Admin
UTC
2 kali dilihat
0 kali dibagikan
Now, here’s your updates on: Presiden boleh memihak dan ikut kampanye….
Turns out diiyain Prabowo.
Buckle up, everybody. Kita masih bakal ngomongin, “Boleh nggak sih seorang presiden tuh memihak dan bahkan ikut kampanye dalam Pemilu?” Karena Sabtu kemaren nih, Capres 02 Prabowo Subianto dengan pedenya bilang, “Kami adalah timnya Pak Joko Widodo.” So people be like, “WOW. Emang boleh seterang ini?”
Hold on. I need some background.
Gini gini. In case you need some background, minggu lalu tuh rame banget statement-nya Presiden Joko Widodo yang ngomong bahwa Presiden dan menteri itu boleh memihak dan boleh ikut kampanye. Clean and clear Pak Jokowi ngomongnya begitu, di hadapan para wartawan di Lanud Halim Perdanakusumah sambil didampingi Capres Prabowo Subianto hari Rabu kemaren. In his words, Pak Jokowi bilangnya gini nih:” Hak demokrasi, hak politik, setiap orang. Setiap menteri sama saja, yang paling penting presiden itu boleh lho kampanye, boleh lho memihak. Boleh,” katanya gitu.
WOW.
Statement ini kan lantas bikin masyarakat panas ya. Kayak, “Lah… Yang namanya presiden ya harusnya netral, pak,” gitu kan. Makanya, pada sambat banget lah orang di media sosial, guys, Terus karena udah serame itu, akhirnya Jumat lalu, Pak Jokowi klarifikasi tuh. Yep, in a nutshell, Presiden Jokowi sih bilang dia cuma ngikuti aturan yang ada di UU, guys. Khususnya UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Coba gimana gimana?
Ada dua pasal yang jadi defense-nya Pak Jokowi di sini. Yaitu pasal 281, dan juga pasal 299. Di pasal 299 ayat (1), di situ di-mention bahwa Presiden dan Wakil Presiden itu punya hak buat melaksanakan kampanye. Terus di Pasal 281, juga dijelaskan kalau presiden dan wakil presiden mau kampanye, pertama nggak boleh pake fasilitas jabatan kecuali urusan keamanan, dan harus cuti. “Makanya jangan ditarik ke mana-mana,” katanya gitu.
HMMM pertanyaannya Pak Pres cuti nggak?
Jujur gatau, cuma Pak Jokowi sendiri yang tahu, guys. Serius. Soalnya kalau kata Ketua KPU Hasyim Asy’ari, kalau seorang Joko Widodo mau ngajuin cuti buat ikutan kampanye, harus izin dulu sama Presiden. Presidennya siapa? Ya Joko Widodo. Jadi konsepnya ngajuin cuti ke diri sendiri gitu, guys :)))).
Jadi walk alone aja gitu ya?
Oh, nggak juga sih. Nih, yang harus kamu tahu adalah, Badan Pengawas Pemilu aka Bawaslu tuh ngeklaim bahwa pihaknya udah bersurat ke Presiden Jokowi terkait presiden kampanye ini. Disampaikan langsung oleh Ketua Bawaslu Rahmat Bagja, pihaknya udah nge-warning Pak Jokowi soal do’s and don’ts nya apa aja nih kalau presiden mau kampanye. Batasannya kayak gimana, sebenernya udah dijelasin sama Bawaslu. Nah jadi sekarang, tinggal diawasi deh. Diawasi jangan sampai Pak Jokowi melakukan apa yang dilarang tadi, which is pake fasilitas negara buat kampanye.
I see…..
Terus soal memihak, kan dibilang boleh juga yah. Sekarang mari kita bahas. Well, at this point, kita tuh paham banget lah ya bahwa emang iya, Presiden Jokowi memihaknya nggak mungkin ke 03, ke 01 apalagi. Yes, Pak Jokowi memihaknya ke 02 dong, alias Prabowo-Gibran. In that sense, hal ini juga udah diklarifikasi langsung sama capresnya, guys.
Klarifikasi gimana?
Dalam keterangannya Sabtu lalu, Prabowo Subianto menyebut 02 tuh timnya Pak Jokowi, guys. In his words, gini nih dia bilangnya: “Saudara-saudara sekalian, Prabowo-Gibran serta koalisi Indonesia maju, kami terang-terangan dan tidak malu-malu dan tidak mencla-mencle. Kami adalah timnya Pak Joko Widodo,” katanya gitu. You know lah, gimana Pilpres 2019, gimana akhirnya Pak Prabowo akhirnya ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan dan masuk ke pemerintahan, sampai sekarang jadi ‘Satu tim’ sama Pak Jokowi. Kalau kata Pak Prabowo mah, “Walau sering bersaing, tapi asas kami kekeluargaan. Kita bersaing tapi kita sama-sama anak Indonesia, anak bangsa Indonesia.”
I believe PDI Perjuangan has a say….
Well, kalau kata PDI Perjuangan sih, “Itu mah emang ambisinya Jokowi jadi presiden tiga periode” :))). Iya, menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, sikap memihak dan boleh kampanye yang dilakukan Presiden Jokowi ini emang bentuk real dari upaya tiga periode yang selama ini mereka tolak, guys. Hal ini dinilai, “Melanggar etika politik dan pranata kehidupan bernegara yang baik,” katanya gitu. But still, in their defense, TKN Prabowo-Gibran menilai langkah Jokowi ini harmless, gengs. Nggak melanggar etika, dan nggak melanggar UU juga.
Got it. Now wrap it up…
Speaking of keberpihakan Presiden, hal ini tuh sebenarnya masih debatable banget. Tapi yang paling penting, peneliti dari Constitutional and Administrative Law Society aka CALS menilai prinsip pemilu yang LUBER JURDIL udah nggak ada lagi di sini, guys. Apalagi aspek ADIL-nya. In that sense, CALS pun mendesak beberapa hal, termasuk meminta Presiden Jokowi menarik ucapannya soal keberpihakan dan boleh kampanye, sampai meminta semua pejabat negara yang ikutan kampanye untuk mundur dari jabatannya. Pokoknya nggak usah deh berlindung dibalik pasal dan mengesampingkan etik, katanya.