Now, all you need to know about rencana pemerintah evakuasi warga Gaza ke Indonesia...
Yes guys, di tengah kondisi Gaza yang udah luluh lantak dan korban jiwa yang terus bertambah, pemerintah Indonesia pada Rabu (9/4), mengusulkan rencana evakuasi sementara 1.000 warga Gaza ke Indonesia. Ide ini menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak.
HAH? Tell me more!
OK. Jadi, ide untuk melakukan evakuasi warga Gaza ini disebut berlatarbelakang kemanusiaan. Kata Pak Prabowo, "Ya itu kan tawaran kita untuk ikut serta membantu masalah kemanusiaan yang penderitaan rakyat Palestina yang begitu dahsyat ya, kita ingin berbuat sesuatu." Pak Prabowo juga menegaskan bahwa rencana evakuasi ini hanya bantuan kemanusiaan aja, dan ngga akan merelokasi para korban.
Oh ok...
Selanjutnya, meski memiliki kapasitas buat melakukan evakuasi, Indonesia tetep nggak bisa sembarangan melakukan evakuasi ke warga Gaza, gaes. Menurut Menlu Sugiono, evakuasi harus dapet izin dari sejumlah negara yang punya kepentingan atas perdamaian di Palestina. Inilah yang membuat Presiden Prabowo melawat selama 6 hari (9-15 April 2025) ke sejumlah negara Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab (UEA), Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania. Jika selama lawatannya Indonesia mendapatkan lampu hijau, maka rencana evakuasi warga Gaza bakal dijalankan.
Go on...
Selain itu, Menlu Sugiono juga menyatakan bahwa pemerintah Indonesia udah siap melakukan evakuasi ke warga Gaza khususnya warga yang mengalami luka-luka, anak-anak yatim, para pelajar, juga anak-anak yang mengalami trauma pascaperang. Kebijakan ini diambil Presiden melihat situasi konflik yang terus terjadi di Gaza dan banyak negara yang hanya diam saja. Selain itu, Kemenhan dan TNI menyatakan siap mendukung rencana evakuasi warga Gaza ke Indonesia. Menurut Kepala Biro Informasi Kemenhan, Brigjen TNI, Frega Wenas, pihak TNI punya prasarana yang mumpuni buat memindahkan dan merawat korban-korban perang di Gaza. Namun, sampai saat ini belum ada perintah resmi dari Presiden buat melakukannya.
Tapi kan banyak yang protes pasti...
Ya, betul. Karena relokasi ini ngga beda sama rencana Trump yang juga pengen mindahin warga Gaza (entah kemana), dengan dalih daerahnya udah ancur, untuk kemudian dibangun kembali jadi "real estate" halu buatannya. Padahal, warga Gaza selama ini mati-matian bertahan di tanah kelahirannya meski harus menghadapi risiko kematian setiap hari, karena emang resiko yang sama, guys. Tentara Israel bisa kapan aja menyerobot tanah mereka. Makanya, wacana ini mendapat banyak penolakan.
Dari siapa tuh?
Salah satu di antaranya adalah Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas yang bilang gagasan Presiden Prabowo ini patut dipertanyakan. In his words, “Pertanyaannya, untuk apa indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut?” Selain MUI, ada juga Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana yang sus sama rencana Prabowo tadi. Menurutnya, timing atas rencana ini ngga pas, yakni ketika perang dagang di mana tarif masuk yang diberlakukan ke Indonesia tinggi banget, yakni hingga 32%. Menurutnya, rencana Prabowo tadi bikin banyak pihak mempertanyakan apakah ada deal tertentu aka udang di balik batu antara Trump dan Prabowo.
HMMM...
Terus, ada juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Ulil Abshar Abdalla a.k.a Gus Ulil yang bilang bahwa isu evakuasi warga Gaza ke Indonesia ini blunder dan nggak tepat. Menurutnya, harusnya semua pihak tuh mendukung upaya warga Gaza tetap berada di tanah airnya.
Terus, pemerintah ada komentar ga?
Ya pemerintah kekeuh bahwa ini bukan relokasi. Selain itu, Pak Prabowo juga menegaskan bahwa beliau bakal mengkonsultasikan rencana ini ke negara-negara Arab lainnya. However, satu negara udah menyatakan penolakannya guys, yakni Turki. Dalam keterangannya, Menlu Hakan Fidan menegaskan bahwa negaranya menolak rencana apa pun yang mengharuskan warga Gaza meninggalkan tanah airnya.
Hmmm emang rencananya kayak rencana AS ya...
True. Sebelumnya, pada Januari tahun ini, ketika Presiden Trump menyatakan ambisinya menyulap Gaza sebagai Riviera of the Middle East, nama Indonesia udah disebut-sebut, tuh. Yep, waktu itu Indonesia dijadiin negara tujuan buat relokasi dua juta warga Gaza. Namun, waktu itu Kemenlu dengan tegas membantah laporan atau informasi soal Indonesia jadi negara tujuan relokasi warga Gaza. Hingga penghujung Maret 2025, pemerintah menyatakan nggak pernah ada pembicaraan soal relokasi warga Gaza ke Indonesia dengan pihak mana pun. Tapi, situasi berubah ketika penerapan tarif impor diberlakukan sama AS. Indonesia, tiba-tiba menawarkan diri buat menerima evakuasi 1.000 warga Gaza dengan alasan kemanusiaan.
Hmmm... Anything else?
Yes, berdasarkan data UNRWA yang diakses dari laman Palestinian Central Bureau of Statisctics (PCBS), biaya yang harus dikeluarkan buat menampung satu orang warga Gaza adalah sekitar US$67-US$275/bulan atau sekitar Rp1,1-Rp4,6 juta per orang/bulan. Nah, kalo pemerintah serius mau evakuasi 1.000 orang warga, maka perlu anggaran sebesar Rp1,1-Rp4,6 miliar/tahun. Nominal sebesar itu belum termasuk kesiapan sarana dan prasarana buat menunjang kehidupan yang layak buat warga Gaza di Indonesia, ya. Di tengah APBN yang defisit sampai Rp104,2 T per Maret 2025, itung-itungan dana buat rencana evakuasi ini udah final belum, ya?