Poltracking Indonesia Keluar Dari Keanggotaan Persepi, Pemungutan Suara Calon Presiden AS, Ibu Ronald Tannur Jadi Tersangka Suap Hakim PN Surabaya, Curah Hujan Diatas Normal di Indonesia

Admin
UTC
14 kali dilihat
0 kali dibagikan

Good morning

Rise and shine! On Wednesdays we wear pink, and get updated on... Pilkada. If you live in Jakarta, we might share the same confusion: MAU PILIH SIAPA YAA?? Now, you've probably already read all about the candidates, so let's talk about...

 

The surveys.

Meet: Poltracking Indonesia

Ada-ada aja deh dunia pensurveian duniawi ini. Senin (4/11) lalu, lembaga survei Poltracking Indonesia baru aja dijatuhi sanksi dari Dewan Etik Perkumpulan Survei dan Opini Publik Indonesia aka Persepi. Mereka disanksi gara-gara perbedaan hasil survei yang mereka keluarkan soal Pilgub Jakarta 2024, guys. Dari situ, Poltracking kemudian nggak terima dikasih sanksi kan. Puncaknya, kemaren banget nih, lembaga survei itu menyatakan keluar dari keanggotaan Persepi. More on those, scroll down….


Background pls. 

You got it. Jadi ceritanya tuh gini, gengs. Kamu tahu lah ya menjelang election kayak Pilpres, Pileg, Pilkada, lembaga survei tuh lagi aktif-aktifnya banget kerja, gengs. Iya, mereka ngumpulin responden, riset, cari tahu “Warga bakal pilih siapa nih di Pilkada ntar?” Makanya bisa sampe ada tingkat elektabilitas kan, yang menyimpulkan satu paslon elektabilitasnya berapa persen tuh ya lembaga survei. Termasuk di Pilkada Serentak kali ini, lembaga survei juga pada kerja cari tahu “Warga Jakarta bakal pilih siapa nihh per hari ini?” gitu lah kira-kira.


Terus terus? 

Survei ini sendiri dilakukan secara bertahap, guys. Adapun yang terbaru, hasilnya baru keluar beberapa waktu lalu. Sejumlah lembaga survei pun pada ngerilis hasilnya, ngomongin tingkat elektabilitas paslon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta whether itu nomor urut 1, 2, atau 3. Hasil dari masing-masing lembaga survei beda-beda di situ, gengs, which is gapapa banget sebenarnya. Nah, yang mau kita omongin di sini adalah, survei yang hasilnya blasss beda jauhhh banget. Padahal ngumpulin datanya tuh di minggu yang sama. Jadi sus kan, “Kok bisa? Jadi yang bener yang mana nih?”


Coba jelasin dulu pelan-pelan…

Gini gini. Kita bakal ngomongin soal dua lembaga survei yaitu Poltracking Indonesia dan Lembaga Survei Indonesia aka LSI. Di survei terakhir soal Pilgub Jakarta, Poltracking ngumpulin data dari tanggal 10-16 Oktober 2024, meanwhile LSI ngumpulin data dari tanggal 10-17 Oktober 2024. Literally di minggu yang sama kan tuh. Nah, meskipun ngambil data di waktu yang sama, hasilnya beda jauh, gengs. Versi Poltracking, RK-Suswono ada di tingkat teratas dengan elektabilitas sebesar 51,6%, while versinya LSI, RK-Suswono elektabilitasnya di 37,4%. Tinggian Pram-Rano dengan 41,6%.


Busettt sampe >50%.... 

We know rite. Sus banget kan? Akhirnya, Dewan Etik Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia aka Persepi pun turun tangan. Diperiksa nih hasil survei keduanya, gengs. Survei LSI pun dinyatakan memenuhi prosedur. Nah udah tuh, masalahnya tinggal di Poltracking nih. Di Poltracking ini masalahnya, guys.


Masalah kenapa? 

Ketua Dewan Etik Persepi, Asep Saefuddin menyebut, Poltracking Indonesia nggak bisa kasih data asli 2.000 sample yang mereka claim di rilisan surveinya, gengs Udah keapus katanya cenah. Data asli nggak bisa kasih, data mentah juga nggak bisa kasih. Banyak lah alesannya, guys. Terus, ada dikasih itu data sama Poltracking, eh banyak yang nggak sesuai. Data yang nggak sesuai ini juga nggak bisa dijelasin sama Poltracking, guys. That being said, hasil survei Poltracking pun nggak bisa dinilai valid atau enggak.


 HMMM….

Nggak sampe di situ, Senin kemaren (4/11 nih, Dewan Etik Persepi bahkan menjatuhkan sanksi ke Poltracking. Sanksinya yaitu mereka nggak boleh ngeluarin hasil survei-surveian lagi tanpa pemeriksaan sebelumnya. Yep, pokoknya kalau Poltracking mau ngerilis survei, harus diperiksa dan di-approve dulu lah sama Persepi. Pokoknya under control banget lah selama tetap jadi anggota Persepi. Dari situ, kamu tau apa yang terjadi? Yak, Poltracking keluar dari keanggotaan Persepi.


Drama yha…

We know, we know. Kemaren banget nih, Selasa (5/11), Direktur Poltracking Indonesia, Masduri Amrawi bilangnya mereka keberatan banget lah sama keputusan Dewan Etik ini. Terutama soal Dewan Etik yang meragukan sample-nya mereka terus masalah nyerah-nyerahin data. Masduri bilangnya dari awal mereka udah kasih semua data, guys. Data mentah, data asli, semua ada, semua sesuai, dan nggak ada perbedaan.


Lah.... 

Terus soal data, Masduri bilang mereka tuh udah ketat banget when it comes to it, dan semuanya juga udah disaampein ke Dewan Etik, guys. Pokoknya semua dikerjain proporsional, profesional, sesuai SOP lah. Justru dari awal Poltracking bilang Dewan Etik ini yang problematic. Jadwalin verifikasi data mendadak, maksain rapat meskipun kuorumnya nggak cukup, yang gitu-gitu lah. Jadi karena ngerasa ini nggak adil, ya udah mending Poltracking keluar aja sekalian, gitu deh.


Terus w harus percaya siapa? 

Your call! Tapi nih ya, menanggapi segala drama ini, Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil sih nggak mau berkomentar terlalu jauh ya. Ditemui Selasa (5/11) di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kang Emil bilangnya “Bukan wilayah saya,” cenah. Cuma yang jelas dia menghormati aja aturan dan hukum yang berlaku di masing-masing organisasi, termasuk Persepi. Meanwhile, Calon Wakil Gubernur Nomor Urut 3, Rano Karno juga bilang nggak ngerti sih kenapa bisa kejadian begini. Ditemui kemaren di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Bang Doel bilang begini bilangnya, “Saya tidak pandai survei, tapi barangkali itu menjadi suatu konsekuensi kalau memang satu lembaga yang saya melihatnya prestisius ya, kok bisa terjadi seperti itu saya enggak paham,” katanya gitu. Sampai berita ini ditulis, belum ada keterangan apapun sih dari paslon nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana.


Ok. Anything else I should know? 

Btw, ngomong-ngomong soal survei yang naik turun nih, kadang RK-Suswono yang memimpin, kadang Pram-Rano, let’s all not forget tentang statement-nya Prabowo Subianto yang sempat keluar di Pilpres 2019 lalu. Di Pilpres 2019 lalu, waktu Pak Prabowo berhadapan dengan Joko Widodo, banyak juga tuh survei-survei yang menunjukkan penurunan elektabilitas beliau. Terus Pak Prabowo di situ ngomongnya gini: “Hasil survei itu tergantung siapa yang bayar. Kami punya survei sendiri dan bagus," ya gitu doang sih. Ujung-ujungnya kalah juga beliau ehehehe.


Untung di Pilpres 2024 dari zaman survei, quick count, sampai real count beneran bagus ya pak….

 

Now, it's the election day in the US...

So, Harris or Trump?

Yep guys, kamu harus tahu nih bahwa hari ini banget, waktu setempat aka di Amerika Serikat, warga sana lagi aktif berangkat ke polling station buat memilih calon presidennya. Antara Donald Trump dari Partai Republik atau Kamala Harris dari Partai Demokrat, what are their chances?


Tell me everything.

Sure, jadi setelah masa kampanye panjang sejak Juli lalu, hari ini, warga di Amerika Serikat akhirnya get to choose presidennya yang baru. Apakah Kamala Harris dan cawapres Tim Walz dari Partai Demokrat, atau Donald Trump dan JD Vence dari Partai Republik? Seperti yang kamu udah tau, di Amerika nih ngitung hasil pemilunya bukan one man one vote kayak di kita, tapi perwakilan jumlah suara dengan nama electoral college that makes the result will be interesting.


Kayak apa tuh.

Jadi guyselectoral college ini adalah jumlah suara yang dimiliki masing-masing negara bagian yang tergantung dengan jumlah populasi. Jadi makin banyak jumlah penduduknya, maka electoral votes-nya juga makin banyak. Contohnya, negara bagian California yang padat itu, jumlah electoral votesnya mencapai 54, tapi states yang kecil kayak Maine, electoral votesnya 4 aja cukup lhaa...


OK...

Nah adapun pada pilpres ini, ada total 50 negara bagian plus Washington DC dengan total 538 electoral votes. Meanwhile untuk bisa menang, seorang kandidat cukup meraih minimal 270 electoral votes aja. Tydaccc banyak bukan? Now, here's the twist: Masing-masing negara bagian tuh udah ada yang emang traditionally blue or red. Artinya, mereka emang negara bagian yang jadi lumbung suaranya Demokrat maupun Republik. Misalnya California tadi, mereka tuh selalu blueguys. Meanwhile, state padat lainnya kayak Texas, mereka r-e-e-ed. Jadi sebenernya pretty much udah ketebak kan siapa menang di mana dan final tally-nya bakal kayak apa?


Iyes....

Tapi ternyata tak semudah itu, Fergusso. Ada beberapa negara bagian yang ngga pernah jelas nih mereka red atau blueand we all call them: swing states. Kayak namanya, mereka literally bisa swing ke Republik atau Demokrat, dan mereka inilah yang jadi penentu kemenangan para capres. Nah guys, pada pemilu kali ini, beberapa swing states yang jadi key battleground buat Harris dan Trump adalah Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, North Carolina, Pennsylvania, dan Wisconsin.


Now, this is interesting...

Rite? Makanya saat ini semua orang tuh lagi nunggu penghitungan suara yang bakal dimulai pada jam 7 malam waktu sana (berarti sejam lagi di sini!!). FYI guysso far udah ada 86 juta warga Amerika Serikat yang "nyoblos" sejak Selasa lalu. Adapun pemungutan suara ada yang dilakukan langsung ke TPS, ada juga yang dilakukan melalui pos dan juga early voting yang dilakukan seminggu sebelum Hari H


Nice. Remind me of the election again...

Well, just a recap ya. Jadi Trump bisa dibilang "start duluan" karena doi udah secara legit memenangkan candidacy dari Partai Republik sejak Juli lalu. Meanwhile, di Partai Demokrat, tadinya presiden incumben Joe Biden mau maju lagi kan, tapi di tengah jalan doi memutuskan mundur dan pada Agustus lalu, baru deh Kamala Harris maju menggantikan Joe. So, she only had three months for campaign.


Aaaand...

And, berjalannya kampanye juga berlangsung tegang, sampe diwarnai insiden penembakan atas Trump pada Juli lalu. Untungnya doi ngga kenapa-kenapa. Meanwhile di kubu Harris, doi banyak kampanye soal memajukan kelas menengah (secara doi kelas menengah) dan terus meningkatkan yang baik-baik dari pemerintahan Biden sebelumnya. 


So, where are they now?

Di hari terakhirnya kampanye, Harris berkunjung ke Art Museum di Philadelphia dan kampanye di depan 30ribu orang. Doi juga mendatangkan para pendukungnya kayak Lady Gaga, The Roots, Ricky Martin, Freeway, Oprah Winfrey, hingga Fat Joe as a final blow. Meanwhile, Trump menggelar kampanye terakhir di Grand Rapids, Michigan, di mana doi juga mengakhiri kampanyenya di tahun 2016 dan 2020.


Alrite. Anything else?

Well, saat ini sih para capres cawapres udah menggunakan hak pilihnya di daerahnya masing-masing. Jadi warga US lagi deg-degan aja nih nunggu poll tutup dan penghitungan suara dimulai. You may or may not follow the result, because worry not, we will keep you updated. Godspeed!

 

When you've always believed "Kasih ibu sepanjang masa"....

Ronald Tannur can relate.

Waktu kecil, kita kan disuapin sama ibu kita ya, disuapin makan, while kitanya main lari-larian gitu kan. Nah, buat Ronald Tannur, terdakwa kasus pembunuhan Dini Sera, nyokapnya nyuap sampai dia udah segede itu, guys. Yep, pada Senin (4/11), ibunya Ronald Tannur ditetapkan sebagai tersangka gara-gara menyuap Hakim PN Surabaya supaya anaknya itu bisa bebas. Hal ini kemudian jadi pertanyaan banyak orang kan, “Emang semudah itu ya hukum kita dibeli?” Find out here.


Hold on. I need some background. 

You got it. Jadi, kayak yang udah sering kita bahas, kasusnya Ronald Tannur yang membunuh pacarnya, Dini Sera Afrianti itu sampai saat ini masih terus bikin orang emosi kan. Apalagi setelah majelis hakim PN Surabaya memvonis bebas Ronald Tannur dan menyatakan dia nggak bersalah, masyakarat marah banget di situ, gengs. Marah, terus wondering juga “How come???” Jadi di sini, Kejaksaan Agung lagi menyelidiki kenapa bisa keluar tuh vonis bebas, guys. Adapun jawabannya, ya karena Erintuah Damanik, Mangapul, dan Heru Hanindyo selaku hakim yang mengadili kasus ini tuh disebut disuap, gengs. Yang menyuap siapa? Ya ibunya Ronald Tannur sendiri, Meirizka Widjaja.


Riil kasih ibu sepanjang masa….

HMMM nggak gitu juga nggak sih konsepnya. Anyways, dalam penyelidikannya, Kejagung mengungkap dari awal kasus ini bergulir tuh Meirizka udah cari cara buat membebaskan anaknya itu. Ketemu lah sama Lisa Rachma, yang kemudian didaulat jadi kuasa hukumnya Ronald Tannur. Dalam keterangannya di konferensi pers Senin kemaren (4/11), Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung, Abdul Qohar bahkan menyebut Meirizka dan Lisa ini udah akrab since anaknya juga satu sekolah. Disitulah Lisa bilang, “Kalau mau anaknya u bebas, wani piro?”


???? 

Udah tuh, dari situ the game is on lah. Peran makelar kasus pun mulai masuk di sini. Yep, di Mahkamah Agung, ada banget satu mantan pejabat di sana yang dari 2012 lalu udah memuluskan berbagai kasus, guys. Namanya Zarof Ricar. Nah, dijelaskan oleh Pak Qohar: ‘Game’-nya tuh gini: Lisa minta Ricar ngenalin dia ke pejabat di PN Surabaya, guys. Kenapa sampe repot-repot minta dikenalin, maksudnya Lisa, biar dia bisa milih hakim-hakimnya buat mengadili kasus ini, gengs. Yang bisa disuap kan.


I am reading….

Terus udah tuh, terpilihlah Erintuah Damanik, Mangapul. dan Heru Hanindyo kan. Nah, balik lagi ke ibunya Ronald Tannur. Meirizka Widjaja ini diketahui udah nyiapin sebanyak Rp3,5 M untuk menyuap tiga hakim itu, guys. Sempat ditalangin dulu sama Lisa Rp2 M, dan Meirizka pun juga udah transfer Rp1.5 M. Rp3.5 M kan tuh ditotal. Hal ini kemudian ketahuan sama Kejagung. That being said, Meirizka pun akhirnya ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka bareng sama sama Lisa, Zarof Ricar dan ketiga hakim itu.


Udah itu doang tersangkanya? 

Belum selesai, beb. Wait until you hear about: Bapaknya Ronald Tannur, Edward Tannur, juga ikut diperiksa Kejaksaan Agung. Mantan Anggota DPR RI dari Fraksi PKB itu diperiksa di Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, kemaren banget, Selasa (5/11). Sebagai suaminya Meirizka, Kejagung menyebut Edward Tannur ini tahu soal suap-suapan ini (logika aja pls). Meskipun dari hasil pemeriksaan sementara, Kepala Kejati Jawa Timur, Mia Amiati, menyebut Edward nggak terlibat dalam suap-suapan ini. Nggak mau terlibat, cenah. Tapi ya dicari tahu dulu aja. Adapun selain ayahnya, adiknya Ronald, Christoper Raymond Tannur, juga ikut diperiksa Kejagung, gengs.


Usut tuntas sampe ke akar sih….

Can't agree more. Sampe makelar-makelar kasus semacam Zarof Ricar itu juga harus diusut, gengs. Soalnya tuh gini lo, orang-orang kayak Ricar ini nggak cuma satu atau dua, gengs. Alias banyak banget. You read it right. Sejauh ini, ada beberapa nama pejabat MA yang manfaatin jabatannya dan main-main dengan hukum negeri ini, bahkan sampe memengaruhi keputusan hakim.


Oh iya??

Iya. To freshen you up, ada Sekretaris MA 2011-2016 namanya Nurhadi Abdurrachman. Juni 2020 lalu, Nurhadi ditangkap KPK gara-gara suap dan gratifikasi yang dilakukannya waktu menangani sejumlah perkara selama menjabat di MA yang totalnya mencapai Rp83 M, gengs! Tapi ya gitu, hukumannya ringan. Pengadilan Tipikor memvonis Nurhadi 6 tahun penjara dan denda Rp1 M. Duit suap Rp83 M yang diembat tadi itu, juga nggak harus dibalikin ke negara.


…….

Masih soal Sekretaris MA, ada lagi namanya Hasan Hasbi ygy. Kelakuannya sama, terima suap senilai Rp11,2 M waktu ngurusin perkara di MA. Atas tindakannya itu, again, vonis hakim Pengadilan Tipikor rendah, gengs, which is enam tahun penjara, denda Rp1 M, sama harus ganti Rp3.8 M. Oh, fyi, kasus ini juga menyeret hakim MA Gazalba Saleh btw, di mana sampe sekarang kasusnya pun masih berproses di pengadilan.


Sampe hakim juga ikutan yah….

Well, dari pengacara, hakim pengadilan, hakim MA, pejabat MA, sampai jaksanya, semua main suap-suapan, guys. Yep, we’re talking about Jaksa Pinangki. Jaksa Pinangki Sirna Malasari ini merupakan eks terpidana kasus suap, pencucian uang, dan pemufakatan jahat dalam perkara Djoko Tjandra tahun 2020 lalu, guys. Jaksa Pinangki terbukti menerima suap sebesar USD 500.000. Yang harus kamu tahu adalah, dari awalnya divonis 10 tahun, di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, hukumannya dipotong jadi cuma empat tahun. Plot twist-nya apa coba? Dari September 2022 kemaren, alias baru dua tahun doi dipenjara, dia udah dinyatakan bebas bersyarat dong. Adapun sejak saat itu, sampai Desember bulan depan, Pinangki masih harus wajib lapor ke Badan Lapas Jakarta Selatan.


Alrite. Now wrap it up….

Sampai sini kebayang yah betapa problematik-nya hukum di negeri Wakanda ini. Even lembaga peradilan pun udah gampang banget disuap-suap begitu. That being said, peneliti dari ICW, Diky Anandya, menyebut sistem peradilan di Indonesia ini harus banget diperbaiki. Supaya nggak ada lagi makelar kasus kayak Zarof Ricar, Nurhadi Abdurrachman. dll. Gimana cara perbaikinya? Jubir Solidaritas Hakim Indonesia, Fauzan Arrasyid menyebut ada tiga hal yang bisa dilakukan: (1) pengesahan RUU Jabatan Hakim; (2) peningkatan kesejahteraan hakim; dan (3) kampanye masif ihwal hakim yang bersih.

 

When the rain has been "ga nyantai"...

Here's what you need to know about that.

Hi guys, unless you've been living under the rock, kamu pasti nyadar yah bahwa belakangan ini, hujan tuh lagi ngga nyantai banget. Here @Catchmeup! HQ, hujan dua hari kemarin tuh kenceng dan lamaaa banget. Nah ternyata, hal ini most likely bakal berlanjut sampe tahun depan karena emang kata Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), 15 persen wilayah Indonesia bakal memiliki curah hujan di atas normal pada tahun 2025. Yep, menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, beberapa daerah di Indonesia yang bakal mengalami kenaikan jumlah hujan di antaranya adalah sebagian kecil Pulau Sumatera, sebagian kecil Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi bagian tengah dan utara, sebagian kecil Sulawesi Selatan, sebagian kecil Sulawesi Tengah, sebagian kecil Nusa Tenggara Timur, sebagian kecil Kepulauan Maluku, dan sebagian Papua bagian tengah. Terus, tahun depan juga Indonesia diprediksi bakal mengalami peningkatan suhu (aka bakal makin panas!) sebesar +0,3 hingga +0,6 °C, terutama pada periode Mei hingga Juli 2025, dengan rata-rata kenaikan sekitar 0,4°C lebih tinggi dari kondisi normal. Adapun daerah-daerah yang bakal lebih panas dari lainnya adalah Sumatera bagian Selatan, Pulau Jawa, NTT dan NTB. 

 

"Kami on the track,"

Gitu guys kata Calon gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung pas ngomentarin soal hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan bahwa dirinya sama sang wakil, Rano Karno unggul ketat dalam memenangkan Pilkada 2024 Jakarta. FYI guys, elektabilitas pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno emang bersaing ketat sama paslon nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono, di mana menurut survei tersebut, elektabilitas Pramono-Rano ada di angka 38,3 persen, meanwhile Ridwan Kamil-Suswono meraih 34,6 persen.

When you feel like your crush is about to make it official at the end of 3-month- stage...

 

Announcement

Thanks to Caratdeul and wawan for buying us coffee today :)


Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here...just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!

 

Catch Me Up! recommendations

Feeling like you need to increase your protein intake? Read this.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.