Rapor Kinerja 100 hari Pemerintahan Prabowo-Gibran, Penyelidikan Kecelakaan Jeju Air Resmi Dirilis, Kasus Mutilasi Jasad di Ngawi, Pengurangan Biaya Produksi Uang Koin AS

Catch Me Up!
UTC
18 kali dilihat
0 kali dibagikan

Hello

Welcome to the weird hari kejepit! Whether you're working from the office, from home, or enjoying your hari kejepit to the fullest (read: out there holidaying!), you can always start your day with something informative, like our email. Let's go! 

 

First stop, Rapor Kinerja 100 hari Pemerintahan Prabowo-Gibran

The good and the bad.

Yep, guys, nggak kerasa udah 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran yang tepat jatuh di hari Selasa (28/1). Presiden Prabowo Subianto bersama jajarannya di Kabinet Merah Putih menggelar Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu (22/1) sore.


Tell me more.

Alright, sidang kabinet paripurna ini jadi agenda perkumpulan besar pertama pemerintah yang digelar di 2025, guys. Sidang ini dihadiri menteri dan juga wakil menteri yang kompak mengenakan baju kemeja putih-putih. Dalam keterangannya ke Pers pada Rabu (22/1), Menteri Hukum Supratman Andi Agtas bilang bahwa rapat tersebut berkaitan dengan arahan Presiden Prabowo kepada kabinet. Yep, setelah sampai di 100 hari pertama pemerintahan, banyak ekspektasi dan juga penilaian terhadap kinerja pemerintah. Selain hasil survei litbang Kompas dengan angka kepuasan publik yang tinggi, ada juga rapor dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS).


Gimana tuh hasilnya?

Okay, CELIOS merilis rapor pemerintahan Prabowo-Gibran, nih, guys. Metodologi yang dipakai adalah expert judgement, melibatkan 95 jurnalis dari 44 lembaga pers Indonesia yang berwawasan mendalam tentang kinerja pemerintah. Dari penilaian lembaga riset itu, Presiden Prabowo dapat nilai 5/10, sedangkan Wapres Gibran dapat nilai 3/10. Hasil rapor CELIOS secara mendetail yaitu: 74% responden menilai kalau hanya sebagian janji kampanye yang berhasil; 88% responden setuju kalo Kabinet Merah Putih dirombak; 52% responden kecewa dengan tata kelola anggaran, dan 46% responden melihat kalau koordinasi antarlembaga nggak berjalan optimal.


Well. Go on...

Alright, dalam rapor CELIOS itu, ada lima menteri yang dinilai punya kinerja terburuk, di antaranya: Natalius Pigai (Menteri HAM); Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi); Bahlil Lahadalia (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral); Yandri Susanto (Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal); juga Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan).


HMMM...

Soal hasil ini, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menyebut bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran emang udah berhasil menciptakan citra prorakyat lewat pendekatan populis. Hal itu tercermin dalam pidato-pidato Presiden Prabowo yang menyinggung isu prorakyat, seperti pemberantasan korupsi, upaya penegakkan hukum, juga keberpihakan pemerintah ke golongan kecil. On the other side, hasil survei yang nunjukkin kalo tingkat kepuasan publik di bidang ekonomi tinggi ternyata nggak selalu sesuai realita, lo.


Kok bisa gitu?

Yep. Menurut pendapat Ekonom UGM, Akhmad Akbar Susamto, sebagian besar masyarakat nggak bener-bener ngerti dan paham soal indikator ekonomi. Terlebih nggak mudah juga buat mengakses data-data terkait itu secara bebas. Alhasil, penilaian yang dihasilkan atas kinerja pemerintah jadi subjektif dan nggak mencerminkan permasalahan ekonomi serius yang terjadi di tengah masyarakat. Furthermore, Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, nambahin kalo ada faktor psikologis masyarakat Indonesia yang punya kecenderungan mudah bersyukur.


So, what's next?

Well, menurut Pakar Hukum Pidana Universitas Katolik Parahyangan, Agustinus Pohan, Pemerintahan Prabowo-Gibran masih punya PR yang harus diberesin nih, khususnya dalam hal reformasi hukum yang menyeluruh. Masih banyak para penegak hukum yang malah terang-terangan melanggar hukum yang berjalan. Lebih lanjut, Agustinus mengingatkan kalo reformasi hukum cuma bisa tercapai dengan cara memulai perekrutan aparatur lembaga penegak hukum yang sincere dalam bekerja.


Kalo soal lingkungan gimana lingkungan...

Kalo soal itu, pemimpin organisasi lingkungan Greenpeace.org Leonard Simanjuntak justru ngeliatnya gagasan kedaulatan pangan dan energi era Prabowo sebagai ilusi. Gimana nggak? Misalnya aja nih, rencana pembukaan hutan seluas 20 juta hektar di Indonesia untuk lahan sawit benar diwujudkan maka akan makin banyak pembukaan lahan yang bisa memicu produksi emisi karbon tinggi. Not only that, ada risiko tambahan kebakaran hutan yang nantinya bisa memicu kabut asap yang membahayakan lingkungan sekitar. 


HAH banyak benerrr???

Iya, guys. Terus nih, as if wacana 20 juta hektar lahan sawit baru cukup ngerusak alam kita, Presiden Prabowo pada Selasa (21/1) nerbitin Peraturan Presiden (PP) Nomor 5 Tahun 2025 soal Penertiban Kawasan Hutan yang sama problematiknya. Yep, berdasarkan PP itu, Menteri Pertahanan dan TNI ditunjuk buat ngurus penertiban kawasan hutan. Situasi ini dianggap berpotensi nambah daftar panjang tindakan represif negara ke masyarakat adat dan lokal di sekitar hutan, guys.


Geez...Anything else?

Yes. Presiden Prabowo juga udah merintahin ke jajarannya buat berhemat dengan target efisiensi anggaran sampai Rp306,69 T, dengan rincian anggaran belanja kementerian/lembaga sebesar Rp256,1 T dan transfer ke daerah sebesar Rp50,59 T. Perintah efisiensi ini termuat dalam Intruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang berlaku sejak Rabu (22/1). Dari efisiensi anggaran ini diharapkan akan ada tambahan dana sebesar Rp100 T buat dukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah berjalan sejak Senin (6/1). 

 

Now, more updates on the Jeju Air crash investigation...


The initial findings.

Yes, guys, temuan terbaru dari penyelidikan Jeju Air yang jatuh pada Minggu (29/12/2024) akhirnya dirilis pada Senin (27/1). Pada laporan sebanyak enam halaman yang dirilis otoritas Korea Selatan itu, dua mesin Boeing 737-800 memiliki kandungan DNA dari darah itik Baikal.


HUH?

Yep, kecelakaan Jeju Air di penghujung Desember lalu menewaskan 179 dari 181 penumpang. Salah satu penyebab kecelakaan yang disebut-sebut sejak awal adalah bird strikeFYIitik Baikal adalah bebek yang sering bermigrasi dalam jumlah besar ke Korea Selatan selama musim dingin. Nah, temuan DNA itik Baikal pada dua mesin pesawat nggak langsung bisa menjelaskan faktor penyebab Jeju Air mengalami belly landing sampai akhirnya menabrak localiser dan meledak hebat. Anyway, localiser ini fungsinya buat bantu navigasi pesawat yang sedang mendekati landasan pacu, ya, gaes.


Okay. Go on...

Other than that, nggak ada keterangan soal penyebab dua kotak hitam pesawat berhenti merekam empat menit sebelum insiden kecelakaan terjadi. Menanggapi hal itu, Mantan penyelidik kecelakaan Kementerian Transportasi Korsel, Sim Jai Dong, bilang kalo data yang hilang menunjukkan kondisi luar biasa yang jarang terjadi. Furthermore, temuan bulu dan darah burung pada mesin pesawat oleh tim penyidik memvalidasi rekaman video yang menunjukkan bird strike ke mesin pesawat. But, up until now, Kementerian Transportasi Korsel menolak buat kasih komentar validasi soal temuan bulu dan darah burung di kedua mesin.


:(

Well, laporan berisi temuan awal para penyidik Korea Selatan terkait kecelakaan Jeju Air ini dibagikan ke keluarga korban pada Sabtu (25/1). Selain statement mayday terkait bird strike, dua mesin pesawat terkubur dalam gundukan tanah setelah menabrak localiser, sebuah dinding beton yang terletak di ujung landasan. Kebakaran hebat dan ledakan parsial terjadi setelahnya, hingga menyebabkan bagian depan badan pesawat terpencar sejauh 30-200 meter dari TKP. 


Are there any other findings?

Yes. Based on the report, sejumlah ahli memperkirakan bahwa localiser jadi salah satu faktor yang menyebabkan banyak korban tewas pada insiden kecelakaan Jeju Air di Muhan. However, dalam laporan awal itu nggak ada keterangan soal cockpit voice recorder (CVR) dan flight data recorder (FDR) berhenti merekam sekitar jam 08.59 waktu setempat. Nah, FDR ini fungsinya buat merekam data penerbangan. Meanwhile, CVR bisa merekam suara dan komunikasi yang berlangsung dalam kokpit. Strangely, these two important tools berhenti merekam di waktu bersamaan sesaat sebelum pilot ngumumin mayday.


Anything else I should know? 

Yes. Informasi dalam laporan awal nyebutin kalo black box pesawat berhenti merekam ketika Jeju Air Boeing 737-800 berada di ketinggian 498 kaki (152 meter) dan terbang dengan kecepatan 161 knot (298 km/jam). Langkah selanjutnya selama 12 bulan ke depan meliputi pembongkaran mesin, pemeriksaan komponen secara menyeluruh, analisis data kontrol lalu lintas dan penerbangan (ATC) juga keberadaan dari localiser di Bandara Muhan. Selanjutnya, laporan awal penyidikan kecelakaan Jeju Air ini dikirimkan ke Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) juga Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (PBB). Selain itu, laporan ini juga dikirimkan ke Thailand dan Perancis sebagai pihak yang berkontribusi dalam proses produksi mesin dan bagian pesawat Boeing 737-800 ini.

 

A-Z about kasus mutilasi jasad dalam koper di Ngawi

TW//Femisida (pembunuhan perempuan) dan mutilasi. This article contains sensitive content which some people may find offensive or disturbing. Proceed with caution! 

A cold-blooded murderer.

Warga Desa Dadapan di Ngawi, Jawa Timur, baru aja geger. Pasalnya, baru aja ditemuin mayat korban mutilasi dalam koper warna merah di selokan jalan pada Kamis (23/1). Ga lama, pelaku tindak pembunuhan dan mutilasi berhasil ditangkap di Madiun pada Sabtu (25/1) sekitar tengah malam.


Background, pls.

Okay, so, titik kejadian perkara dari kasus mutilasi ini berawal dari sebuah hotel di Kediri, Jawa Timur. Pembunuhan korban asal Blitar bernama UK (29) terjadi pada Minggu (19/1) di Hotel Adi Surya Kediri. Kejadian naas itu bertempat di kamar nomor 301, dan pelakunya mengaku sebagai suami siri korban, Rochmat Tri Hartanto alias Antok (30). Berdasarkan keterangan Dirreeskrimum Polda Jatim, Kombes Pol. Farman, kejadian berawal dari cekcok antara korban dan pelaku. Pelaku lalu mencekik korban UK sampai meninggal dunia. 


God...

Setelah tau kalo korban nggak sadarkan diri, pelaku langsung kontak temennya berinisial MAM buat nemenin ambil koper merah, tali pramuka, sama kantong kresek hitam di rumahnya. Menurut Kombes pol Farman, pembunuhan ini emang udah direncanain jauh-jauh hari sama pelaku. Inilah kenapa pelaku ngajak korban ketemu di hotel yang ada di Kediri, guys. Nah, koper sama barang-barang yang dibutuhin buat bungkus jasad korban juga udah disiapin, termasuk pisau. Bagian gilanya, mutilasi dilakuin karena badan korban nggak muat buat dimasukin dalam koper. Tubuh korban dimutilasi jadi tiga bagian, mulai dari kepala, badan, juga kedua kaki korban. 


Gila banget....

Yap, bagian tubuh korban yang udah dimutilasi dibungkus plastik dan sprei, lalu dibuang di berbagai tempat terpisah. Menurut keterangan polisi, hal ini dilakuin biar susah dilacak dan diungkap kebenarannya. Awalnya setelah selesai memutilasi korban, koper berisi potongan tubuh korban disimpan di rumah kosong milik nenek pelaku di Kecamatan Pakel, Tulungagung. Pelaku bertolak ke Surabaya buat ngejual mobil Suzuki Ertiga punya korban seharga Rp57 juta. Pelaku kemudian kembali ke rumah neneknya pada Selasa (21/1) jam delapan pagi buat lenyapin bukti kejahatannya ke berbagai lokasi.


Di mana aja lokasinya?

Potongan tubuh korban dibawa dengan mobil rental dan dibuang ke tiga lokasi berbeda sejak Selasa (21/1). Bagian badan korban yang tersimpan dalam koper merah pertama dibuang ke Desa Dadapan, Ngawi, sekitar jam 18.30 WIB. Perjalanan pelaku berlanjut ke daerah hutan Sampung, Jalan Raya Prang, Ponorogo, di sana kaki korban dibuang. Terakhir, bagian kepala korban yang sempat gagal dibuang bersama kaki di Trenggalek akhirnya dibuang di Trenggalek pada Rabu (22/1) sekitar jam 7 malam. Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana subsidair Pasal 338 KUHP subsidair Pasal 351 ayat 3 KUHP dan Pasal 365 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.


Ga kuat banget sama kelakuan manusia jaman sekarang. Anything else?

Yes, setelah kasus mutilasi UK terungkap, pihak keluarga yang berduka menyampaikan permintaan ke polisi untuk bertemu dengan pelaku, Antok. Pihak keluarga ingin tahu secara langsung apa motif dari pembunuhan sadis yang menimpa keluarga mereka itu. Furthermore, ada beberapa motif pelaku yang didalami polisi, di antaranya cemburu, motif ekonomi, sampai motif sakit hati atas perkataan korban terhadap anak pelaku. Korban meninggalkan satu anak laki-laki berusia 10 tahun dan satu anak perempuan berusia 7 tahun. May her soul rest in peace...

 

When the new government is looking for a way to be more efficient with..

the US penny!

Yes, guys, Departemen Efisiensi Pemerintahan Amerika Serikat di bawah pimpinan Elon Musk (yessss, you read it right!) punya target baru, nih. Kali ini, Elon mau mengurangi biaya produksi pembuatan uang koin di AS. Based on DOGE statement on X, biaya buat bikin duit koin satu sen itu biayanya 3 sen, dan ini tentunya merugikan para pembayar pajak lebih dari 179 juta dolar Amerika pada tahun fiskal 2023. In the same year, US Mint melaporkan kalo ada peredaran sekitar 4,1 miliar sen. Pada tahun 2024, biaya produksi dan distribusi koin sen AS sekitar 3,7 sen dan naik 20% dari tahun sebelumnya. Biaya pembuatan koin jadi lebih mahal karena harga logam (termasuk seng dan tembaga) sedang naik. Karenanya, muncul ide buat menghapus uang sen di AS. 


Sebenarnya ini bukan ide orisinal dari Musk. Banyak tahun telah berlalu, orang-orang udah banyak yang nganjurin supaya uang receh dihapus aja karena makin jarang dibelanjakan. Bahkan sejak pandemi COVID-19, makin banyak konsumen yang belanja secara online dan menggunakan transaksi non-tunai. Menurut Wakil Presiden Inisiatif Industri Strategis di National Association of Convenience Stores, ada sekitar 52 juta transaksi tunai tatap muka terjadi di toserba setiap hari. Jika uang sen dihilangkan, bisnis akan untung karena akan banyak waktu yang bisa dihemat oleh para kasir dan pegawai toko ketika melayani pembeli. Yep, duit receh memang butuh waktu lebih banyak buat dihitung, kan?

 

"Kok tidak ada penegak hukum tegas?"

Gitu guys bunyi pertanyaan dari mantan Menko Polhukam Mahfud MD yang heran ngeliat sikap aparat penegak hukum yang dinilainya engga tegas dalam kasus pagar laut misterius 30 km di Tangerang. Kata Prof Mahfud, peristiwa pemagaran laut itu harusnya bisa dinyatakan sebagai kasus pidana, dan ga cukup dengan hanya mengambil tindakan membongkar pagar.

Same question, Prof. Same question...

 

Announcement

Thanks to Someone and Hani for buying us coffee today :) 


Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here...just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!

 

Catch Me Up! recommendations

If you're planning on cutting your hair anytime soon...

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.