Penutupan Jalan di Jakarta Karena KTT ASEAN

Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan

Now, let’s talk about the traffic…

Due to KTT ASEAN.
Calling kamu-kamu yang baca email ini sambil macet-macetan, we got you. Sabar-sabar aja deh ya, guys, karena belakangan ini, Jakarta emang lagi riweuh. Jalanan pada ditutup, polisi siaga di mana-mana, macet pun panjang mengular di mana-mana. Alasannya, ya it’s none other than KTT ASEAN yang lagi happening di Jakarta Convention Centre, Senayan.

Hold on, 
KTT ASEAN tuh apa?
Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN aka KTT ASEAN. Kalau kamu familiar sama KTT G20 yang tahun lalu sukses digelar di Bali, nah tahun ini, Indonesia balik lagi dipercaya memegang keketuaan dan jadi tuan rumah untuk another konferensi tingkat tinggi, guys. Bedanya, KTT G20 di Bali tuh yang ikutan negara-negara tajir dan otw tajir kayak AS, Inggris, Jepang, Korea Selatan, India, dll, alias kelompok negara G20.

Kalau ini yang ASEAN-ASEAN aja gitu yak?
Correct. Sesuai namanya, KTT ASEAN tuh yang ikutan tuh ya tetangga-tetangga kita aje aka negara ASEAN, mulai dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Singapura, dll. Sama ada lah beberapa mitranya ASEAN kayak China, AS, dan sejumlah organisasi internasional lainnya.  FYI Di Indonesia, KTT ASEAN ke-42 udah sukses digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, bulan Mei lalu. Nah sekarang, start dari 5-7 September ini, KTT ASEAN ke-43 pun kembali digelar di Jakarta.

KTT mulu nih si Asia Tenggara….
We know rite. Tahun ini KTT-nya diadain dua kali, guys. Nah yang harus kamu tahu adalah, KTT ASEAN yang di Jakarta tuh dari itinerary sampai pembahasannya emang beda sama yang di Labuan Bajo kemaren. Yep, dikonfirmasi langsung oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, kalau yang kemaren tuh cuma beragendakan tiga pertemuan, which is KTT ASEAN, Pleno, sama Retreat, kali ini ada 12 pertemuan yang bakal digelar, gengs. Not to mention sejumlah bilateral meetings. Mumpung para world leaders itu lagi pada ngumpul di sini yekan.

World leaders 
ngumpul rakyat macet-macetan hmmm….
Ya namanya tamu negara ygy. Untuk menyukseskan KTT ini, sejumlah jalan di sekitaran JCC pun dibuka-tutup kan. Misalnya kayak yang terjadi kemarin di ruas jalan Gatot Subroto nih, di mana ruas jalannya literally ditutup, guys. Nah karena Gatsu ditutup, arah Pancoran sampai Semanggi otomatis jadi macet total deh. Adapun secara spesifik, totalnya ada 29 ruas jalan yang kena rekayasa lalu lintas dan dibuka tutup. Mulai dari Jalan Jend. Sudirman, MH Thamrin, Rasuna Said, Kebon Jeruk, sampai Medan Merdeka Barat dan Jalan Lingkar SCBD.

Tell me
 pengalihannya jadi ke mana?
Easy. Masih dari rekayasa lalu lintas ini juga, Polda Metro Jaya akhirnya membuka sejumlah ruas alternatif, guys. Misalnya dari Cipete mau ke arah Slipi atau Monas nih, bisa lewat Arteri Pondok Indah terus muter di Gandaria City, terus ke arah Jalan Teuku Nyak Arief, dst.  Nah kalau dari Slipi mau ke Tebet, kamu bisa lewat Jl. S Parman, terus ke Pejompongan, Jl. Penjernihan, dst.

Noted
 deh….
Sip yah? Now balik lagi ke KTT ASEAN. Dalam keterangannya, Bu Retno juga bilang secara konteks pembahasan KTT Jakarta juga bakalan beda sama KTT Labuan Bajo, guys. Iya, waktu di Labuan Bajo kemaren yang dibahas tuh kan isu-isu jangka pendek dan menengah yah. Mulai dari isu migran, proteksi para ABK, sampai pembangunan koneksi internet untuk desa. Meanwhile, kali ini para pemimpin ASEAN tuh disebut bakal lebih visioner. Nggak cuma ngebahas isu jangka pendek aja, tapi juga isu jangka panjang, range-nya sampai tahun 2045 kata Bu Retno.

Myanmar dibahas nggak tuh? 
Of course. Well, in case you’re not following, pemerintahan Myanmar tuh kan sampai sekarang masih dikudeta sama rezim militer yah. In that sense, Bu Retno menyebut situasi Myanmar masih jadi salah satu PR terbesar yang kudu diselesaikan oleh ASEAN. Iya, meskipun keadaannya emang pelik, rumit, dan nggak mudah diatasi. Tapi first and foremost, kekerasan di sana harus dihentikan as soon as possible.


Caranya?
Dengan stick to five points of consensus aka 5PC. To give you some context nih, 5PC ini semacam peace plan gitu guys yang udah disepakati sama negara-negara ASEAN di tahun 2021 lalu dalam menyikapi situasi yang terjadi di Myanmar. Isinya, ada seruan untuk menghentikan kekerasan, dialog sama semua pihak terkait, kasih bantuan kemanusiaan, sampai penunjukkan utusan ASEAN untuk bisa memediasi junta militer dan para aktivis pro pemerintah.

So
how is it going?
It’s safe to say, bad. Nggak ada progres yang signifikan. Junta militer bahkan disebut nggak pernah melaksanakan isi peace plan ini, guys. Kayak acuh gitu lo mereka. Dari sini, para pemimpin ASEAN mikirnya, “Ah kalau begini si nggak bakalan kelar setahun dua tahun nih masalah Myanmar.” In that sense, atas komitmen untuk tetap mau bantu masyarakat  Myanmar, maka di KTT ini disepakatilah yang namanya Troika, guys.

Banyak banget istilahnya busett….
Seru banget kan dunia per-HI-an Regional Kawasan ini? Wkwkwkwk.  In a nutshell, Troika ini semacam tim buat penyelesaian konflik yang ada di Myanmar. Isinya ada tiga negara anggota yang bergilir based on keketuaan ASEAN per tahunnya. Nah kenapa dibuat per tahun, ya biar continuity penyelesaian krisisnya tuh tetap terjaga gitu lo. Jadi isinya tuh ada current chair, previous chair, sama next chair-nya ASEAN. Contoh, di tahun 2023 kan Indonesia jadi current chair yah, di mana previous chair-nya itu Kamboja, dan tahun depan, since Keketuaan ASEAN bakal berpindah ke Laos, meaning Laos jadi next chair kan. That being said, Anggota troika tahun ini adalah tiga negara ini, guys. Berputar gitu terus di tahun-tahun mendatang.

Kalau Myanmar yang jadi Ketua ASEAN?
Good question. Yang harus kamu tahu adalah, Bu Retno Marsudi menyebut, selama Myanmar belum memproses 5PC tadi, maka mereka bakal terus dikucilkan oleh ASEAN. Literally dikucilkan. Salah satunya adalah dengan nggak kasih peluang keterwakilan politik Myanmar di forum-forum ASEAN, That’s why pemimpin junta militer juga nggak diundang di KTT kali ini. Selain itu, Myanmar juga legit di-skip dari list keketuaan ASEAN. Jadi di tahun 2026 nanti, di saat gilirannya Myanmar yang jadi ketua, kursi keketuaan ASEAN bakal langsung pindah dari Malaysia ke Filipina deh.

Ok cuma bahas Myanmar aja kah ini?
Nggak dong. Menurut Presiden Joko Widodo, selain isu Myanmar, isu esensial lain yang juga dibahas di KTT ini adalah tentang kerja sama ASEAN dengan negara Indo-Pasifik, gengs. Adapun yang dibahas ya macem-macem, kayak pengembangan infrastruktur hijau dan rantai pasok yang tangguh; pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif; transformasi digital yang inklusif serta ekonomi kreatif. Nah, talking about negara Indo-Pasifik, ada satu negara yang nggak boleh di-skip nih, gengs. Now everybody meet: China.

What’s up with China?
China, yang diwakili oleh Perdana Menterinya Li Qiang tuh kan juga diundang yah ke acara ini. Adapun disampaikan langsung oleh Pak Li, pihaknya sekarang emang lagi ambi-ambinya memperluas kerja sama dengan dengan Indonesia di sektor yang lebih luas, guys. Mulai dari sektor AI sampai ekonomi hijau. Contohnya yha kereta cepat Jakarta-Bandung yang sekarang rame banget diomongin itu, guys.

Yes I heard about it.

As we all know project kereta cepat ini kan nggak terlepas dari kerja sama Indonesia-China yah. Terus sekarang udah finalized nih pembangunannya, dan dijadwalkan bakal diresmikan Presiden Jokowi 1 Oktober mendatang. In that sense, mumpung lagi di sini nih, kemarin ditemani Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Pak Li Qiang pun trial deh tu kereta cepat. Responnya positif, guys. Bahkan nih, Pak Li menyebut pihaknya lanjutin project kereta cepat ini sampai ke Surabaya. Jadi ngebayangin nggak perlu berbelas-belas jam pake kereta JKT-SBY hmmm…


Sounds good. Now wrap it up pls…
Nah balik lagi ke isu Myanmar yang nggak kelar-kelar, kamu pernah wondering nggak sih, “Ini 10 negara ngurusin konflik satu negara kok nggak kelar-kelar yah? Jadi ASEAN tuh buat apa sebenarnya?” Pernah mikir gitu nggak? Well, menjawab pertanyaan itu, Pengamat ASEAN dari Badan Riset dan Inovasi Nasional aka BRIN, Pandu Prayoga bilangnya, “Yha efforts-nya harus digedein lagi sih.” Iya, menurut Pandu, kalau ngomongin diplomasi multilateral, politik keamanan, ekonomi, ASEAN tuh masih bisa diandelin, guys. Tapi, when it comes to Myanmar, ASEAN kudu kerja ekstra. Nggak bisa cuma sebatas memperkuat kesatuan, tapi juga bikin sentralitas. Nggak usah jauh-jauh sentralitas antara ASEAN dengan negara lain, tapi sentralitas buat di dalem juga penting, biar Myanmar tetap menganggap ASEAN tuh ada dan penting gitu lah.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.