Pro & Kontra Kebijakan Vasektomi Jawa Barat

Admin
UTC
23 kali dilihat
0 kali dibagikan

First stop: the pros and cons of Dedi Mulyadi's vasectomy proposal..

.. as a requirement for bansos.
Dedi Mulyadi is so literally on your trending. Yep, dari mulai bikin kebijakan yang mau masukin anak-anak bandel ke barak militer, ribut sama bocil soal reunian, dan kini, Gubernur Jawa Barat tersebut mencetuskan rencana kebijakan vasektomi atau KB buat laki-laki sebagai syarat buat nerima bantuan sosial a.k.a bansos.

What? Tell me about it.
OK OK. Jadi guys, kamu harus tahu dulu nih bahwa vasektomi adalah prosedur kontrasepsi (pengendalian kelahiran) permanen ke cowok yang dilakukan dengan cara memutus penyaluran sperma ke air mani. Dengan begini, cowok tersebut ngga lagi menghasilkan sperma yang bisa membuahi sel telur di perempuan. That means that they cannot make babies anymore. 

And the problem is???

The babies. Dan kenapa harus diwajibin padahal bansos kan udah hak warga dari negara??? Anyway, rencana kebijakan vasektomi ini tujuannya buat ngendaliin angka kelahiran sekaligus nurunin angka kemiskinan di Jawa Barat. Jadi, Kang Demul ngusulin biar vasektomi jadi syarat buat jadi penerima bansos. Karena bansos inikan identik dengan penerimanya yang berasal dari kalangan kurang mampu. To support his initiative, Kang Demul bilang bahwa orang tua yang punya anak banyak biasanya miskin dan kondisi ekonominya memprihatinkan. 

OK...

Selain itu, Kang Demul juga nyontohin soal ada aja tuh, warga kurang mampu yang minta bantuan buat biaya lahiran dengan nominal hingga Rp25 juta. Dengan adanya vasektomi, Kang Demul berharap para ayah atau suami bisa ikut program KB sebagai bentuk tanggung jawab ke diri sendiri sama keluarganya. Usulan vasektomi ini juga diikuti sama rencana pemberian insentif ke pesertanya sebesar Rp500 ribu.

Well, did anyone say anything about this?
Yep, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat. Menurut keterangannya pada Kamis (1/5), Ketua MUI Jawa Barat, KH Rahmat Syafei, vasektomi hukumnya haram. Hal itu didasarkan dari Itjima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia IV di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jabar pada 2012 lalu, yang menyatakan vasektomi sebagai tindakan yang bertentangan sama syariat agama. Meski begitu, vasektomi mungkin dilakukan asalkan ada kondisi-kondisi tertentu misalnya risiko kesehatan. Selain itu, vasektomi juga bisa dilakukan asalkan enggak menyebabkan kemandulan permanen atau membahayakan buat orang yang melakukannya.

....
Menanggapi statement MUI, Kang Demul pada Minggu (4/5) menegaskan bahwa usulannya enggak mutlak dan banyak alternatif lain buat laki-laki supaya tetap bisa ikut program KB. Lebih lanjut, Kang Demul juga menekankan bahwa semua balik lagi ke individu atau warganya buat ngedukung atau enggak pilihan buat bertanggung jawab sama diri dan keluarganya. Selain menekan angka kemiskinan, Kang Demul juga menyinggung kalau usulan ini sejalan sama program nasional dari Kementerian Kependudukan dan Keluarga Berencana. Menurut beliau pengendalian jumlah anak bisa jadi salah satu cara yang legal buat mengatasi masalah sosial kayak kemiskinan.

I believe this has caught the central government's attention...

Yes, para pejabat di pusat langsung rame, guys. Misalnya, Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar a.k.a Cak Imin, menyoroti soal enggak adanya aturan terkait harus vasektomi dulu baru dapet bansos, sehingga Kang Demul enggak boleh bikin aturan sendiri soal syarat bansos buat warga masyarakat. Meanwhile, Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf a.k.a Gus Ipul menegaskan bahwa emang ide KB-nya bagus, tapi tetep harus dipelajari dulu lebih jauh. Dalam keterangannya pada Sabtu (3/5), sejauh ini Gus Ipul melihat usulan Kang Demul sebatas gagasan dan sifatnya imbauan saja buat warga karena berkaitan sama HAM, budaya, dan juga agama seseorang. 

Now, from the perspective of human rights...

Nah menurut Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro, semua hal yang dilakukan individu atas tubuhnya sendiri adalah bagian dari HAM. Sehingga usulan vasektomi untuk laki-laki demi syarat bansos sudah terhitung sebagai pelanggaran HAM. Meanwhile, menurut Direktur Rujak Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja, wacana penerimaan bansos dengan vasektomi adalah bentuk perilaku diskriminatif ke kelompok masyarakat miskin. Selain itu, Elisa melihat kalau alasan Dedi buat menekan angka kelahiran itu enggak berdasarkan data yang ditemukan di lapangan, gaes.

Hah? Gimana tuh?
Yep, jadi selama beberapa tahun terakhir angka kelahiran di Indonesia makin menurun, gaes. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kalau angka kelahiran total (Total Fertility Rate) Indonesia mencapai 2,18 di tahun 2020. Angka itu menurun dibandingkan angka kelahiran total sepuluh tahun sebelumnya, yaitu 2,41 di 2010. Menurunnya tren angka kelahiran di Indonesia terus terjadi, berbarengan sama menurunnya angka pernikahan dalam beberapa tahun terakhir. Dari angka pernikahan sebanyak 2,02 juta pernikahan di 2018, menurun jadi 1,48 juta pernikahan di 2024. Kalo menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) beberapa faktor kayak pendidikan, kondisi finansial, sampai tempat tinggal melatarbelakangi terus menurunnya tren pernikahan di Indonesia.

I see. Anything else?
Yes, kalo menurut dokter spesialis urologi, vasektomi tuh metode kontrasepsi laki-laki yang sangat efektif buat mencegah kehamilan. Menurut Prof.dr. Ponco Birowo dari FK UI, KB vasektomi itu mudah, efektif, dan terjangkau dengan tingkat keberhasilan mencapai 99%. Tapi, realitasnya partisipasi laki-laki untuk mengikuti program vasektomi di Indonesia masih sangat rendah yaitu berkisar 1-3% saja. Jumlah itu kalah jauh sama metode tubektomi atau kontrasepsi permanen ke perempuan yang angka partisipasinya mencapai 15-20%, gaes. Tapi, dr. Ponco yang ngedukung usulan vasektomi for bansos ini negesin bahwa pilihan sama konsekuensinya balik lagi ke masing-masing individu...

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.