Pertemuan Presiden Ukraina Dengan Presiden- Wakil Presiden AS Berakhir Panas

Admin
UTC
12 kali dilihat
0 kali dibagikan

Such a rare sight, to see heads of state start bickering with each other...

The heated argument.
Ada yang cekcok when the camera is on, dan ini bukan sembarang public figures. Pertemuan antara Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dengan Presiden- Wakil Presiden AS, Donald Trump-JD Vance pada Jumat (28/2) berakhir panas. Yep, upaya komunikasi yang terjadi di Ruang Oval, White House, antara dua aliansi ini berakhir tanpa kesepakatan. Donald Trump secara terang-terangan mem-pressure Zelenskyy supaya Ukraina segera gencatan senjata dengan Rusia kalau nggak mau kehilangan dukungan AS.

Tell me.
Yep, pressure dan ancaman Trump pada Zelenskyy bukan sesuatu yang bisa dianggap main-main. After all this time, Ukraina dibantu dan didukung AS buat menghadapi invasi Rusia. Perdebatan sengit pada Jumat (28/2) secara otomatis menggagalkan kesepakatan mineral yang menurut Trump bakal jadi langkah awal buat gencatan senjata sama Rusia. Dalam momen itu juga, Trump kasih warning kalau Presiden Ukraina itu gambling sama World War III. Selain itu, Trump juga minta Zelenskyy buat kembali berunding if only he's ready to make a peace.

Go on.
Okay, pertemuan pada Jumat (28/2) yang diliput media namun berakhir bentrok rencananya bakal dilanjutin secara tertutup gaes. Bisa jadi khawatir bentrokannya lanjut part dua dan jadi tontotan seluruh dunia. Terus, setelah bentrok yang kayanya nggak ada di agenda itu terjadi, Zelenskyy pergi ninggalin White House lebih awal daripada jadwal untuk menggelar konferensi pers soal pembatalan kesepakatan mineral dengan AS. While, Menlu AS, Marco Rubio, minta Zelenskyy buat minta maaf setelah pertemuan yang went wrong itu. Menlu Rubio juga mempertanyakan apakah sebenarnya Zelenskyy benar-benar mau mencapai perdamaian.

Gimana statement Zelenskyy?
Yep, sebagai pihak yang dicecar AS dalam pertemuan di Ruang Oval, Zelenskyy mengaku menyesal karena pertemuan dengan Presiden Trump nggak berjalan baik. Meski begitu, doi tetap kukuh bilang kalau hubungan Ukraina-AS masih bisa diselamatkan. Waktu ditanya soal permintaan maaf ke Trump, Zelenskyy nggak menjawab langsung tapi menyebut soal pentingnya terbuka dan jujur dalam sebuah perundingan. Lebih lanjut, doi juga bilang kalau apa yang dilakukan dalam perundingan dengan AS bukan hal yang buruk atau fatal.

Terus apa kabar AS?
Well, menurut sebuah laporan, setelah pertemuan di ruang oval yang memanas, right now pemerintahan Trump  sedang mempertimbangkan buat mengakhiri semua pengiriman bantuan militer ke Ukraina. Jika benar, maka berbagai bantuan seperti radar, kendaraan, amunisi, juga rudal senilai miliaran dolar yang akan diproses ke Ukraina bakal ditarik sama Presiden. Nah, sebagian besar anggota Partai Republik mendukung Trump dan Vance against Zelenskyy. Menurut senator, Lindsey Graham, sebaiknya Zelenskyy mengundurkan diri karena gagalnya perundingan soal kesepakatan mineral bakal membahayakan dukungan militer AS ke Ukraina di masa depan.

Any other responses about this?
Yep, menurut senator Lindsey, apa yang terjadi di Ruang Oval adalah hal yang nggak sopan. Menurutnya hal itu membuat pihak AS jadi kehilangan interest buat bermitra lebih lanjut dengan Ukraina lagi di masa depan. While, Senator Alabama, Tommy Tuberville, memposting cuitan di X pada Sabtu (1/3) yang bilang kalau mengusir Zelenskyy dari White House adalah hal terbaik yang dilakukan Trump. At the same time, Senator Alaska, Lisa Murkowski, mengaku mual karena melihat pemerintah cenderung menjauhi sekutu dan merangkul Putin.

Are there any supports from the European countries?
Yes, right after pertemuan Ukraina-AS yang tak mulus itu berakhir, para pemimpin negara Eropa langsung menunjukkan dukungannya buat Ukraina. Seperti Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dan Ketua Dewan Eropa, Antonio Costa meyakinkan Zelenskyy soal dukungan negara-negara Eropa. Selain itu, Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyatakan kalau Ukraina bisa mengandalkan Jerman dan Eropa. Sedangkan, PM Hungaria, Viktor Orban, jadi pemimpin negara Eropa yang menonjol karena mengucapkan terima kasih pada Trump yang dianggapnya sudah berani membela perdamaian.

I see. Anything else?
Yes, mantan Presiden Rusia yang kini jadi wakil kepala dewan keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, dalam Telegramnya menyatakan 'A brutal dressing down in Oval Office'. While, PM Inggris, Keir Starmer, sudah mengundang para pemimpin negara Eropa, NATO dan Uni Eropa ke London pada hari Minggu (2/3). Tujuan pertemuan ini nggak lain buat membahas soal keamanan dan perjanjian perdamaian Ukraina di masa depan. Sir Keir meyakini kalau kesepakatan itu harus didukung AS yang punya cukup aset militer untuk menghalangi upaya serangan dari Putin sewaktu-waktu.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.