While our future president...
is getting the business done in Australia.
Yoi guys, Selasa kemarin, Menteri Pertahanan RI, yang juga our soon to be president, Prabowo Subianto, baru aja menggelar pertemuan bilateral sama Perdana Menteri Australia Anthony Albanese MP dan Menteri Pertahanan Richard Marles. Oleh-olehnya, perjanjian pertahanan baru.
Tell me more.
OK. Jadi kedua negara tuh baru aja memperbaharui Perjanjian Kerja Sama Pertahanan (The Defence Cooperation Agreement/DCA), untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara. Dengan adanya perjanjian ini, maka hubungan Indonesia dan Australia disebut bakal jadi lebh erat karena kerjasamanya memperluas cakupan dan kompleksitas latihan bersama. Terus, perjanjian ini juga bakal membantu kedua negara saat mengatasi tantangan regional.
Nice...
Selain kerjasama pertahanan, Pak Prabowo juga bilang bahwa Indonesia mau mempererat kerjasama ekonomi sama Australia, secara Negeri Kangguru ini merupakan salah satu partner dagang yang penting bagi kita. Ga lupa, Pak Prabowo juga menegaskan bahwa dirinya bakal melanjutkan kebijakan umum Jokowi khususnya di bidang ekonomi.
Is that it?
Engga juga. Di kesempatan yang sama, Pak Prabowo juga menekankan perlunya bantuan dan kerjasama dengan Australia di bidang-bidang kayak pertanian, ketahanan pangan, dan pencegahan perdagangan narkoba internasional. Menanggapi hal ini, Pak Marles bilang bahwa perjanjian pertahanan bakal ditandatangani secara resmi dalam beberapa hari mendatang. Beliau juga menyebut bahwa perjanjian pertahanan yang baru ini merupakan salah satu perjanjian paling penting yang pernah dinegosiasikan antara kedua negara.
Alrite. Anything else?
Well, abis dari Australia, Pak Prabowo lanjut ke PNG aka Papua New Guinea untuk membahas sejumlah upaya kerja sama dengan Perdana Menteri (PM) Papua Nugini James Marape. Adapun yang dibahas selain ekonomi dan kebudayaan adalah juga tentang Papua. Dalam keterangannya pasca pertemuan, Pak Prabowo bilang: “Kami ingin bekerja sama, dan kami juga ingin meminta saran karena (masyarakat PNG) punya latar budaya, etnis, hubungan tradisional, dan ikatan kekeluargaan dengan masyarakat Papua di perbatasan. Wawasan anda terkait itu, yang menghormati tradisi dan hak-hak masyarakat, saya pikir penting untuk kami."