Admin
UTC
3 kali dilihat
0 kali dibagikan
Who’s singing: Rain came pouring down…
When I was drownin’, that’s when I could finally breathe…
You sing, you lose! Tapi siapa si yang ga auto nyanyi pas dengerin lagu “Clean”-nya teteh Taylor? Ya ga, guys? Aaaaanyway, kamu nyadar ga kalo beberapa pekan ini udah mulai sering turun hujan? Inget nggak udah berapa kali kamu kehujanan, at least dalam sebulan ini? Atau malah daerah kamu udah banjir juga? Well tetep stay safe ya guys, soalnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika aka BMKG baru aja kasih warning soal peningkatan cuaca ekstrem dan curah hujan di berbagai wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan. Hal ini ada kaitannya sama signifikansi sejumlah dinamika atmosfer di Indonesia.
Wow, tell me everything.
You got it. Jadi Sabtu kemarin, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam siaran persnya bilang kalo ada sejumlah fenomena atmosfer yang diprediksi bakal berpengaruh banyak ke peningkatan curah hujan di berbagai wilayah Indonesia. Fenomena atmosfer ini mulai dari Madden Julian Oscillation, gelombang Equatorial Rossby, penguatan angin monsun Asia, Bibit Siklon Tropis 99W, dan anomali positif Suhu Muka Laut di wilayah Laut China Selatan.
Waduch, apa aja tuh?
Kita jelasin satu-satu yah. Mulai dari Madden Julian Oscillation aka MJO yang merupakan fenomena atmosfer di mana fenomena ini dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di Indonesia. Berdasar pengamatan BMKG, MJO sendiri tuh udah mulai masuk ke wilayah Indonesia bagian barat, guys. MJO sendiri diprediksi bakal terus aktif di sekitar wilayah Indonesia dalam periode dasarian atau sepuluh hari hingga bulan Desember besok.
Oke terus-terus…
Now, ada gelombang Equatorial Rossby aka ER atau gelombang planeter yang terperangkap di kawasan khatulistiwa yang dapat merambat dalam arah longitudinal dan vertikal. Gelombang ini memiliki amplitudo permukaan sekitar 10 cm sehingga sulit tuh buat dideteksi langsung oleh mata, tapi tetep dapat diamati oleh satelit. Lewat pantauan BMKG, gelombang ini terpantau aktif di sebagian wilayah Indonesia bagian tengah dan timur hingga akhir November ini, guys.
Ini juga yang bikin curah hujan meningkat?
Yep betul banget. Next ada juga penguatan angin monsun Asia yang terindikasi dari penguatan angin lapisan atas di wilayah Laut China Selatan. Nggak tanggung-tanggung, kecepatan angin monsun Asia ini bisa mencapai sekitar 25 knot atau 47 km per jam. Selain ada penguatan angin monsun Asia, di wilayah Laut China Selatan tuh juga lagi ada anomali positif suhu muka laut hingga tiga derajat Celsius, guys. Kata Pak Guswanto, anomali ini nih yang bisa jadi sumber uap air dalam pembentukan awan hujan.
Oke-oke, ada lagi?
Masih ada satu lagi, guys. Last but not least ada juga Bibit Siklon Tropis 99W yang muncul di Laut Natuna Utara serta Sirkulasi Siklonik di barat Sumatra dan Selat Karimata. Fenomena ini tuh memicu pembentukan daerah pertemuan dan perlambatan angin. Kata pihak BMKG, fenomena ini bisa bikin tekanan udara di pusatnya mencapai 1006 hPa dengan pergerakan sistem ke arah barat.
Terus kita harus gimana nih?
Well, BMKG sih ada beberapa pesen yah melihat adanya peningkatan intensitas hujan yang diakibatin sama sejumlah fenomena atmosfer tadi. Mulai dari memastikan infrastruktur dan sistem tata kelola air, sampai mensinergikan pihak-pihak terkait soal ancaman bencana hidrometeorologi. Don’t forget juga soal penataan lingkungan, guys. Kalo di sekitar rumah kamu ada dahan/ranting pohon yang udah rapuh, ya better dipotong dulu aja sebelum ntar jatuhin orang pas hujan deras happening. Lagi-lagi juga jangan buang sampah di sungai juga ygy biar nggak menyumbat sungai dan ngakibatin banjir.
Got it. But, what has the government done?
Ofc para Bapak Ibu pemangku kebijakan udah ngelakuin banyak cara guys buat mengantisipasi tingginya curah hujan dan dampak bencananya macem banjir dan tanah longsor. Salah satunya lewat upaya menanam pohon yang juga dilakuin sama Presiden Jokowi. Yep, kemarin banget nih, Presiden Jokowi baru aja ikut gerakan tanam pohon bersama di hutan kota JIEP, Jakarta Timur. Selain ikut langsung menanam pohon, Presiden Jokowi juga mengajak masyarakat buat ikut menanam pohon untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi.
Emang pemerintah udah sebanyak apa sih nanem pohon?
Hhhmm bisa dibilang lumayan banyak juga sih, guys. Di DKI Jakarta aja, sampai sekarang tuh udah ada 900 titik aksi penanaman pohon yang diinisiasi pemerintah yang bekerja sama dengan beberapa pihak swasta. Presiden Jokowi juga bilang kalau program ini bakal diteruskan juga ke seluruh provinsi di Indonesia. Makanya lagi-lagi Presiden Jokowi titip pesen, “Saya sekali lagi mengajak seluruh masyarakat untuk menanam pohon apa pun di lingkungan masing-masing, pohon apa pun.”
Iyadeh, Pak. Anything else I should know?
Well, BMKG sebenernya nggak cuma memprediksi akan ada peningkatan curah hujan hingga Desember nanti. Lebih jauh BMKG juga memprediksi sejumlah wilayah di Indonesia bakal berpotensi mengalami banjir rob atau banjir pesisir hingga awal Desember besok. Hal ini bisa dilihat dari fenomena fase Bulan Perigee di mana Bulan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi. Hal ini yang menurut BMKG bakal berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut di wilayah pesisir Sumatra Utara, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, dan Maluku. So stay safe, guys.