Polemik Kampung Bayam

Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan

Now, let’s get you up to speed on: Polemik Kampung Bayam…..

Yang sampai sekarang masih gjls.
Ayok jalan-jalan ke bagian Utara Jakarta, guys. Bukan buat konser di JIS, bukan juga buat liburan ke Ancol. Tapi buat ngeliat masyarakat di Kampung Bayam yang sampai sekarang masih nggak jelas mau tinggal di mana. Secara, rumah susun yang dijanjiin pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga nggak jelas juntrungannya. So now, everybody’s eyes are on: Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.

Hold on. I need some background.
We got you. Let’s unfold it together, shall we? Kita mau ajak kamu kenalan sama warga di Kebon Bayam, Jakarta Utara, yang udah menempati wilayah itu sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Ada 600 kepala keluarga totalnya di situ, Rame kan? Nah semuanya biasa aja sampai di tahun 2019, Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Anies Rasyid Baswedan mulai membangun Megaproyek Jakarta International Stadium aka JIS. Tepat di lokasi warga-warga ini bermukim, guys. Dan dari sinilah polemik ini bermuara.

Walk me through it. 
Sure. Karena wilayahnya mau dibikin stadion, of course ada proses panjang antara warga VS pemerintah ygy, mulai dari dialog, negosiasi, musyawarah, semuanya udah dilakukan dan menghasilkan sebuah kontrak sosial. Kontrak sosial ini isinya adalah nggak bakal ada penggusuran di Kebon Bayam, tapi PENATAAN. Catet di sini, penataan yah. Nggak cuma itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah Pak Anies juga menjanjikan bakal mendampingi warga untuk tetap berdaya. Dan janji itu juga keliatan along the way di saat proses pembangunan JIS.

W tebak ending-nya pasti beda lagi….
Ehehehehe ya gitu. Dari penataan di Juli 2023, komitmen Pemprov DKI masih dipenuhi dengan menyediakan rumah susun buat warga di Kampung Bayam. Hal ini legit difasilitasi sama Dinas Perumahan Rakyat Pemprov DKI, dan untuk pengololaan rumah susunnya, dilakukan juga oleh PT Jakarta Propertindo aka Jakpro, yang merupakan BUMD yang ngurusin properti-properti di DKI. Udah jadi itu rusunnya, guys. Daftar calon penghuninya udah ada, Pak Anies juga udah sering back-and forth diskusi sama warga soal mereka mau rumahnya kayak apa, kamarnya berapa, fasilitasnya apa aja, dll. Rusun ini bahkan udah sempat diresmikan sama Pak Anies di akhir masa jabatannya Oktober 2022 lalu. Terus, Jakpro sebagai pengelola rusun juga janji warga bisa mulai nempatin itu rusun per November 2022. But guess what? Sampai detik ini, rusun itu belom juga bisa ditempatin :))).

WHY????
Jujur gatau. Pak Anies bingung. Warga juga bingung. Coba kita tanya Aldi Taher. EHEHEHE jadi ya gitu guys, Jakpro tiap ditanya juga jawabannya berubah-ubah mulu. Kayak ada masalah di perizinan lah, ada masalah administrasi, tarifnya belum fix, sampai ada rencana ganti pengelola dari Jakpro ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Makanya kasian banget itu warga Kampung Bayam masih digantung, guys. Jadi sekarang mereka masih ngontrak, tinggal di tenda-renda, atau tinggal di rusun yang lain. But still, the fact that rusun di Kampung Bayam itu udah jadi, udah rapi, tinggal serah terima kunci, tapi belom bisa ditempatin kan akhirnya bikin mikir ya, “Itu rusun buat siapa kalau bukan buat kita heyyy?”
 
Pak Anies kumaha Pak Anies…
Pak Anies menegaskan, di era kepemimpinannya, sebenernya semua urusan kampung Bayam tuh udah selesai. Warga udah dikasih rumah baru, warga udah oke, posisinya juga enak, aturannya juga aman karena udah dibikin, dll. Tapi emang ngga dikasih ya sama pemerintahan sekarang. Pak Anies juga menegaskan bahwa rusun buat warga Kampung Bayam ini bukan merupakan janjinya Anies, tapi janji pemerintah kepada warganya. Jadi Pak Heru, sans broooo
 
Now on to Pak Heru….
Kata Pak Heru selaku Pj Gubernur DKI Jakarta: Saya ngga tau, itu janji lama. Terus juga di akhir tahun lalu, Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI, Retno Sulistyaningrum menyebut pihaknya masih terus komunikasi sama berbagai pihakguys. Mulai dari DPRD DKI Jakarta, sampai Jakpro terkait masalah ini. Terus balik lagi ke Pak Heru, doi juga pernah bilang “Jangan ada pihak-pihak yang ngompori, kasihan warga. Saya mengikuti detail persoalan ini,” katanya gitu.

 
Ya gatauuuu, jangan kompor, solusinya apa BOSSSS?
Nah itu yang didesak juga sama anggota DPR RI yang emang asal Priok, Ahmad Sahroni. Ahmad Sahroni ini hari Minggu kemaren bahkan visit langsung ke Kampung Bayam, guys. Adapun menurut Bang Roni, Heru Budi Hartono tuh harus turun tangan menyelesaikan masalah ini, karena situasinya udah separah itu. Beliau bilang, jangan sampe urusan Kampung Bayam ini jadi masalah politik, di mana ganti kepemimpinan, ganti juga kebijakannya, kan kasian warga. Finally, Bang Roni juga ngasih ulti: “Saya minta Pj Heru beri langkah penyelesaian dalam waktu 2×24 jam. Kalau tidak, saya bersama warga Kampung Bayam akan datangi kantor bapak.”

I see. Anything else I should know? 
Btw, dari tadi ngomongin Rusun Kampung Bayam, kamu pasti aware dong kalau semua ini nggak terlepas dari yang namanya ‘Janji politik’. Menurut pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, Rusun Kampung Bayam ini merupakan janji politik, yang kemudian berkembang jadi ‘Beban politik’, guys. Secara, realisasinya tuh ada di akhir masa kepemimpinan Pak Anies kan, dan posisi Pak Anies yang ngga didukung pemerintah pusat bikin gubernur selanjutnya harus hati-hati, dan mikir lagi dong mau lanjutin apa kagak nih program. Karena kalo lanjut yaaa Pak Anies jadi + tapi kalo engga ya… gitu. EHEHEHE

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.