Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan
When Pemakzulan Presiden Trump/Biden udah terlalu biasa….
What about Pemakzulan Presiden Jokowi.
Yoi. Kalau kamu biasanya baca berita pemakzulan presiden tuh di AS, sekarang it’s happening di Indonesia, guys. Iya, belakangan ini, rame banget pada ngomongin Joko Widodo mau dilengserkan dari jabatannya sebagai Presiden RI. Yuk kita bahas!
GIMANA CERITANYA HEYYY?
Easy, peasy. We got you though this ok? Jadi sebenarnya wacana Presiden Joko Widodo mau dilengserkan tuh bukan berita baru lagi tau. Iya, dari Oktober 2023 lalu bahkan. Waktu anaknya Pak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, resmi diumumkan sebagai bakal calon presiden bareng sama Prabowo Subianto. Di situ banyak banget masyarakat yang langsung berpikir, “Fix ini ada campur tangannya Jokowi di sini, guys. King maker-nya nih,” dll. And yes, the fact that Pak Jokowi sekarang masih menjabat sebagai presiden tuh somehow jadi boomerang tersendiri buat dia.
Boomerang gimana?
Ya kan sikap beliau bisa dibilang rada gajelas ya. Katanya netral, tapi anaknya jadi cawapres 02. Kader PDIP, tapi kemaren ga dateng HUT yang ada 03-nya, gitu-gitu loh. Makanya banyak pihak yang menilai bahwa sebenernya sih Pak Jokowi udah makin obvious menunjukkan keberpihakannya sama satu paslon. That being said, dari sinilah muncul ide buat memakzulkan Presiden Jokowi. Jadi kayak, “Daripada presiden nggak netral gini, mending kita lengserin aja dah.”
Kita? Kita ini siapa, ges?
Ada sejumlah tokoh yang berperan di sini. You name it, mulai dari Faizal Assegaf, Marwan Batubara, sampai Letjen (Purn.) Suharto dll beberapa waktu lalu diketahui dateng tuh rame-rame ke kantornya Kemenko Polhukam. Total ada 22 orang lah di situ, ketemu Pak Mahfud MD di sana dan mulai lah tuh buka omongan soal possibilities pemakzulan Presiden.
Oh wow….Nggak tanggung-tanggung, mereka bahkan bilangnya pengen Pemilu berjalan tanpa Presiden! Hasilnya, yaa… gitu. Prof Mahfud bilang mereka salah alamat, guys. Iya, kalau mau melengserkan presiden mah ke DPR, bukan ke Menko, katanya gitu. Adapun di DPR, Ketua DPR RI Puan Maharani bilangnya juga nggak masalah. Tapi, kata Mbak Puan better fokus ngikut konstitusi aja sekarang.
Oh wow….Nggak tanggung-tanggung, mereka bahkan bilangnya pengen Pemilu berjalan tanpa Presiden! Hasilnya, yaa… gitu. Prof Mahfud bilang mereka salah alamat, guys. Iya, kalau mau melengserkan presiden mah ke DPR, bukan ke Menko, katanya gitu. Adapun di DPR, Ketua DPR RI Puan Maharani bilangnya juga nggak masalah. Tapi, kata Mbak Puan better fokus ngikut konstitusi aja sekarang.
Tapi beneran bisa DPR memakzulkan Jokowi kayak di AS memakzulkan Biden?
Soal itu juga tuh, guys. Menurut Ketua Umum PBB yang juga pakar hukum Yusril Ihza Mahendra, pemakzulan Presiden kalau gara-gara Pemilu tuh bakalan inkonstitusional, alias nggak sesuai sama UUD 1945. Yep, masalah pemakzulan presiden ini ada banget dibahas di UUD 1945, guys. Di Pasal 7B tepatnya. Di pasal itu, di-state pemakzulan cuma bisa terjadi kalau presiden melakukan pengkhianatan terhadap negara. Kayak korupsi, suap, pokoknya kalau terlibat tindak pidana dan perbuatan tercela lainnya deh. sampai nggak bisa lagi memenuhi kewajibannya jadi presiden. Di case ini kan nggak ya.
I see….
Tapi kalau kata PKS, kalau faktanya udah ada dan verified bener, bisa banget itu dijadikan bukti untuk kemudian lanjut proses pemakzulan presiden, guys. Yaa walaupun prosesnya lama lagi sih, kudu ke DPR, ke MPR, ke MK, dll. That being said, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshidiqiue bilangnya nggak mungkin banget Presiden Jokowi bisa dimakzulkan sebelum 14 Februari 2024. Instead, Pak Jimly bilang mending sekarang masyarakat fokus aja menyukseskan Pemilu 2024. Nggak usah gila-gila pemakzulan dah wkwk.
Wkwkw iya juga. Anything else?
Jadi ya gitu intinya, guys. Namanya negara demokrasi rakyat bisa banget bersuara, berpendapat, tanpa ada tekanan dari pihak lain yekan. Istana sendiri diketahui terima banget kok sama semua kritik dan masukan yang ditujukan ke Presiden. Cuma ya tiati aja, guys. Namanya tahun politik begini, kesempatan ada di mana-mana, dan bisa diambil sama siapa aja. Either it’s good or bad. Apalagi isunya kayak pemakzulan presiden begini. Tapi mikir juga nggak sih, siapa yang bakal diuntungkan ya kalau Presiden Joko Widodo beneran dimakzulkan? Thoughts?