Good morning
This is a special edition where we will only talk about, well, the Pilkada 2024. What a day yesterday was! We believe that for some of us, it was such a roller coaster ride. Some are probably on the cloud nine, others might be sad, and a few maybe... couldn't care less. Anyhow, life goes on, so before the final blow...
Here's your A-Z recap on: Pilkada Serentak 2024….
We've got everything.
Buat kamu yang tinta bekas nyoblosnya masih nyisa, buat kamu yang udah update story pake template “Let’s Vote” di IG, dan buat kamu yang selalu update berita dari pagi sampe malem, congratulations! You’ve done your part to make your home be a better place to live in. Kemaren banget nih (27/11), setelah mendaki gunung lewati lembah, rakyat Indonesia sukses menggelar yang namanya Pilkada Serentak 2024.
Tell me.
Pokoknya dari Sabang sampai Merauke semua pada nyoblos dah tuh kemaren. Iya, to be exact, Pilkada kali ini digelar di 37 provinsi, 93 kota, dan 415 kabupaten seluruh Indonesia. Kalau ditotal-total ada 545 daerah yang menentukan calon kepala daerahnya. Nah, yang harus kamu tahu adalah, di 545 daerah ini adalah ternyata nggak semua warga pada nyoblos, guys.
Kok banyak yang nggak nyoblos?
Ambil contoh kayak di Jakarta deh. Lembaga survei Charta Politika mencatat, Tingkat partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta tahun ini tuh menurun dari pilkada sebelumnya tahun 2017 lalu. Di 2017 tingkat partisipasinya ada di angka 72% ya, nah kalau kemaren tuh, yang datang ke TPS Cuma 58%-nya aja. Turun mayan jauh kan tuh.
“WHY???”
Kalau kata peneliti Charta Politika, Dadang Nurjaman, masyarakat tuh udah jenuh aja, guys. Terus sosok calonnya juga berpengaruh katanya. Kayak, “Hey, gue harus milih siapa sih ni?” gitu lo. Terus juga ke-influence sama yang kemaren mau coblos tiga paslon di Jakarta kan. Jadi mikirnya daripada nyoblos semua mending nggak usah datang sekalian, gitu lah kira-kira.
Tapi yang nyoblos semua ada?
Bukan lagi nyoblos semua, yang ngerusakin surat suara juga banyak, guys. And when we say ngerusakin, itu tuh yang sampe nyoret surat suaranya gitu lo. Saking marahnya sama pilihan yang ada. Kayak, “Pilihannya cuma ini nih serius?” gituuu. Nah, yang harus diluruskan di sini adalah: Perbuatan begini salah banget ygy. Nyoret-nyoretin surat suara tuh udah menyalahi Peraturan KPU Pasal 28 di mana tertulis: Pemilih tidak boleh membubuhkan tulisan dan atau catatan apa pun pada surat suara; dan Pemilih tidak boleh mendokumentasikan hasil pencoblosan terhadap surat suara yang dilakukan di bilik suara. Terus ini segala di foto, upload di X, ya nggak boleh. Kena UU Pemilu pasal 500 di situ. Hukumannya? Pidana paling lama satu tahun penjara dan denda maksimal Rp12 juta.
HMMM….
Meanwhile, ada juga nih mbah-mbah sampe effort bolak-balik ke TPS gara-gara salah bawa undangan nyoblos. Iya, Mbah Zuki namanya, ya gimana sih mbah-mbah. Udah 70 tahun, mbah Zuki ini datang ke TPS bawanya undangan tasyakuran instead of undangan nyoblos. Terus pas ditanya ternyata Mbah Zuki nggak ngeh kalau undangan yang dibawa tuh salah. Ukurannya sama soalnya, terus ditambah belio buta huruf juga. Makanya maklum aja kan ya. Tapi namanya prosedur, Mbah Zuki akhirnya disuruh pulang dulu terus bawa undangan yang bener.
Kasian….
We know rite. Nah, balik lagi ke tingkat partisipasi pada Pilkada tadi, ternyata ini tuh nggak cuma ngomongin pemilihnya doang, tapi yang dipilih juga! Yep, we’re talking about Lukmanul Hakim, Calon Wakil Gubernur nomor urut 1. Gini gini, to give you a better context, Gus Lukman ini dijadwalkan bakal nyoblos di TPS 02 Kecamatan Turi, Lamongan, Jawa Timur kan. Di kampung halamannya sana lah, dia rencananya nyoblos bareng ibunya tuh. Nah tapi, kemaren, sampai itu TPS tutup, Gus Lukman nggak dating-dateng, guys.
????
Anggota PPK Kecamatan Turi, Tohari namanya, menyebut Gus Lukman ada keperluan mendadak cenah. "Keperluan mendadak itu apa, saya tidak tahu. Pokoknya bilang sama saya karena ada keperluan atau tugas mendadak," katanya gitu. Sampai berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari Luluk Nur Hamidah selaku Cagub barengan sama Gus Lukman atau tim pemenangannya juga masih belom kasih statement.
Tapi overall aman-aman aja?
Let’s hear it from: The organizer aka Komisi Pemilihan Umum. Ketua KPU, Mohammad Afifuddin, dalam keterangannya semalam menyebut penyelenggaraan Pilkada Serentak ini berjalan lancar, gengs. Meskipun ada kendala kayak bencana, keributan, sampai gangguan keamanan, tapi so far so good kok. Makanya kemaren Pak Afif bilang makasih tuh, guys. In his words, "Pada kesempatan yang baik ini yang paling penting ingin kami sampaikan adalah tadi itu, secara umum pelaksanaan Pilkada berjalan dengan baik dan juga ungkapan terima kasih kami kepada seluruh jajaran, pemilih dan seluruh peserta, semua pihak yang sudah membantu pelaksanaan dan menyukseskan gelaran Pilkada 2024,” katanya.
Terus hasilnya gimana?
Well, menurut kamu gimana? Apakah sesuai prediksi apa nggak nih? Terus, kalau diliat dari quick count-nya berbagai Lembaga Survei, paslon yang kamu pilih gimana nasibnya? Nah, kalau di Jakarta sendiri sih, KPU DKI Jakarta tuh nggak melakukan quick count ygy. Legit disampaikan oleh Wahyu Dinata selaku Ketua KPUD Jakarta bilang pihaknya nggak pake quick count segala, guys. Langsung perhitungan berjenjang cenah. Tapi kalau dari quick count sendiri sih, Pramono-Rano unggul, guys. Ketua Tim Pemenangan Pramono-Rano, Cak Lontong, kemaren (27/11) bahkan bilangnya, “Enam lembaga hasil survei semuanya memenangkan Mas Pram dan Bang Doel." Di atas 50% cenah. That being said, Paslon 03 ini sih yakin mereka bakal menang satu putaran ya di Pilkada Jakarta.
Satu putaran banget nggak tuh?
Hal ini beda sama rivalnya, Ridwan Kamil-Suswono yang masih optimis Pilkada Jakarta bakal lanjut 2 putaran. Dalam keterangannya kemarin, Kang Emil bilang begini nih: "Biasanya hitung cepat itu akurat dan kami juga ada tim internal bahwa dua putaran itu kelihatannya akan menjadi faktual." Meanwhile, from Dharma Pongrekun-Kun Wardana’s side, semua orang literally kaget sama hasil quick count untuk paslon ini. Mereka dapat 10% loh. That’s a big number. Pak Dharma sendiri kemaren bilangnya ini udah jadi kemenangan buat mereka since dari awal banget paling di-underestimate, dibilang suaranya paling mentok 5%, sekarang udah dua digit aja. In that sense, Pak Dharma sendiri kemaren bilangnya penentuan Pilgub satu atau dua putaran itu bakal ditentukan dari hasil perolehan suara mereka, guys. Ya dari 10% itu.
Terus daerah lain gimana?
Daerah lain rada beda nih sama Jakarta. Kalau di Jakarta, paslon yang didukung Joko Widodo, which is RK-Suswono, kan masih harap-harap cemas ya. Di kubunya Pram-Rano tuh kemaren bahkan udah rame banget simpatisannya teriak “Mulyono kalah! Mulyono kalah” gitu gitu. Meanwhile, di daerah lain paslon yang di-endorse Jokowi justru semakin memuncak. Kayak Andra Soni-Dimyati di Banten, menang. Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Jawa Tengah, juga menang. Sampai menantunya Pak Jokowi, Bobby Nasution-Surya, juga menang di Sumatra Utara. Terus, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, juga menang. Bu Khofifah bahkan kemaren juga ditelpon langsung sama pak Jokowi, “Saya kira sudah fix. Selamat ya,” cenah.
Terus, kalau si artis-artis itu? Kan banyak yah?
Nah iya. Soal itu juga. Pilkada Serentak tahun ini kan juga diramaikan sama sejumlah artis buat jadi kepala daerah ya. Let’s say Bang Doel aja tuh itungannya artis banget kan. Terus, ada yangg udah biasa di politik kayak mantan Wakil Bupati Indramayu, Lucky Hakim yang maju sebagai Calon Bupati Indramayu. Terus mantan anggota DPR, Mimi Kris Dayanti dari PDI Perjuangan yang maju sebagai Calon Wali Kota Batu, dan Farhan dari Partai Demokrat yang maju sebagai Wali Kota Bandung. Selain itu, ada juga yang masih freshmen kayak Gilang Dirga, Ramzi, Ritchie Ismail adik iparnya Raffi Ahmad, sampai Vicky Prasetyo “26 my age” juga ada.
Kepilih gak mereka?
Again, hasil yang mimin ceritain tuh masih versi quick count ygy. Cuma sejauh ini sih, ada yang fix melaju kayak Bang Doel tadi, atau yaa.. rungkad, kayak Mimi KD misalnya. Quick count sementara menunjukkan dia ada di posisi terbawah, guys. Di mana Pilwali Batu sendiri sejauh ini menempatkan Nurochman-Heli Suyanto di posisi teratas. Udah lebih dari 50% juga suara mereka, guys. Disusul Firhando Gumelar-Rudi, baru deh Mimi dan pasangannya, Kresna Dewanata. Di Jawa Barat juga gitu, ada Cawagub Ronal Surapradja sama satu lagi Gita KDI kan. Mereka juga rungkad, guys. Kelibas abis sama Dedi Mulyadi-Erwan yang meraih suara sampai 61%. Lain cerita sama si mantan penyiar sekaligus mantan anggota DPR, Muhammad Farhan-Erwin yang justru unggul 48% di Pilwali Bandung.
Terus, kalau udah menang, what's next?
Ya ditetapkan KPUD masing-masing sebagai paslon terpilih, terus udah, dilantik. Adapun berdasarkan PP Nomor 80 Tahun 2024, paslon gubernur terpilih bakal dilantik serentak tanggal 7 Februari 2025. Meanwhile, paslon bupati dan wali kota terpilih dilantiknya belakangan. Tanggal 10 Februari ntar baru bisa, nunggu urusan gubernurnya dulu. Gitchuuu.
Got it. Now wrap it up…
And there’s that. Nyoblos-nyoblosan kelar. Semoga bisa menghasilkan pemimpin yang bener buat daerah masing-masing ygy. Soalnya sayang banget kalau mau diukur pake nominal duit nih ya, Pilkada Serentak 2024 ini di-plot anggarannya sama Kementerian Keuangan sebesar Rp37,4 T! Tapi meskipun dengan angka segitu, eks terpidana (mostly kasus korupsi) tetap bisa ikutan. Politisi dinasti masih ratusan. Dan perempuan makin sadar, “Gila! Emang boleh #womeninmalefields” begini banget?” Komnas Perempuan bilang cuma 10% perempuan kali ini.
Padahal kan women juga bisa jadi leaders, hiks…..
Announcement
Thanks to someone for buying us coffee today!
Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here...just click here. Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!
Catch Me Up! recommendations
The yesterday's gives you so many emotions? Just... relax.






