcement
Thanks to Someone for buying us coffee today!
(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here. Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)
Catch Me Up! recommendations
If you have a panic attack, try these.