Penipuan Produk Minyakita, 200 Kasus Campak Ditemukan di Texas, Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada 2024, Tren Sleepmaxxing Dari TikTok

Admin
UTC
14 kali dilihat
0 kali dibagikan

Good morning 
Welcome back! Hope you didn't miss the sahur earlier today because, well, it's still Tuesday. You probably still have some works and deadlines to meet. And, to aaaalways start your day right, remember to always catch up with us! From the scandal of Minyakita to sleepmaxxing. Read along...

First stop, the possible fraud of Minyakita

Cape banget jujur.
Gimana nggak trust issue coba, kalau tiap hari berita isinya pengungkapan kecurangan pemerintah ke masyarakat? Kali ini, penipuan terjadi pada produk Minyakita, yang jelas-jelas diluncurkan pemerintah buat memberi minyak harga terjangkau buat warga.

Tell me more.

Well, jadi dalam launching produk Minyakita yang dilakukan pada 2022 lalu, Menteri Perdagangan saat itu Zulkifli Hasan bilang bahwa produk ini merupakan produk minyak subsidi yang bakal didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14.000/liter. Tujuannya, supaya masyarakat bisa beli minyak dengan harga terjangkau. Eh tapi ya gitu guys, seiring berjalannya waktu, ditemukan bahwa Minyakita ini dikemas ulang, terus beratnya jadi berkurang dari satu liter hingga 750/800 ml aja. 

Sakit jiwa.

Yep, hal ini ketauan berawal dari viral-nya video warganet yang nunjukkin minyak goreng MinyaKita kemasan botolan 1L yang beredar di pasaran, namun ternyata cuma berisikan 750-800 ml minyak saja. Kasus ini lalu mendapat perhatian Menteri Pertanian saat ini, Amran Sulaiman, yang akhirnya melakukan sidak ke Pasar Jaya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Sabtu (8/3). Terus dalam sidak ini ditemukan MinyaKita yang dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) dan juga nggak sesuai takaran kemasan.

Marah banget jujur.
Iya, guys, di pasaran diketahui bahwa MinyaKita kemasan 1L harusnya dijual dengan harga Rp15.700 malah dijual dengan harga Rp18.000. Itu pun dengan takaran yang ngga full 1 liter. Mentan Amran kemudian bilang bahwa praktik kaya gini ngerugiin masyarakat dan nggak bisa ditoleransi. Beliau juga memerintahkan supaya perusahaan yang terbukti melanggar regulasi buat segera diproses hukum dan dicabut izin usahanya. Hingga saat ini, ada tiga perusahaan yang diduga mengurangi takaran MinyaKita yaitu PT Artha Eka Global Asia (Depok, Jabar), Kelompok Terpadu Nusantara (Kudus, Jateng), dan PT Tunas Agro Indolestari (Tangerang, Banten).

Apa respons pihak berwajib?
Yep, jadi kasus ini sekarang ditangani sama Satgas Pangan Polri, guys. Berdasarkan temuan, Kapolri Listyo Sigit Prabowo bilang bahwa dalam sidak yang dilakukan, Minyakita ini diketahui ngga cuma dikurangi jumlahnya, tapi ada juga yang merupakan minyak palsu aka oplosan. Terkait hal ini, Kapolri menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan nakal tadi bakal ditindak tegas.

Did anyone say anything?
Menyikapi penemuan ini, anggota Komisi VI DPR RI dari fraksi PDIP, Mufmi Anam, menilai pemerintahan Prabowo-Gibran nggak cermat mengurus minyak goreng subsidi buat masyarakat. Lebih lanjut, Mufmi melihat pengelolaan MinyaKita ini amburadul karena baru terungkap sekarang dan bahkan lebih dulu viral karena temuan masyarakat. Senada dengan rekan satu fraksinya di komisi VI, Budi Sulistyono, juga minta aparat bisa menindak tegas produsen MinyaKita yang nakal supaya kapok buat ngulangin lagi.

Makin trust issue jujur...

Yep, apalagi sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, menyatakan kalau sudah nggak ada MinyaKita yang isinya nggak sesuai kemasan. Hal itu disampaikan Mendag Budi ketika mendengar info viral soal botol kemasan MinyaKita yang hanya berisi 750 ml minggu lalu. Kata doi sih, cuplikan video yang viral baru-baru ini sebenernya adalah kasus lama yang pernah ditangani sama pemerintah dan udah dilaporkan polisi. Lebih lanjut, doi juga bilang bahwa produsen yang curang itu adalah pihak yang sama yang pernah disegel Kemendag Januari lalu, yaitu PT Navyta Nabati Indonesia. Dari situ, pak Menteri bilang bahwa kemasan MinyaKita yang nggak sesuai sudah nggak beredar luas lagi. Tapi faktanya, di lapangan masih ditemukan produk MinyaKita yang nggak sesuai label kemasan dengan harga yang lebih mahal dari HET, tuh...

Boooo. Anything else?
Yes, menurut pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, pemerintah harus merevisi kebijakan penetapan harga MinyaKita. Lebih lanjut, kebijakan saat ini nggak menguntungkan produsen sehingga akan selalu ada potensi masalah di rantai pasokan. Permasalahan harga bahan baku atau crude palm oil (CPO) yang tinggi selama beberapa bulan terakhir juga berpotensi menyebabkan produsen merugi. Efeknya ya jadi ke konsumen, either kualitas dan isi kemasan dikurangin atau harga lebih mahal dari HET. Duh, tolong banget ini mah yang di bawah dibenturin satu sama lain mulu...

Now, about the measles outbreak in the US

That's making a comeback!
Yep guys, setelah sempat dinyatakan bebas campak pada tahun 2000 lalu, Amerika Serikat kini lagi menghadapi munculnya kembali wabah campak di beberapa negara bagian. Hal ini ngeri banget, secara yang udah lebih dari 200 kasus campak ditemukan di sana. Adapun episentrum wabah ini berada di Gaines County, Texas. 

Geez... tell me more.
Jadi hingga Jumat (7/3), tercatat ada 230 kasus campak yang teridentifikasi di sembilan daerah di Texas Barat. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), campak nggak hanya ditemukan di Texas dan New Mexico, tapi juga di Alaska, California, Florida, Georgia, Kentucky, New Jersey, New York, Pennsylvania, Rhode Island, dan Washington. Hal ini tentunya ngagetin banget, karena Amerika Serikat termasuk negara yang sangat ketat dalam memberikan vaksin pada warganya, terutama vaksin MMR aka measles, mumps and rubella.

Terus kok bisa...

Ya banyak juga ternyata warga yang ga divaksin, guys. Hal ini diketahui karena semua pasien yang positif campak ternyata ngga divaksin. Selain itu, virus yang sangat menular ini juga menyebar sangat cepat karena komunitasnya emang ngga divaksin semua. Adapun di Gaines County, yang menjadi epicenter dari wabah ini, diketahui bahwa mayoritas warganya adalah kelompok Kristen Mennonite yang emang ngga divaksin. FYI, Texas merupakan satu dari 16 negara bagian di AS yang mengizinkan penolakan vaksin karena keyakinan pribadi, bukan karena alasan medis atau agama.

Cari penyakit sendiri ngga si...
Well actually, nggak semua kaum Mennonite anti divaksin, guys. Golongan tuanya tentunya wajib menjalani vaksinasi ketika mereka pindah dari Meksiko dan jadi warga negara Amerika di 1970-an. Tapi, kebanyakan kaum Mennonite yang lebih muda memilih untuk nggak memvaksinasi anak-anaknya. Menurut Tina Siemens, salah satu orang Mennonite yang mengelola museum kelompoknya, pilihan untuk nggak divaksin nggak ada hubungannya dengan agama. Melainkan, erat kaitannya dengan pengetahuan dan tradisi orang Mennonite yang mandiri dan percaya dengan pengobatan rumahan ketimbang pergi ke dokter ketika sakit.

Is it really the only reason?
Well, Siemens merasa kalau komunitasnya difitnah sepihak atas terjadinya wabah campak ini. Fitnah yang dimaksud mengacu pada anggapan sekretaris Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, Robert F. Kennedy Jr., yang mengira satu korban meninggal dunia akibat wabah campak ini berasal dari kaum Mennonite. Padahal, sebenarnya nggak cuma orang Mennonite saja yang menolak divaksin, nih, gaes. Jadi, di Gaines County juga terdapat para skeptis vaksin lainnya. Seperti misalnya di sekolah umum, diketahui lebih dari 17% anak murid nggak divaksinasi karena keyakinan pribadi.

Tapi emang penting banget ni vaksin?
Banget, guys. Menurut Dr. Leila Myric, cara paling baik untuk menghindari kena campak adalah ya vaksin MMR tadi. Adapun vaksinnya direkomendasikan untuk anak-anak usia 12 hingga 15 bulan, dan vaksin keduanya adalah ketika anak berusia 4 hingga 6 tahun. Lebih lanjut, dr. Myric bilang bahwa vaksin ini 97% efektif mencegah penyakit dan bisa menjaga herd immunity. Makanya kalo angka vaksinasinya menurun, wabah campak juga akan selalu kembali muncul. FYI, sejauh ini udah ada dua orang korban jiwa dari wabah campak di sana. 

Tapi kenapa sih banyak anak-anak di AS nggak divaksin?
Well, the only reason ya keputusan orang tua untuk nggak memvaksin anak-anaknya. Faktanya, banyak orang tua di sana yang bilang bahwa mereka udah melakukan risetnya sendiri soal vaksin dan mengaku khawatir kalau vaksin bisa jauh lebih membahayakan daripada wabah campak itu sendiri. Sedangkan, menurut dr. Myrick, banyak di antara mereka yang membaca beragam referensi di internet, soal autisme dan cedera akibat vaksinasi. Hal ini menimbulkan kesalahpahaman dan kekhawatiran di antara mereka.

Huft ada-ada aja. Anything else?
Yes, CDC mengeluarkan himbauan Jaringan Peringatan Kesehatan di hari Jumat (7/3) untuk memberi tahu fasilitas kesehatan soal wabah campak di Texas dan New Mexico sekaligus mendesak vaksinasi. Untuk saat ini vaksinasi campak-gondongan-rubella (MMR) tetap jadi yang utama untuk mencegah campak. Lalu, untuk mencegah infeksi campak dan penyebaran dari kasus impor, semua warga AS harus mendapatkan vaksinasi MMR terbaru, terutama jika mau bepergian ke luar negeri. While, CDC mencatat satu sampai tiga dari 1.000 anak yang terkena campak berisiko meninggal dunia akibat komplikasi virus.

All you need to know about Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada 2024.

Is it going to go well?
Alright, seperti yang mungkin udah kamu dengar sebelumnya, Mahkamah Konstitusi (MK) udah mengeluarkan putusan terkait gugatan Pilkada 2024 pada Senin (24/2). Berdasarkan putusan tersebut, 24 wilayah di seluruh Indonesia plus satu daerah bakal menyelenggarakan pemungutan suara ulang (PSU) atau rekapitulasi suara ulang.

Tell me more.
Kamu pasti ngikutin lah ya, dari mulai pilkada, siapa yang menang pilkada, retreat kepala daerah sampe... keputusan Mahkamah Konstitusi untuk menyelenggarakan Pemungutan Suara Ulang aka PSU di 24 daerah di Indonesia. Adapun PSU ini penyebabnya macem-macem guys, kayak ditemukannya kecurangan, ga memenuhi persyaratan, money politics, dll. Makanya, MK suruh agar pemungutan suaranya diulang. Nah masalahnya tuh...

Apaan lagi nih...

Uit aka anggaran. Yep, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bilang bahwa anggaran yang diperlukan buat PSU ini mencapai Rp719,1 miliar. Dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR pada Senin (10/3), Mendagri Tito Karnavian, merinci total anggarannya terbagi dalam empat lembaga, yaitu KPUD, Bawaslu, TNI, juga Polri. KPUD membutuhkan anggaran sebesar Rp429 miliar, Bawaslu di Rp158 miliar, TNI di Rp39 miliar, dan Polri di Rp91 miliar. Katanya jumlah fantastis itu udah turun karena efisiensi dari yang sebelumnya sekitar Rp1 triliun.

Terus kapan PSU-nya digelar?
Okay, menurut Ketua KPU, Moch. Afifudin, pihaknya udah ngebagi sejumlah PSU dalam klaster sesuai putusan MK. Adapun dalam putusannya, MK menetapkan lima klaster waktu penyelenggaraan pencoblosan ulang pilkada, yaitu 30, 45, 60, 90, dan 180 hari setelah putusan MK dibacakan. Dengan skema ini, maka pelaksanaan PSU dalam tenggat waktu 30 hari bakal digelar pada Sabtu, 22 Maret nanti. Sedangkan daerah yang tenggat waktu pelaksanaan PSU masuk pada kategori 180 hari, pencoblosan ulang akan dilakukan pada Sabtu, 9 Agustus 2025.

So, the preparation is going well?

Hmm, not really, ada dua dari 24 daerah yang bakal menggelar PSU Pilkada 2024 yang disebut belum punya anggaran pelaksanaan, yaitu Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Boven Digoel. Menurut Komisioner KPU Yulianto Sudrajat, Kabupaten Pasaman mengalami kekurangan dana hingga Rp12 miliar dari total yang dibutuhkan Rp13 miliar. Sedangkan, Kabupaten Boven Digoel kekurangan dana sebesar Rp30 miliar dari total yang dibutuhkan Rp31 miliar. Kedua kabupaten itu memiliki sumber dana sebesar Rp1 miliar dari Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD). Lebih lanjut, prinsipnya anggaran pilkada ulang dialokasikan dari sisa NPHD dan sisanya bakal dibebanin ke pemerintah daerah (pemda).

HAH?????
Iya, guys, jadi pihak KPU bakal berkoordinasi sama pemda soal ini. Jadi, dari pemda bisa nyumbang berapa, sisanya nanti baru disampaikan ke pemerintah pusat, khususnya dari Kemendagri. Hal ini juga udah disampaikan langsung sama Mendagri Tito, yang mengimbau agar PSU di daerah nggak pakai dana APBN tapi dimaksimalin dari APBD daerah masing-masing. Lebih lanjut, Tito mengungkap ada enam kabupaten yang sedang menghitung ulang APBD mereka untuk gelaran PSU. Nantinya jika kabupaten nggak sanggup, maka akan dialokasikan dari APBD Provinsi.

Gimana tanggapan DPR soal PSU?
Well, komisi II DPR RI udah mewanti-wanti supaya nggak terjadi lagi kesalahan pada PSU kali ini seperti pada pencoblosan sebelumnya. Wakil Ketua Komisi II DPR, Dede Yusuf, pada Senin (10/3) meminta kepada segenap pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan PSU seperti KPU, Bawaslu, DKPP untuk menjalankan pemilu sesuai perundang-undangan tanpa kesalahan. Selain itu, daerah yang melaksanakan PSU lebih awal (batas 30 hari) diminta jadi pijakan evaluasi untuk penyelenggaraan PSU di klaster selanjutnya.

Tapi emanggg gapapa nih ada PSU lagi?
Well, sebenernya penyelenggaraan PSU ini jadi bukti kalau pemilu 2024 lalu nggak bisa diselenggarakan dengan baik. Menurut Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas (Unand), Asrinaldi, pelaksanaan PSU yang digelar setelah Idulfitri tahun ini juga perlu diantisipasi lebih, karena berpotensi diisi oleh politik uang. Itulah kenapa menurut Direktur Eksekutif Network for Democracy and Electoral Integrity (NETGRIT), Hadar Nafis Gumay, siapa pun yang menjadi penyelenggara pemilu perlu melalui proses rekrutmen yang tertata dan fair agar terbukti integritasnya.

I see. Anything else?
Yes, KPU RI memastikan nggak akan melakukan rekrutmen untuk panitia pelaksanaan pilkada ulang atau PSU ini. Menurut, Moch. Afifudin, pihaknya hanya akan menetapkan kembali anggota KPU di daerah yang menggelar PSU. Namun, hal ini hanya berlaku buat jajaran penyelenggara yang nggak bermasalah. Sedangkan buat anggota KPU yang problematik, maka pihak KPU bakal melakukan pergantian antar waktu (PAW). Selain itu, Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara (KPPS) juga nggak akan diganti, kecuali jajaran yang bermasalah, sama seperti KPU.

When everyone is trying the new sleep hack that's trending on TikTok...

called 'Sleepmaxxing'.
Guys, banyak orang yang sering mengabaikan tentang betapa pentingnya tidur buat kesehatan. Sebagian orang melakukan banyak ritual sebelum tidur demi bisa mendapatkan istirahat yang berkualitas. Are you one of them? Beberapa orang mungkin membersihkan diri, memastikan kamar nyaman untuk bisa tidur nyenyak, mengonsumsi makanan atau minuman tertentu, sampai mengandalkan teknologi tertentu hanya demi bisa tidur nyenyak. Belakangan sedang ngetren aktivitas yang disebut sleepmaxxing. Menurut, Dr. Anita Shelgikar, Director of the Sleep Medicine Fellowship and Clinical Professor of Neurology at the University of Michigan, sleepmaxxing adalah kumpulan dari aktivitas, produk, juga hacks yang dipakai secara bersamaan buat mendapatkan kualitas juga kuantitas tidur yang optimal. Tren yang dimulai di TikTok ini sebenarnya belum punya satu pun sumber valid, namun, banyak user TikTok yang udah coba cara ini buat memperbaiki tidur mereka. Hal ini terbukti dari banyak video dengan tagar #sleepmaxxing yang meraih ribuan views.

Beberapa tips sleepmaxxing nyatanya berasal dari kebiasaan yang umum disarankan para ahli. Misalnya, taktik untuk bisa tidur di kamar yang sejuk, gelap dan sunyi; mengurangi screen time dan paparan cahaya terang sebelum tidur, nggak mengonsumsi alkohol atau kafein beberapa jam sebelum tidur, juga memiliki jam bangun-pergi tidur yang teratur. Namun, ada juga beberapa tips dan penggunaan aplikasi yang bisa jadi berdampak buruk. Banyak orang menggunakan sleep tracker, weighted blankets, sampai paparan cahaya merah. Padahal banyak ahli yang menganggap kalau penggunaan ketiga hal itu bisa membawa dampak negatif buat kebiasaan tidur kita, guys. Other than that, beberapa orang yang melakukan sleepmaxxing biasa menggunakan mouth taping untuk mengatasi kebiasaan snoring a.k.a ngorok. Namun, ahli mengkritik tren ini karena dianggap berbahaya, apalagi buat orang yang punya riwayat sleep apnea. Pada akhirnya sleepmaxxing bertujuan buat dapet tidur yang berkualitas, harusnya nggak bikin kita jadi terbebani bahkan repot sama  berbagai hacks-nya, rite?

"Bukan untuk gagah-gagahan,"

Gitu guys kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung pas diminta responsnya terkait kritikan sejumlah pihak yang masalahin dirinya meninjau banjir di Jakarta dengan pake helikopter beberapa waktu lalu. Menurut Mas Pram, penggunaan heli ini bukan buat gagah-gagahan, melainkan untuk mendapatkan pandangan yang lebih luas dalam memantau banjir.

When you decided to get a new phone with your THR this year...

Announcement

Thanks to Iin and Maung buying us coffee today :)

Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here...just click here.  Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!

Catch Me Up! recommendations

If you're trying to sleep so soundly, avoid these foods.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.