Penyelidikan Kecelakaan Jeju Air Resmi Dirilis

Catch Me Up!
UTC
14 kali dilihat
0 kali dibagikan

Now, more updates on the Jeju Air crash investigation...


The initial findings.

Yes, guys, temuan terbaru dari penyelidikan Jeju Air yang jatuh pada Minggu (29/12/2024) akhirnya dirilis pada Senin (27/1). Pada laporan sebanyak enam halaman yang dirilis otoritas Korea Selatan itu, dua mesin Boeing 737-800 memiliki kandungan DNA dari darah itik Baikal.


HUH?

Yep, kecelakaan Jeju Air di penghujung Desember lalu menewaskan 179 dari 181 penumpang. Salah satu penyebab kecelakaan yang disebut-sebut sejak awal adalah bird strikeFYIitik Baikal adalah bebek yang sering bermigrasi dalam jumlah besar ke Korea Selatan selama musim dingin. Nah, temuan DNA itik Baikal pada dua mesin pesawat nggak langsung bisa menjelaskan faktor penyebab Jeju Air mengalami belly landing sampai akhirnya menabrak localiser dan meledak hebat. Anyway, localiser ini fungsinya buat bantu navigasi pesawat yang sedang mendekati landasan pacu, ya, gaes.


Okay. Go on...

Other than that, nggak ada keterangan soal penyebab dua kotak hitam pesawat berhenti merekam empat menit sebelum insiden kecelakaan terjadi. Menanggapi hal itu, Mantan penyelidik kecelakaan Kementerian Transportasi Korsel, Sim Jai Dong, bilang kalo data yang hilang menunjukkan kondisi luar biasa yang jarang terjadi. Furthermore, temuan bulu dan darah burung pada mesin pesawat oleh tim penyidik memvalidasi rekaman video yang menunjukkan bird strike ke mesin pesawat. But, up until now, Kementerian Transportasi Korsel menolak buat kasih komentar validasi soal temuan bulu dan darah burung di kedua mesin.


:(

Well, laporan berisi temuan awal para penyidik Korea Selatan terkait kecelakaan Jeju Air ini dibagikan ke keluarga korban pada Sabtu (25/1). Selain statement mayday terkait bird strike, dua mesin pesawat terkubur dalam gundukan tanah setelah menabrak localiser, sebuah dinding beton yang terletak di ujung landasan. Kebakaran hebat dan ledakan parsial terjadi setelahnya, hingga menyebabkan bagian depan badan pesawat terpencar sejauh 30-200 meter dari TKP. 


Are there any other findings?

Yes. Based on the report, sejumlah ahli memperkirakan bahwa localiser jadi salah satu faktor yang menyebabkan banyak korban tewas pada insiden kecelakaan Jeju Air di Muhan. However, dalam laporan awal itu nggak ada keterangan soal cockpit voice recorder (CVR) dan flight data recorder (FDR) berhenti merekam sekitar jam 08.59 waktu setempat. Nah, FDR ini fungsinya buat merekam data penerbangan. Meanwhile, CVR bisa merekam suara dan komunikasi yang berlangsung dalam kokpit. Strangely, these two important tools berhenti merekam di waktu bersamaan sesaat sebelum pilot ngumumin mayday.


Anything else I should know? 

Yes. Informasi dalam laporan awal nyebutin kalo black box pesawat berhenti merekam ketika Jeju Air Boeing 737-800 berada di ketinggian 498 kaki (152 meter) dan terbang dengan kecepatan 161 knot (298 km/jam). Langkah selanjutnya selama 12 bulan ke depan meliputi pembongkaran mesin, pemeriksaan komponen secara menyeluruh, analisis data kontrol lalu lintas dan penerbangan (ATC) juga keberadaan dari localiser di Bandara Muhan. Selanjutnya, laporan awal penyidikan kecelakaan Jeju Air ini dikirimkan ke Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) juga Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (PBB). Selain itu, laporan ini juga dikirimkan ke Thailand dan Perancis sebagai pihak yang berkontribusi dalam proses produksi mesin dan bagian pesawat Boeing 737-800 ini.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.