When polisi tembak polisi happened again....
This time in Solok, Sumatra Barat.
Guys, kamu masih inget kan sama kasus Bharada Richard Eliezer yang nembak Brigadir Yosua Hutabarat? Kasusnya Ferdy Sambo ituu!!! Nah baru-baru ini, tepatnya Jumat (22/11), kejadian lagi polisi tembak polisi, gengs. Yep, salah satu personel Polres Solok, Sumatra Barat, AKP Dadang Iskandar namanya, menembak AKP Ryanto Ulil sampe tewas. Apa motifnya? Benarkah AKP Dadang mentalnya nggak stabil? Scroll down to find out.
Tell. Me. Everything.
You got it. Jadi guys, kejadian ini terjadi di Polres Solok, Sumatra Barat ya, di halamannya Mapolres to be exact. Ada dua personel yang terlibat di sini, guys. Kepala Bagian Operasional-nya itu polres, AKP Dadang Iskandar, menembak Kasat Reskrim mereka, AKP Ryanto Ulil Anshari. Pelurunya tuh langsung kena ke kepala. That being said, AKP Ulil pun diketahui sempat dibawa ke rumah sakit, tapi sayang nyawanya nggak tertolong. AKP Ulil dinyatakan meninggal dunia hari itu juga, Jumat (22/11). Gelar kehormatan anumerta pun diberikan sehingga pangkatnya naik jadi Kompol (Anumerta) Ryanto Ulil Anshari.
Alasannya nembak kenapa?
Let’s hear it from: Keterangan Kapolda Sumatra Barat, Irjen Suharyono. Dalam keterangannya kemaren, Irjen Suharyono bilang dua polisi ini lagi bersitegang, guys. Gara-garanya, AKP Ulil tuh sekarang lagi mendalami kasus dugaan tambang ilegal yang ditentang sama AKP Dadang. Nah tapi ternyata nggak sampe situ aja!. AKP Dadang juga mengincar Kapolres Solok, AKBP Arief Mukti. Iya, dia beneran datang tuh ke rumah dinas Pak Kapolres yang cuma 200-an meter dari Polres. AKBP Arief pas banget lagi ada di situ. So, he’s fine.
Something wrong with si Dadang-Dadang itu nggak sih?
Nah itu dia. Disampaikan oleh Kabid Humas Polda Sumatra Barat, Kombes Dwi Sulistyawan, AKP Dadang itu punya keterbelakangan mental, guys. Makanya penyidik kudu punya approach yang beda waktu proses pemeriksaan. Dia bahkan nggak diborgol. Jadi duduk biasa aja gitu. Eh tapi besokannya, setelah pemeriksaan tes urin, pemeriksaan darah, sampai pemeriksaan helai rambut, hasilnya negatif. Si Dadang baik-baik aja ternyata.
HMMM, so what now?
Well, Kapolda Irjen Suharyono sih kemaren make sure AKP Dadang bakal dikasih sanksi, guys. Either sanksi etik ataupun sanksi administrasi. Nggak cuma itu, Pak Kapolda juga mengungkap akan diberhentikan secara tidak hormat aka PTDH. Of course nggak cuma itu dong, while AKP Dadang sekarang lagi mendekam di Rutan Polda Sumbar, doi terancam pasal berlapis di sini, guys. Mulai dari pasal penganiayaan yang berakibat kematian, pembunuhan, sampai pembunuhan berencana. Hukumannya? Terancam hukuman mati.
.......
Terus soal tambang ilegal tadi. Polda Sumatra Barat menyebut tambang ilegal ini berada di Batang Bangko, Kecamatan Sungai Pagu, Solok Selatan. Adapun setelah kejadian tembakan ini, area tambang pun akhirnya ditutup dan sekarang udah disegel sama polisi, guys. Lebih jauh soal tambang ilegal, hal ini juga jadi perhatian bapak ibu wakil rakyat di DPR RI. Yep, rombongan Komisi III bahkan kemaren terbang tuh ke Padang ketemu Kapolda dan ngomongin soal tambang ilegal ini.
Gimana gimana?
Well, disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni yang mimpin langsung rombongan, beliau udah ketemu langsung sama pelaku, guys. Pelaku tambang ilegal itu, tapi confidential sih. Terus ya udah, mereka juga menggelar rapat sama pihak Polda Sumatra Barat beserta seluruh jajaran Polresnya. Pokoknya tambang ilegal ini harus diberantas. In his words: “Tindak semua yang terkait dengan illegal mining, apa pun namanya, siapa pun yang backing, tindak tegas. Kapan waktunya? Ya secepatnya, secepat-cepatnya. Entah mungkin Kapolda sore ini mau disikat, entah kapan, tergantung Pak Kapolda. Kita hanya minta untuk memberantas terkait dengan apa yang terjadi."
Terus terus?
Selain menyikat bersih tambang ilegal, yang harus diperhatikan juga adalah: Penggunaan senjata api bagi para polisi. Kayak, apakah emang semua polisi eligible buat megang senjata ya? Takutnya next time ada lagi nih kejadian begini. In that sense, harus ada evaluasi dong. Nah, menyikapi hal ini, Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho bilangnya Polri open kok kalau mau evaluasi terkait penggunaan senpi. Tapi yang pasti, sampai hari ini, anggota Polri yang pake senjata api tuh udah berdasarkan SOP, guys. Udah lulus administrasi dan juga psikologi, cenah.
Iya deh iya. Anything else I should know?
FYI, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam keterangannya kemaren udah memerintahkan supaya kasus ini diusut sampai tuntas ygy. Penanganannya pun udah under supervision-nya Bareskrim Polri. Nggak tanggung-tanggung, Jenderal Listyo juga memerintahkan supaya pelaku di sini ditindak tegas. “Apalagi kalau kemudian motifnya ternyata dilakukan terhadap hal-hal yang selama ini kita anggap mencederai institusi. Saya minta siapapun, apapun pangkatnya, tindak tegas, jangan ragu-ragu," katanya gitu.





