Let's talk about si paling mengayomi dan paling melindungi....
Aka Polisi.
Pada ngapain aja dah?
HUFT kemana sih pak pulici yang katanya mengayomi dan melindungi masyarakat? MANA??? Karena faktanya, beberapa waktu terakhir, yang dikerjain para isilop ini justru kebalikan dari tugas-tugasnya. Mau mimin jembrengin satu-satu kelakuan red flag mereka? Keep reading dah.
Tell. Me. Everything.
Jadi guys. As we all know dari zaman kapan polisi kita tuh kan udah terkenal banget banyak isunya. You name it deh, mau bikin laporan laptop dicuri misalnya, kerap kali kamu malah dimintain duit during the process. Ketauan langgar lalu lintas, kadang merekanya yang "nawarin diri" buat "diselesaikan di tempat aja". Not to mention abuse of power di kalangan polisi juga kerap terjadi. Bahkan, menghilangkan nyawa orang pun udah jadi hal yang common bagi mereka.
Serem banget jujur….
WE KNOW RITEEEE. Pokoknya dari level perwira tinggi sampai level yang bawah-bawah, semuanya bobrok. Semuanya main bunuh-bunuhan, nggak sesuai deh sama motto-nya melindungi masyarakat. Ambil contoh paling gampang kayak kasusnya Ferdy Sambo aja tuh, sampai yang terbaru kasus di Polres Solok, Sumatra Barat. Di dua kasus itu, polisi bahkan tembak polisi lainnya sampe tewas, guys. Gila kan? Banget lah.
Terus terus?
But hold your thoughts karena nggak cuma ke temen sejawatnya di kepolisian, polisi si coklat-coklat ini juga membunuh warga sipil, guys. Yep, baru juga kejadian di Semarang, Jawa Tengah polisi ngebunuh anak SMA anggota Paskibra. Kejadiannya tuh gini: Hari Minggu dini hari (24/11), seorang pelajar yang juga anggota Paskibra atas nama Gamma Rizkynata Oktafandy lagi jalan di daerah Kalipancur, Semarang sama satu temennya naik motor. Nggak berapa lama, motor mereka senggolan sama motornya polisi. Nggak sampe di situ, polisi itu kemudian nembak Gamma di bagian pinggul. Sempat mau dibawa ke rumah sakit, tapi udah nggak tertolong lagi :(. Gamma dinyatakan meninggal dunia.
:((((
Nah, yang harus kamu tahu adalah, Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar justru bilangnya Gamma tergabung dalam kelompok gangster, guys. Nggak cuma itu, kelompok gangster yang disebut diikuti Gamma juga dibilang didanai sama website judi online katanya. Yep, you read it right. Dalam keterangannya di hadapan bapak ibu DPR kemaren banget nih, (3/12), Kombes Irwan bilang begini: “Jadi di Kota Semarang itu. Setidaknya ada gangster-gangster yang tergabung dalam koalisi,” katanya gitu. Gamma dan temennya bahkan disebut mau tawuran waktu kejadian.
WHAT????
Hal ini juga legit disampaikan Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto. Kombes Artanto menyebut pihaknya udah mengumpulkan sejumlah bukti. Dan dari bukti yang ada, ya arahnya almarhum Gamma terlibat aktif dalam tawuran antargeng, cenah. Dan tawuran antargeng itu yang disebut polisi emang terjadi di malam tanggal 24 November itu, guys. Nah karena ada tawuran, makanya polisi mau bubarin sampe nembak. Bahkan, disebut juga polisi nembak karena dalam POSISI TERANCAM.
....
Gini gini. Now everybody meet: Aipda Robig Zainuddin. Aipda Robig ini adalah polisi yang menembak almarhum Gamma ygy. Nah, dari klaimnya Polrestabes Semarang, Aipda Robbig nembak tuh gara-gara diserang, guys. Diserang waktu mau membubarkan geng tawuran, katanya. (See? Tawuran lagi alibinya). Tapi hal itu kemudian langsung di-counter sama bukti CCTV sih. Bukti CCTV yang justru ngeliatinnya emang tu Aipda Robig yang berhentiin motor orang-orang di situ, dan langsung nodong pistol ke almarhum Gamma.
Nah lo…
Kepepet kan tuh? Nah kalau udah kepepet gini, apa yang dilakukan coba? Yak, cuci tangan sampe bersih lah, ehehehe. Kabid Propam Polda Jawa Tengah, Kombes Aris Supriyono yang kemaren akhirnya confirm emang Aipda Robig bukan nembak gara-gara mau bubarin tawuran, tapi karena kesel aja almarhum Gamma dan temennya ngambil jalur dia pas motoran. Ngerasa dipepet tuh dia di situ. Kejar-kejaran, Gamma sempat kabur, ketemu pepet-pepetan lagi, sampe akhirnya ditembak.
Abuse of power banget busettt….
We know rite. That being said, Kapolrestabes Semarang pun akhirnya minta maaf, guys. Dia bilang anggotanya teledor, cenah. Dan ngaku bakal bertanggung jawab atas tindakan anggotanya ini. In his words, Kombes Irwan bahkan ngomong gini, "Sepenuhnya saya siap bertanggung jawab, saya siap dievaluasi, apa pun bahasanya saya siap menerima konsekuensi dari peristiwa ini," Katanya gitu. Adapun sekarang Aipda Robig udah ditahan di tempat khusus aka patsus. Siap-siap dah tuh, bakal langsung sidang etik minggu ini juga.
I see…..
Belum selesai, beb. Ada lagi kelakuan polisi yang nggak kalah “Hah? Udah gila ya???” Yep, sekarang kita ceritain kasusnya Aipda Nikson Pangaribuan, anggota Polres Metro Bekasi yang hari Minggu lalu (1/12) menganiaya ibu kandungnya sendiri sampe tewas. We repeat: Menganiaya ibu kandungnya sendiri sampe tewas. Kejadiannya sendiri tuh di warung si ibu, di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Si Nikson ini diketahui mukulin si ibu pake gas LPG 3 KG. Dipukulin ke kepala loh ya, tiga kali. Sempat mau dibawa ke rumah sakit tapi nyawanya udah nggak tertolong lagi.
JAHAT BANGET…..
We know, we know. Belum bisa dipastikan sih motifnya apa sampe tiba-tiba mukul gitu. Tapi kalau kata saksi yang ngeliat langsung sih, Nikson sama ibunya ini sempat ada cekcok gitu sebelumnya, guys. Pokoknya cekcok, sampe si Nikson dorong ibunya, dan kemudian dipukul. Nikson sendiri saat ini udah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
Hiks... jadi sebenernya manfaat polisi tuh apaaaa!!
Salah satunya buat cawe-cawe politik, bukannya masih butuh ya? Ehehehe. Iya guys, di Pilpres dan Pilkada kemaren, kan rame banget dugaan keterlibatan polisi mendukung paslon tertentu ya. Nggak cuma dukung, bahkan sampe disebut “Partai Cokelat” ga tuh. Nah, menyikapi hal ini, kemaren banget nih (3/11), Ketua DPR RI Puan Maharani sih bilangnya, “Ya laporin aja kalau emang ada bukti,” katanya.
Harus ada bukti yha…
Iya, karena itu ini mulai muncul salah satunya datang dari anggota DPR dari PDI Perjuangan, Yulius Setiarto, in his words: “Polisi secara aktif menggalang dukungan untuk paslon-paslon yang didukung Mulyono,” katanya. Itu juga nge-react video Bocor Alus Politik-nya Tempo yang udah duluan nge-spill hal yang sama. Dia kemudian dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan dan kemaren nih, dia disanksi deh, sanksi teguran gitu tertulis.
Speaking of sanksi nih….
Kita juga harus banget bahas enam perwira polisi yang terlibat di kasusnya Ferdy Sambo. Yep, tadi mimin sempat bahas kan tuh kasusnya Sambo sebagai bentuk kebobrokan Polri ya. Gara-gara kasus ini, sebanyak enam orang perwira di bawah Sambo akhirnya kena sanksi demosi kan. Salah satunya, mantan Kapolres Metro Jaksel Kombes Budhi Herdi Susianto. Yang harus kamu tahu adalah, enam perwira ini, sekarang malah dapet promosi dong. Dari 11 November kemaren mereka udah kerja di jabatan baru. Kayak nggak terjadi apa-apa. kayak udah masa lalu banget tuh kasus kematiannya Brigadir Yosua Hutabarat. Padahal akarnya juga dari mereka-mereka juga HMMMM.
Auk ah sama polisi udah. Wrap it up dulu aja….
Jadi sampe sini, kebayang kan betapa kacaunya institusi kepolisian kita? Dengan kewenangannya yang ‘Segini’ aja, anggota Poldi banyak yang abuse of power. Belum lagi kalau ntar RUU Kepolisian yang baru disahkan tuh, di mana wewenang polisi bakal diperluas lagi. Pengamat juga pada bilang kepolisian ini bisa banget jadi lembaga “superbody” gitu lo saking luasnya wewenang yang dia punya ke depannya. Lantas, kalau begini, wacana Polri ada di bawah Kementerian Dalam Negeri menurut kamu masih relevan nggak?





