Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan
Good morning
Yeay to finally say goodbye to January! So, how’s your first month of 2024 going? Fun? OK? On track? Well, just in case you want to spice up your last January day today, we got you some more drama. On election, the Philippines drama, to student loan. Scroll dowwwn~
First stop, let’s get you up to speed on: the drama on bansos Jokowi…..
Yang nilainya hampir Rp500T.
Well well well, di masa Pemilu gini, kalau kamu pikir yang bagi-bagi bantuan ke rakyat tuh cuma caleg atau capres, TET TOT! Kamu salah, guys. Iya, yang udah menjabat sebagai Presiden hampir 10 tahun sekarang juga masih getol bagi-bagi bantuan sosial. Tapi, gpp sebenernya, kan presiden. Ehehehe.
Well, tell me everything first.
You got it. Jadi di musim pemilu yang serba misinterpretasi ini (kamu ngacungin angka dua auto dianggap pendukung Prabowo-Gibran, padahal kamu wibu yang suka pose “peace“), baru aja nih muncul huru-hara terkait kegiatan Presiden Joko Widodo yang sekarang sibuk banget bagi-bagiin bansos di setiap kunjungan kerjanya.
Salah ngga?
Ya engga. Kan doi presiden. Cuma yang bikin banyak pihak ribut terkait hal ini adalah the fact that Menteri Sosial Tri Rismaharini yang nggak dilibatkan dalam kegiatan ini. Terus juga soal alokasi anggaran bansos yang super gede. Secara, di tahun terakhir masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo ini, anggaran buat bantuan sosial beneran di-push to the max sama Pak Jokowi, guys. Bahkan hampir Rp500 T nilainya.
WHAT???
Kebayang nggak pusingnya Menkeu kita Bu Sri Mulyani kayak apa? Wkwkwkw. Tapi ya gitu, guys. Presiden Jokowi tuh sekarang emang lagi ambi banget mau nge-deliver sejumlah bantuan ya. Termasuk bantuan sosial dan Bantuan Langsung Tunai (BLT). Kayak BLT nih, pemerintah sekarang udah ready bagiin duit sebesar Rp600 ribu buat warga, starting from Februari besok dan untuk dipake sampai 2-3 bulan ke depan. Terus nggak cuma bantuan cash, ada juga bagi-bagi beras 10kg yang ditargetkan bakal terus dilakukan sampai Juni tahun ini.
BUSETTT DUITNYA DARI MANE SIK??
Ya duit-duit kita juga, alias dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara aka APBN, which salah satu sumbernya dari pajak kita, guys. Adapun bansos ini sebenernya udah ada pos-nya sendiri ya di APBN. Kayak tahun lalu misalnya. Bansos tuh di APBN dialokasikan senilai Rp476 T. Udah realisasi juga dalam bentuk subsidi BBM, subsidi listrik, bantuan pangan, sampai bantuan krisis El Nino. Nah tahun ini, Kementerian Keuangan barengan sama DPR dan Presiden akhirnya naikin lagi anggaran Bansos di APBN senilai Rp496 T. Bahkan hampir nyaingin anggaran Bansos jaman Covid-19 di tahun 2020 lalu, yang senilai Rp498 T.
Pandemi kan emang masa krisis. Nah kalau sekarang, ada apa???
Ada pemilu. Engga deeeng ehehehehe. Kalau kata Bu Ani, bansos tahun ini tuh emang naik karena ada sejumlah fokus yang harus dikerjakan. Yep, yaitu soal Bantuan Langsung Tunai untuk mitigasi pangan, sama buat akselerasi supaya kemiskinan ekstrem bisa kelar di tahun 2024 ini. In her words, gini nih Bu Ani bilangnya: “Harga pangan itu adalah the most sensitive di dalam menentukan kemiskinan masyarakat daya beli dan langsung memukul.”
OK percaya.
Nice. Tapi emang ngga bisa dipungkiri, bansos tuh sampai sekarang masih kental banget dipolitisasi ygy. Termasuk sama para menteri di Kabinet Indonesia Maju. Misalnya kayak Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Kamu pasti inget dong akhir tahun kemaren Pak Zulhas ini sempat rame diomongin gara-gara bilang bansos dan BLT itu pemberian Presiden Jokowi. Bahkan, Pak Zulhas yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini juga bilang, “PAN itu Pak Jokowi. Makanya kita dukung Gibran. Cocok?”
….Lanjut dulu coba
Nggak cuma Pak Zulhas, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu juga ada tuh keluarin statement soal Bansos. Iya, dalam kunjungannya ke Lombok, Nusa Tenggara Barat awal bulan kemaren, di hadapan para warga yang hadir, Pak Airlangga tuh nge-announce kalau BLT penanganan El Nino bakal lanjut terus sampai Juni tahun ini. Akhirnya ngomong lah Pak Airlangga di situ, katanya, “Terima kasih nggak, Bu, sama Bapak Presiden? Terima kasih? Jadi tolong ibu bicara, ‘Terima kasih, Pak Jokowi.’ Tolong direkam. Bisa?”
WKWKW terus-terus, siapa lagi yang turun tangan?
Of course the president himself, Pak Joko Widodo. Gini gini, as we all know yang namanya bantuan sosial tuh kan masuk ke project-nya Kementerian Sosial di bawah pimpinan Tri Rismaharini ya. In that sense, penyaluran bansos ini ya harusnya lewat Kemensos. Nah tapi belakangan ini, yang keliatan justru Pak Jokowi-nya langsung yang turun tangan bagi-bagi bantuan ke masyarakat, nggak didampingi sama Bu Risma. Hal ini jelas jadi pertanyaan dong, KE MANA BU RISMA?? Knowing that Bu Risma tuh kader PDI Perjuangan dan… you know hubungan Presiden sama mantannya itu gimana kan ehehehehe.
Hold on. Kenapa nggak libatin Bu Risma?
Nah soal itu. Disampaikan oleh Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, Bu Risma emang nggak diajak ya simply karena bagi-bagi Bansos kali ini bukan scope of work-nya Kemensos lagi, guys. Tapi lebih ke cadangan pangan, katanya. Sekalian Pak Jokowi ngecek ketersediaan pangan di masing-masing wilayah gimana kan. Lebih jauh, Pak Ari juga menyebut nggak ada hubungannya sama partai di sini, guys. Jadi no hard feelings.
Yaquennnnn???
Wait until you hear about: Presiden akhir-akhir ini lagi intens-intensnya melakukan kunjungan kerja ke Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sepanjang Januari ini aja, udah ada 38 titik di Jogja dan Jateng yang didatangi sama Pak Jokowi, dan beliau kerap bagi-bagi bansos di sana. Hal ini kemudian bikin banyak pengamat politik yakin banget bahwa kunjungan Pak Jokowi ke Jawa Tengah sama Jogja tuh untuk gembosin dukungan kader banteng buat pasangan Ganjar-Mahfud. Secara, mereka elektabilitasnya juga paling tinggi di dua provinsi ini.
Jadi mau direbut gitu??
Kiiiiinda. Bahkan terakhir Senin kemarin Pak Jokowi juga makan siang bareng tuh sama Capres 02, Prabowo Subianto, di Magelang, Jawa Tengah. Terus pernah juga kan beberapa waktu lalu Pak Jokowi kunjungan didampingi langsung sama Cawapres 02 alias anaknya sendiri, Gibran Rakabuming Raka. That being said, dari sini maka ada lah itu anggapan kalau kunjungannya Presiden ini emang sengaja buat menggerus suara Jateng dan Jogja buat beralih ke 02, gengs.
Sampai Presiden banget yang turun tangan???
Well, kalau kata Pak Ari Dwipayana sih, kunjungan Presiden ke Jawa Tengah ini nggak ada kaitannya sama pemenangan salah satu paslon. Sama aja kayak kunjungan kerja presiden ke daerah-daerah lain, katanya gitu. Jadi, kegiatannya tuh lebih ke make sure pemerintahan berjalan dan kebutuhan pokok rakyat terpenuhi. Terus program-program pemerintah, termasuk program prioritasnya juga berjalan. Makanya dicek langsung deh.
Pak Ari ngeles mulu neh…
WLKWKWKWK yaudah ayo kita bahas yang pada ngebakso aja, guys. Jadi baru aja kemaren nih, Pak Jokowi sama Pak Prabowo makan bakso bareng di Magelang Jawa Tengah. Nggak private kayak sebelumnya sih, kali ini bareng influencer dan selebgram yang diketahui emang dukung 02 kayak Raffi Ahmad, Rachel Vennya, Deddy Corbuzier, dll. But still, hadirnya Pak Jokowi di situ tuh bikin mikir, “Pak jangan se-obvious ini bisa kali, pak.”
Wkwkwkwkwk.
Again, Pak Ari Dwipayana sih bilangnya makan bakso yang kemaren tuh cuma kebetulan aja, guys. Karena ya abis ada agenda bareng kan, jadi kayak ya udah sekalian aja makan sama-sama (Pak Ari mending diem aja pak WKWWK becanda ya pak). Lebih jauh, cawapresnya 02 yang juga anaknya Pak Jokowi, Mas Gibran, dalam keterangannya kemaren sih bilang nggak tahu menahu soal agenda makan bakso ini, guys, “Ya nggak tahu siapa ketemu siapa, siapa makan sama siapa. Kita muter terus,” katanya gitu.
Terus 01 sama 03 ada tanggapan nggak?
Oh, jelas ada. Menurut Capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo, makan bakso antara Presiden dengan Prabowo tuh ya semakin nunjukin arah dukungannya Jokowi aja sih. Jadi makin jelas kan, sehingga publik termasuk Mas Ganjar sendiri juga interpretasinya jadi jelas. Nggak ke mana-mana gitu. Meanwhile, disampaikan Jubir Timnas AMIN, Mustofa Nahrawardaya, justru penasaran momen Presiden Jokowi duduk bareng Mas Gibran. “Saya nunggu banget. Kapan Presiden Jokowi mengajak Gibran untuk makan seperti itu? Penasaran saja, mereka berdua mau ngobrolin apa.”
OK, I am done with this drama.
Same. Jadi ya gitu sih intinya, guys. Gimana? Panas banget bukan perpolitikan Tanah Air kita ini? Hold your thoughts karena ini belum termasuk drama Presiden yang boleh kampanye, guys. Well, so far sih Presiden Joko Widodo belum keliatan melakukan kampanye ya, guys (Eh apa udah??). Tapi kalau kata politisi PKS, Mardani Ali Sera, Presiden yang udah 10 tahun dan nggak nyapres lagi tuh ya harusnya tetep netral aja. Meskipun ada aturannya, tapi Pak Mardani menekankan etika di sini. Kayak, ya udah gitu lo. Terus kalaupun cuti ya, nggak make sense juga kalau seorang presiden cuti. Nggak masuk akal. Jadi, ya mending direvisi dulu aja UU yang jadi acuannya Pak Jokowi kemaren, which is Pasal 281 dan 299 UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
When education feels too expensive…
So pinjol is the solution?
Institut Teknologi Bandung aka ITB lagi rame banget nih jadi omongan di sosmed but not in a good way. Soalnya viralnya ITB akhir-akhir ini justru karena aksi protes mahasiswa ITB yang susah banget dapet keringanan pembayaran UKT. Sebenernya kejadian kayak gini kan udah beberapa kali kejadian di kampus-kampus lain yah. Tapi di ITB, mahasiswa ini justru malah dikasih opsi antara cuti kuliah dulu atau mau ambil pinjaman online alias pinjol dari lembaga financial technology yang udah kerja sama dengan ITB.
WHAT?? Pinjol?
Yup, kamu nggak salah denger. Jadi beberapa hari kemarin, rame nih di base X (yang dulunya Twitter) anak-anak ITB soal kerja sama kampusnya dengan platform Danacita yang menawarkan skema pembayaran UKT berupa cicilan plus bunga dengan tenor waktu terbatas. Kerja sama ini jadi rame banget setelah ada beberapa narasi di base ini yang nyebutin kalo pengajuan keringanan UKT di ITB tuh super ribet banget dan relatif susah diterima. Hal ini diperparah dengan kabar di mana mahasiswa yang masih nunggak UKT nggak bisa ngelakuin pengisian rencana studi, guys. Jadi ya simpelnya, mahasiswa yang masih ada tunggakan UKT tuh dipaksa cuti akademik atau melakukan pelunasan UKT dengan salah satu caranya lewat pinjol, gitu.
Sungguh sebvvah solusi yang sangat kafitalis
Nyaeta. Bayangin aja, skema pinjol ini tuh terpaksa diambil sama salah satu mahasiswa akhir di ITB bernama Budi (bukan nama sebenarnya) yang punya tunggakan UKT sampe puluhan juta rupiah. Jadi Budi ini cerita kalo awalnya doi agak nekat nih masuk ITB dengan kondisi finansial keluarga yang nggak terlalu mapan. Awalnya Budi yakin sama komitmen nggak tertulis kampus yang bilang, “ITB tidak akan pernah mengeluarkan mahasiswanya karena masalah ekonomi.” Cuma kok pas tiap kali doi mengajukan keringanan biaya kuliah, pihak kampus selalu nggak kasih persetujuan. Padahal kalo kata Budi mah, doi udah ngelengkapin dokumen dan semua syarat-syarat yang dibutuhin.
Terus-terus gimana?
Yha yang bisa Budi lakuin cuma mengajukan penangguhan biaya perkuliahan, gitu. Awalnya sih fine-fine aja yah, Budi masih bisa tuh ikut kelas di ITB. Cuma tiba-tiba aja ada peraturan baru nih di mana UKT harus dibayarkan dulu minimal 40 persen buat mahasiswa bisa ambil kelas. Dari situ, Budi terpaksa mau nggak mau ambil pinjol yang ditawarkan pihak kampus biar bisa lanjutin kuliahnya. Dari pengakuannya sih, Budi juga ada bilang, “Jadi saya ajukan pinjaman sebesar tunggakan tersebut dengan tenor terpanjang yakni 12 bulan. Saya hitung-hitung, selisih utang dan uang yang harus saya kembalikan sekitar 20%.”
Kenapa kasih solusi pinjol sih?
Iyesss, nggak cuma kamu nih yang kepo sama pola pikir ITB yang menawarkan pembayaran UKT pake duit pinjol. Pertanyaan yang sama juga dateng dari Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia, Ubaid Matraji yang justru menilai skema pinjol ini berpotensi menjerat mahasiswa dalam lilitan utang, guys. In his words, Pak Ubaid ada ngomong gini, “Orang yang jelas-jelas tidak mampu itu punya hak dibantu, tapi ini tidak. Dibikin celah pinjol supaya mereka secara sistemik terbelit utang dan tidak bisa bayar, apalagi ada intimidasi. Itu seni pemerasan.”
Now I want to hear from ITB.
You got it. Jadi Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Naomi Haswanto merespon kalo sebenernya ITB ini bekerja sama dengan lembaga pembiayaan non-bank yang diatur OJK. Then, Bu Naomi juga bilang kalo skema ini juga dilakuin sama kampus-kampus lain, baik yang negeri dan juga swasta juga. Jadi ya kalo dari pandangan Ibu Naomi mah, pinjol ini jadi salah satu opsi yang disediakan ITB untuk dipilih sama mahasiswa, gitu.
Emang nggak ada cara lain apa, Bu?
Ya ofc tetep ada dong, guys. Dari statement-nya Ibu Naomi kemarin juga, sebenernya ITB ada kasih sistem keringanan UKT juga. Pas itu, Ibu Naomi nge-spill lah kalo pada bulan Desember kemarin, ada 1.800 mahasiswa yang mengajukan keringanan UKT. Dari ribuan mahasiswa ini, sebanyak 1.492 mahasiswa diberikan keleluasaan untuk mencicil, 184 mahasiswa diberikan penurunan besaran UKT untuk satu semester, dan 124 mahasiswa diberikan penurunan besaran UKT secara permanen.
Pemerintah OK dengan ini?
Seems like it. Karena baru kemarin banget nih, Menteri Keuangan, Sri Mulyani ada kasih statement soal polemik pinjol yang baru-baru ini rame di ITB. Bu Sri Mulyani ada bilang kalo pihaknya sekarang ini lagi mengkaji pembentukan student loan alias pinjaman pelajar yang bakal bekerja sama dengan LPDP. Cuma ya gitu, Ibu Menkeu sekarang ini lagi cari kombinasi yang bagus nih biar student loan yang ada di Indonesia bisa efektif dan nggak jadi nimbulin masalah jangka panjang kayak di AS di mana cicilan student loan udah kayak KPR, puluhan tahun dan banyak yang gabisa bayar.
Got it. Anything else I should know?
Well, nggak cuma ITB aja nih yang menjalin kerja sama dengan platform pinjol dalam mekanisme pembayaran UKT. Hal serupa juga terjadi di Universitas Gadjah Mada (UGM) di mana Danacita ternyata juga bermitra nih dengan Fakultas Ekonomika dan Bisnis aka FEB UGM, guys. Pihak FEB UGM sih bilangnya opsi pinjol ini merupakan opsi terakhir dari tiga pilihan pembayaran UKT di fakultasnya. Dua opsi awal yang lebih diprioritaskan adalah dengan pengajuan keringanan bagi mahasiswa yang mengalami penurunan ekonomi secara drastis dan diarahkan untuk mendapatkan beasiswa pendidikan, gitu.
What’s more dramatic than Indonesian politics?
The Philippines’ politics.
Appfaah? Kamu kurang puas dengan drama-drama politik tanah air? Kurang greget gitu? Yaudah, yuk kita cusss aja ke negara tetangga yang dramanya dijamin lebih seru dari Indonesia. Yup, we’re talking about the Philippines.
Tell me.
Jadi guys, saat ini perpolitikan di Filipina lagi memanas setelah mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte mengancam bakal menggulingkan Presiden Filipina saat ini Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr dari jabatannya. Ancaman ini dateng setelah Duterte denger kalo Presiden Bongbong mau mengamandemen konstitusi buat mencabut aturan soal batasan masa jabatan presiden.
I need some background.
You got it. Jadi as we all know, Filipina sekarang tuh dipimpin sama Presiden Bongbong dari 2022 lalu. Buat yang belum tau, doi ini merupakan anak dari diktator Filipina bernama Ferdinand Marcos yang dulunya menjabat sebagai Presiden Filipina selama lebih dari 20 tahun. Nah, sepanjang bokapnya Presiden Bongbong ini menjabat sebagai presiden, keadaan Filipina makin lama malah makin susah. Mulai dari badai korupsi pejabat pemerintahan, melebarnya kesenjangan antara si kaya dan si miskin, sampe kecurangan pemilu yang juga doi lakukan demi melanggengkan kekuasaan.
Jadi inget Orba yah.
Iyesss, emang mirip-mirip sih. But at the end, kekuasaan Presiden Marcos selesai juga pada tahun 1986 setelah dirinya digulingkan oleh militer Filipina. Dari situ, Presiden Marcos diasingkan ke Hawaii, AS sampe akhir masa hidupnya. Nah setahun setelah Presiden Marcos digulingkan, pemerintah Filipina merumuskan konstitusi baru di mana Presiden Filipina cuma boleh menjabat satu periode aja dengan masa jabatan enam tahun. Tujuannya ya supaya nggak ada lagi ‘Presiden Marcos baru’ yang bisa jadi diktator di Filipina.
Ok terus-terus…
Nah tapiiii, kayaknya emang warga Pinoy ini gampang lupa guys, kayak tetangganya di Wakanda. Soalnya ga lama setelah Marcos meninggal, anak cowoknya yakni Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr justru kepilih nih jadi Presiden pada tahun 2022 kemarin. Iya kan, kayak warga Wakanda aja kan yang suka lupa siapa tuh, mantunya diktato.. *sebagian teks hilang*. Anyway, jadi Bongbong ini menjabat untuk menggantikan presiden sebelumnya Rodrigo Duterte yang sesuai konstitusi emang udah purna menjabat sebagai Presiden Filipina selama enam tahun. Cuma ya gitu, pengaruh Duterte di pemerintahan Filipina masih sangat kuat karena anaknya Duterte sendiri, namanya Sara Duterte-Carpio adalah wapresnya si Bongbong.
ADA APA DENGAN NEGARA ASIA TENGGARA DAN KELUARGA DINASTIIII?
Asli guys, ini emang perselisihan dua dinasti. Jadi awalnya, Bongbong sama Sara hubungannya baik-baik aja seperti presiden dan wapres pada umumnya. Cuma dalam beberapa bulan ini, rumor perpecahan antara Duterte dan Bongbong ini santer terdengar, apalagi menjelang pemilu 2028 di Filipina. Hal ini karena Sara berencana maju jadi capres, dan Bongbong justru mau mengubah undang-undang batas masa jabatan presiden tadi. Makanya bokapnya yang maju dah tuh.
Maju gimana jadinya wkwkwk.
Jadi dalam statement-nya di depan publik hari Minggu lalu, Rodrigo Duterte bilang bahwa Bongbong tuh pecandu narkoba yang namanya ada di list BNN Filipina dan berisiko digulingkan sama kayak bapaknya. Terus doi juga bilang gini guys: “We have a drug addict for a president! That son of a whore!.”
Anzay another level.
Iya kan? Dan tentu Bongbong ga diem aja dong. Besoknya banget doi bilang kalo omongan Duterte kemarin itu pasti gara-gara efek narkoba jenis fentanyl yang dulunya emang sering digunakan Duterte buat menghilangkan rasa sakit. Jadi yah dalam statement-nya kemarin, Presiden Bongbong cuma bisa maklum dan mengira berbagai tuduhan Duterte atas dirinya merupakan dampak dari konsumsi fentanyl itu tadi. In his words, Presiden Bongbong cuma bisa bilang, “I hope his doctors take better care of him,” gitu coba.
Kok bisa messy banget berantemnya ges…
Karena emang menurut banyak pengamat, keduanya emang ga yang bener-bener kompak gitu loh. Even Bongbong sama Sara aja berpasangan lebih ke karena untuk mengakomodasi kekuatan dua keluarga tadi aja. Terus juga dalam hal kebijakan, Bongbong tuh lumayan banyak mengubah kebijakan Duterte sebelumnya. Seperti halnya dalam pemberantasan narkoba, kalo Duterte dulu keras banget, di bawah Bongbong penindakannya jadi lebih fleksibel. Terus dalam hal kebijakan luar negeri, Duterte ngeliat kedaulatan negaranya mulai terancam karena Bongbong kerap memfasilitasi kegiatan militer Amerika Serikat di teritorial Filipina. Meanwhile, Duterte dulu lebih deket ke China.
Interesting to watch. Anything else I should know?
Nah guys, kamu kebayang ga betapa awkward-nya posisi Sara Duterte dalam kondisi bokap dan bosnya berantem kayak gini? Selain berbagai tudingan Duterte atas Presiden Bongbong pada kemarin Minggu, di hari yang sama, putra Duterte yang juga jadi Walikota Davao, namanya Sebastian Duterte juga terang-terangan mendesak Presiden Bongbong buat mundur aja katanya kalo ga cinta tanah air. Meanwhile, Sara bilang yaaa omongan Sebastian itu keluar karena dia sayang adeknya….
When there’s a change in your calendar….Nama hari liburnya berubah.
Coba baca baik-baik. Yak, nama hari liburnya berubah. Bukan berarti NAMBAH ygy ehehehehe. Kalau mau nambah, cuss ajuin cuti sana. :))))). Kita mau ngomongin soal perubahan nama di perayaannya, bahkan sampai ke kalender juga bakal berubah. Perubahan nomenklatur disebutnya.
Yep, we’re talking about kelahiran, wafat, kebangkitan, dan kenaikan Isa Almasih jadi kelahiran, wafat, kebangkitan, dan kenaikan Yesus Kristus.
Nah, yang harus kamu tahu adalah, wacana mengubah nomenklatur Isa Almasih ke Yesus Kristus ini emang udah bergulir sejak beberapa bulan lalu. Adapun disampaikan oleh Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmad Dasaki, perubahan ini emang umat Kristen dan Katoliknya sendiri yang ngusulin demikian. Since mereka yakinnya it’s Yesus Kristus, not Isa Almasih. Jadi ya udah, akhirnya diperjuangkan.
Dan kemarin banget nih, lewat Keppres yang ditandatangani langsung sama Presiden Joko Widodo, akhirnya bisa tembus tuh perubahan nomenklatur. Jadi gitu ya, guys. Sekarang kalau ditanya, “Eh besok libur apaan dah?” “Ohh iya. Kenaikan Yesus Kristus”. Gitu ya, guys. OK SIP?
“Plin-plan,”
Gitu guys kata Co-Captain Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) Tom Lembong saat ngomentarin soal sikap pemerintah saat ini yang dinilainya plin-plan dalam mengambil posisi di kancah internasional dan dalam menjalin hubungan sama negara lain. Menurut Pak Tom, pemerintah tuh mau apa-apa suka takut ambil posisi, takut ada dampaknya sama investasi, dan itu bakal bikin negara lain ngga menghormati Indonesia, ceunah.
When you’ve been choosing for 30 minutes and still don’t know what to have for lunch…
Announcement
Thanks to Astu38 for buying us coffee today!
Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here. Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!
Catch Me Up! recommendations
Being attached is easy, but being detached is… hard. So here’s your guide on how to do it.