First stop, the free lunch program
Yang ditunggu-tunggu warga...
Yes guys, program jagoannya Pak Prabowo dan Mas Gibran, yakni Program Makan Bergizi Gratis (MBG) udah resmi dimulai pada hari Senin (6/1) lalu.
Tell me, what is it again?
Well, salah satu tujuan dari program MBG ini adalah untuk menghasilkan pendidikan berkualitas lewat pemenuhan gizi anak Indonesia. Target program MBG tahun 2025 ini adalah 19,47 juta orang dengan anggaran mencapai 71 triliun rupiah. Dengan anggaran itu, Badan Gizi Nasional (BGN) menetapkan harga per porsi MBG adalah Rp 10.000.
WK tell me more.
OK. Adapun program MBG hari pertama diselenggarakan di 26 provinsi di Indonesia. Dalam keterangan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana di Gedung DPR/MPR RI, Senin (6/1), penyelenggaraan MBG yang belum mencakup semua provinsi berkaitan dengan kesiapan infrastruktur. Hal ini penting untuk menjaga kualitas dari menu MGB yang didistribusikan ke masyarakat luas. Lebih lanjut, perhatian pada kesiapan dan kualitas output program MBG ini mengikuti arahan Presiden Prabowo yang menekankan pada kualitas bukannya kuantitas.
Gimana tuh untuk menjaga kualitasnya?
Well, ada 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG yang siap beroperasi di hari pertama untuk menyediakan dan mendistribusikan makanan ke sekolah-sekolah terdekat. Jadi emang udah ada ahli gizi yang mantau makanan para anak-anak sekolahan ini.
OK. So, how was the first day?
Dimulainya program MBG pada Senin (6/1) bertepatan dengan kembalinya siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah-sekolah pasca liburan Nataru. Menu-menu yang disajikan dalam program MBG ini berbeda-beda di tiap daerah, tergantung bahan pangan lokal yang diolah di SPPG setempat. Tapi intinya, budget yang 10ribu itu mencakup nasi, sayur, protein dan susu.
Terus, MBG-nya lancar?
Mostly lancar sih, although ada beberapa kendala di lapangan mulai dari keterlambatan distribusi sampai nggak meratanya pembagian susu dalam menu makanan. Dalam keterangannya ketika ditemui pers pada Selasa (7/1), Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menyebut bahwa program MBG ini masih perlu banyak penyempurnaan. Keluhan-keluhan yang diterima terkait program MBG akan dibahas lagi oleh pemerintah bersama DPR.
Kayak apa aja tuh keluhannya?
Well, pelaksanaan program MBG hari pertama diwarnai dengan berbagai catatan, mulai dari masalah distribusi, kelengkapan infrastruktur, sampai kualitas menu MGB yang diberikan pada siswa di sekolah. Menurut keterangan Jubir Kantor Komunikasi Kepresidenan Dedek Prayudi, program MBG belum bisa dibagikan ke 3 juta orang seperti target awal di hari pertama karena alasan penyalurannya yang bertahap. Ga hanya fokus ke siswa di sekolah, program MBG juga dirancang untuk bisa melayani kebutuhan MBG untuk ibu hamil dan menyusui juga balita. Pendistribusian MBG-nya akan disesuaikan lagi sama kondisi wilayah atau memanfaatkan peran kader posyandu terdekat.
Ok...
Nah yang menarik guys, salah satu menu yang dianggap wajib karena selalu dibahas sama wapres Gibran setiap kali meninjau pelaksaan MBG adalah susu. Tapi, kenyataannya di beberapa lokasi, susu nggak disediakan sebagai bagian dari menu MGB untuk murid di sekolah. Contohnya seperti di SPPG Khusus Halim Perdanakusuma dan Sekolah Dasar Swasta Angkasa 5. Menu yang disajikan pada siswa berupa nasi putih, ayam teriyaki, tumis buncis, dan satu buah pisang, minus susu.
Kok bisa?
Menurut Kepala BGN, Dadan Hindayana, menu susu untuk MBG hanya ada di daerah-daerah yang punya populasi sapi perah aja, guys. Korelasinya sih katanya biar peternak sapi perah di daerah-daerah bisa ikut diberdayakan, nih. Menambahkan keterangan dari Kepala BGN, Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi yang hadir di pelaksanaan perdana MBG di SPPG Halim Perdanakusuma juga bilang pemerintah akan segera menyediakan susu sebagai bagian dari menu MGB.
Masih ada aje tu orang...
WKWKWKW anyway, adapun persediaan susu dipastikan akan tersedia pada hari kedua, di mana Budi Arie bilang kalau untuk sementara waktu, anak-anak akan dikasih buah dulu. On the other side, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyatakan kalau menu susu nggak wajib tersedia setiap hari. Di beberapa wilayah, menu susu hanya akan disediakan seminggu sekali. Kalo mengacu ke statement Kepala BGN, daerah atau wilayah yang nggak ada sapi perah, asupan protein atau kalsiumnya bakal diganti sama bahan makanan lain misalnya ikan, telur, atau daun kelor.
I see. Anything else?
Yes. Di tengah pelaksaan program yang baru aja berjalan dengan berbagai catatan dan kendala, muncul statement dari Menko Bidang Pangan, Zufkifli Hasan, kalau anggaran Rp71 triliun untuk MBG hanya cukup sampai Juni 2025. Beliau bilang kalau BGN akan merencanakan permintaan tambahan anggaran di bulan Juni nanti sebesar 140 Triliun. Hal ini perlu dilakukan mengingat dengan anggaran 71 T pun belum mencakup semua anak Indonesia yang jadi target penerima MBG dari pemerintah.