Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan
Now let’s get you up to speed on… Rohingyan refugees in Aceh.
Yang masih mengalami penolakan.
Penolakan terhadap pengungsi Rohingnya di Aceh masih terus aja terjadi nih, guys. Yep baru-baru ini dan yang kemarin sempet viral banget soal pemindahan paksa para pengungsi Rohingya dari Balai Meuseuraya Aceh yang ada di Banda Aceh ke kantor Kemenkumham Aceh yang dilakuin sama para mahasiswa Aceh. Yep, mahasiswa yang harusnya kritis dan mengedepankan aspek kemanusiaan justru bertindak brutal banget pada saat pemindahan paksa tersebut berlangsung.
Hold on, I need some background.
You got it. Jadi as we all know, ada beberapa kapal pengungsi Rohingya yang dateng lagi ke Aceh sejak bulan November kemarin. Pas itu, mayoritas masyarakat Aceh emang menolak kedatengan pengungsi Rohingya dan meminta mereka buat balik lagi ke kapal. Kata mereka yang menolak sih, pengungsi Rohingya tuh nggak bisa mematuhi norma dan adat di Aceh sampe melakukan berbagai tindak kriminal. Tapi ya meskipun gitu, tetep ada juga pengungsi Rohingya di beberapa tempat yang bisa masuk ke Aceh dan sekarang ini lagi ditampung sementara di beberapa tempat.
Ok, terus-terus…
Nah selagi para pengungsi Rohingya ini ditampung sementara di Aceh, pemerintah Indonesia udah terus coba cari jalan keluar yang win-win solution gitu lho buat masyarakat Aceh dan pengungsi Rohingya. Kayak Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi yang udah meeting bahas pengungsi Rohingya di Indonesia bareng Komisioner UNHCR, Filippo Grandi di Jenewa, Swiss. Terus, Presiden Jokowi juga udah tunjuk langsung Menkopolhukam, Mahfud MD buat menangani persoalan kedatengan pengungsi Rohingya di Aceh. Tapi ya gitu, segalanya sekarang emang lagi proses dan nggak bisa langsung instan, guys.
Tapi, penolakan tetep terus ada yah?
Yep, bener banget. Kemarin yang rame juga tuh soal pengusiran pengungsi Rohingya oleh para mahasiswa Aceh yang terjadi pada Rabu malam kemarin. Pas itu, sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus di Aceh tuh kumpul dan berunjuk rasa di kantor DPRD Aceh. Mereka ini minta buat pemerintah mindahin pengungsi Rohingya dari Aceh. Entah kepikiran dari mana, para mahasiswa ini terus pindah ke Balai Meuseuraya Aceh di mana para pengungsi Rohingya tinggal. Di sana mereka ngotot tuh buat bawa para pengungsi Rohingya ke kantor Kemenkumham Aceh.
Oh, ini yang jadi video viral itu ya?
Iyesss. Buat yang udah nonton videonya pasti ngerti kan kalo para mahasiswa ini nggak dateng secara baik-baik aja. Yep, pas itu emang para mahasiswa ini dateng ke tempat pengungsian Rohingya dengan menendang dan melempar barang-barang milik pengungsi. Petugas keamanan yang berjaga juga kalah jumlah sama para mahasiswa. Tindakan para mahasiswa ini ofc bikin pengungsi Rohingya yang kebanyakan perempuan dan anak-anak mengangkat tangan sambil terus menangis histeris.
Sebenernya para mahasiswa ini mau ngapain sih?
Jadi para mahasiswa ini tuh emang mau mindahin paksa para pengungsi Rohingya ke kantor Kemenkumham Aceh. Ratusan pengungsi ini dibawa paksa pake truk gitu, guys. Kata Korlap aksi, Wariza Ismandar sih awalnya mereka mau bawa pengungsi Rohingya ini ke kantor Imigrasi. Tapi karena di sana lagi ada pengerjaan pembangunan gedung, jadi dialihkan deh ke Kemenkumham Aceh. Korlap aksi ini juga bilang kalo pihaknya minta imigrasi untuk mendeportasi pengungsi Rohingya. Tapi karena Kemenkumham dinilai nggak memberikan fasilitas baik, jadi yaudah para pengungsi Rohingya ini akhirnya dikembalikan ke Balai Meuseuraya Aceh pada malam harinya.
Ya ampun…
Terkait insiden ini, Koordinator KontraS Aceh, Azharul Husna bilang bahwa sejumlah mahasiswa yang terlibat di aksi kemarin tuh nggak punya argumentasi yang memadai buat menolak keberadaan pengungsi Rohingya. Yang ada malah argumentasi mahasiswa di sana umumnya merujuk dari media sosial yang memuat ujaran kebencian dan berita bohong soal pengungsi Rohingya di Indonesia, guys.
Pasti ada statement dari UNHCR soal ini.
Well, soal ujaran kebencian ini, United Nations High Commissioner for Refugees aka UNHCR juga kasih statement kalo serangan ke pengungsi Rohingya kemarin bukan tindakan yang berdiri sendiri, guys. UNHCR yakin kalo pemindahan paksa kemarin hasil dari kampanye online yang terkoordinasi. Lebih lanjut, pihak UNHCR juga bilang, “Sangat mengkhawatirkan keselamatan para pengungsi dan menyerukan kepada pihak penegak hukum setempat untuk segera mengambil tindakan guna memastikan perlindungan bagi semua orang yang putus asa, dan pekerja kemanusiaan.”
I believe the government said something about this.
Yep ada. Jadi sehari setelah pemindahan paksa pengungsi Rohingya oleh para mahasiswa Aceh, Pak Mahfud langsung kasih statement kalo dirinya udah ambil keputusan buat memindahkan para pengungsi Rohingya ke tempat yang aman. Jadi sekitar 137 pengungsi Rohingya yang sebelumnya ada di Balai Meuseuraya Aceh bakal dipindahkan ke gedung Yayasan Aceh dan gedung Palang Merah Indonesia. Nggak lupa juga Pak Mahfud titip pesen ke pihak kepolisian buat terus jaga keamanan para pengungsi di sana.
Ok, now wrap it up please.
Well, dari pengakuan para pengungsi Rohingya, mereka dateng ke Aceh tuh bukan tanpa alesan. Muhammad Syakhi yang jadi salah satu pengungsi yang sebelumnya ada di Balai Meuseuraya Aceh cerita kalo dirinya emang sebelumnya udah mengungsi di Kamp Cox Bazar, Bangladesh. Based on cerita Syakhi sih, di kamp pengungsian Bangladesh tuh nggak ada jaminan keamanan. Katanya, setiap hari ada penculikan sampe tembak-menembak yang terjadi di sekitar kamp pengungsian. Maka dari itu, doi beserta pengungsi Rohingya yang lain terpaksa cari tempat tinggal lain dan menuju Aceh.