Penipuan Terhadap BPJS Kesehatan Dari Rumah Sakit

Admin
UTC
33 kali dilihat
0 kali dibagikan

When BPJS Kesehatan is something you rely on...

Here's a not so good news...

Guys, siapa yang kalo lagi sakit, BPJS Kesehatan jadi senjata andalan? Apa? Mama kamu juga? Ayah? Kakak? Nahhh emang seberguna itu BPJS Kesehatan tuh. Sad-nya, ada aja pihak-pihak tukang nipu berwujud sejumlah rumah sakit yang melakukan penipuan ke BPJS Kesehatan hingga menyebabkan kerugian hingga puluhan miliar rupiah!


WHAT???

Yep. Gila nggak tuh? Anyways, in case you need some background, jadi emang kenapa BPJS Kesehatan bisa gratis atau paling bayar copay-nya dikit banget, jadi cara kerja BPJS ini pemerintah bakal kerjasama dengan berbagai rumah sakit untuk memberi layanan kesehatan buat masyarakat. Nanti, bill-nya ditagih ke pemerintah. Simple-nya gitu, guys. Nah tapiiii ditemukan beberapa rumah sakit hantu yang bill-nya ada, tapi mereka ngga pernah memeriksa pasiennya aka pasiennya hantu. Parah bet kan??


Kok bisa?

Well, penipuan yang dilakukan rumah sakit ke BPJS Kesehatan tuh sebenarnya udah diusut sejak lama, gengs. Iya, awalnya tuh pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berangkat studi banding ke Amerika Serikat since AS juga punya jaminan layanan kesehatan mirip-mirip BPJS Kesehatan gini kan. Namanya Obama Care, yang dirilis Presiden Barack Obama 2010 lalu. Nah, yang harus kamu tahu adalah, even di negara superpower kayak AS sekalipun, dengan program yang super mentereng kayak Obama Care ini, penyakitnya ya tetap nggak jauh-jauh dari: fraud, alias PENIPUAN. Iya, di situ FBI cerita, “Tiga hingga sepuluh persen klaim dalam sistem jaminan kesehatan tuh pasti ada fraud, tau."


Okay….

Dari sini para pejabat Indonesia mikir dong, “OMG jangan-jangan di kita juga gitu, guys!” Makanya, pas balik, sejumlah investigasi pun dilakukan. KPK, dibantu sama Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan, sampai Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan aka BPKP cari tahu ada nggak nih kecurangan yang dilakukan di sistem jaminan kesehatan nasional di Indonesia. Hasilnya…. Jeng jeng… Ya ada, guys. Ehehehe...


Why am I not surprised….

Who isn't ? :))) Well, kita jelasin pelan-pelan ya. Jadi, ada dua modus penipuan di sini, gengs. Pertama, ada tiga rumah sakit yang nipu dengan modus manipulasi diagnosis. Jadi pihak rumah sakit tuh naikin jumlah terapi atau jenis perawatan pasien biar harga tagihannya lebih mahal gitu lo. Contoh, ada banget pasien operasi mata katarak nih ya, padahal yang dioperasi satu mata doang tapi diklaim ke BPJS-nya dua mata yang dioperasi.


Busetttt…..

Selain manipulasi diagnosis, ada juga modus lain namanya phantom billing. Kalau yang ini lebih ke mainin data gitu. Jadi rumah sakit ngeklaim mereka lagi ngerawat pasien BPJS. Padahal itu pasien nggak pernah dapat perawatan atau pemeriksaan apapun. Namanya doang yang masuk ke sistem, guys. Pasien fiktif lah ya jatohnya.


BENTAR. KOK BISA-BISANYA NAMA KITA DIPAKE???

Itu dia. “Dapat namanya dari mana?” gitu kan. Diduga kuat sih pihak rumah sakit ngumpulin data pasien dari program bakti sosial, guys. Iya, Direktur Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan bilang begini nih: “Mereka mengumpulkan dokumen pasien seperti KTP, KK, kartu BPJS melalui bakti sosial kerja sama dengan kepala desa. Canggih kan?” Well, saking canggihnya, pihak rumah sakit bahkan nyiapin berbagai dokumen pasien lengkap dengan tanda tangan dokter. Padahal dokternya nggak kerja lagi di rumah sakit itu.


Spill rumah sakitnya nggak siiii….

Soal itu, tahan dulu, guys. Yang pasti, Pak Pahala bilang tiga rumah sakit yang ngelakuin phantom billing ini satu berlokasi di Jawa Tengah dan dua lainnya di Sumatra Utara. Lebih jauh, Pak Pahala juga bilang penipuan begini tuh melibatkan banyak pihak. Iya, nggak mungkin dong cuma satu orang yang ngejalaninnya. In his words, doi bilangnya “Nggak mungkin dokternya saja yang menjalankan. Yang kamu temukan, sepemilik-pemiliknya, sampai ke dirut-dirutnya, juga terlibat”. Nggak tanggung-tanggung, gara-gara penipuan ini, kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp34 miliar!


Terus gimana dong? 

Ya dibawa ke jalur hukum, dong. Ya kali nggak. So far ada tiga rumah sakit yang kasusnya diputuskan dibawa ke ranah pidana. Terus, selain tiga rumah sakit itu, Pak Pahala juga menyebut bagi rumah sakit yang nipu juga kudu cepet ngaku dan balikin duitnya ke negara. Karena kalau nggak, ya diseret juga mereka. Siap-siap aja terima sanksi. Adapun Kementerian Kesehatan udah punya nih sanksi buat dokter dan rumah sakit yang nipu ini. Ya apalagi kalau bukan izin RS-nya atau izin praktik dokternya dicabut.


I believe BPJS Kesehatan has a say….

Sebagai pihak pertama yang dirugikan, of course they have a say. Menyikapi hal ini, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyebut pihaknya nggak punya feeling apa-apa terkait penipuan ini, gengs. Nggak ada tuh kayak, “Kok ini pada gede-gede banget minta klaimnya ya?” Nggak ada kayak gitu since ya mereka bisa banget bayar, ceunah. Nah sekarang udah kejadian, Pak Ghufron sih yakin seyakinnya duit Rp34 M itu pasti balik. Kalau nggak balik, ya pasti KPK and the gang bakal ambil tindakan lah, katanya gitu.


HARUS. Now wrap it up…

Jadi ya intinya gitu sih, gengs. Masalah kesehatan di negara ini emang nggak ada abisnya asli. Kalau kata pihak Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia aka PERSI sih, masalah penipuan ini bisa terjadi gara-gara manajemen rumah sakit dari Sabang sampai Merauke tuh emang nggak sama gitu lo. Nggak ada standarnya, makanya auditnya juga beda-beda. That being said, Wakil Ketua Bidang Kelembagaan dan Kerja Sama PERSI, Koesmedi Priharto menyebut tata kelola rumah sakit tuh harus dibenerin dulu, sambil tetap kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Jadi dari pelayanan, tindakan medis, sampai tarif BPJS semuanya sesuai standar gitu.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.