Pendaftaran Pilkada Serentak 2024

Catch Me Up!
UTC
7 kali dilihat
0 kali dibagikan

First stop, here's your recap on: Pendaftaran Pilkada Serentak 2024...

The Finale.

Yep. Minggu lalu, salah satu proses pilkada 2024 udah berhasil kita lalui dengan penuh "shick shack shock" guys, di mana jalan para calon kepala daerah yang mau maju ternyata ga semulus muka Choi Siwon. Yep, sampai penutupan pendaftaran calon di KPU pada hari Kamis (29/8/2024) kemaren, ternyata ada calon yang batal, yang ngga lolos, hingga ga jadi...


Gue tahu nih arahnya ke mana…..

Yes, we're gonna talk about the one and only: Anies Rasyid Baswedan. Kamu pastinya tahu bahwa Pak Anies ini adalah salah satu sosok yang digadang-gadang banget maju di kontestasi Pilgub Jakarta. Doi punya basis pendukung yang besar, polling paling tinggi, mantan capres pula, eh tapi... he ended up ga didukung partai manapun, guys. Dan udah pasti, Pak Anies ga maju di mana-mana pada pilkada kali ini.


Iya... what happened?

Well, yang harus kamu tahu adalah, di masa pendaftaran Calon Kepala Daerah kemaren, ada tiga pasangan calon yang udah mendaftar sebagai Cagub dan Cawagub Jakarta. Ada si Jagoan KIM Plus, Ridwan Kamil-Suswono. Ada juga calon Independen alias nggak didukung partai manapun, Dharma Pongrekun-Kun Wardana. Sama ada juga PDI Perjuangan, satu-satunya partai gede yang nggak join KIM Plus dan disebut bakal mendukung Pak Anies, tapi turned out batal. PDI Perjuangan kemudian mengusung kadernya sendiri, Pramono Anung-Rano Karno. In that sense, nggak ada nama Anies Baswedan di antara tiga paslon tersebut.


Kok bisa sih?

Gini gini. Singkat, padat, tersandera kekuasaan. Yep, mulai dari para pengamat, terus partai kayak PDI Perjuangan, sampai Anies Baswedan-nya sendiri ngerasa batalnya Pak Anies maju di Pilgub Jakarta itu emang erat kaitannya sama kekuasaan, guys. Menurut pengamat politik dari Motion Citra Matrix, Wildan Hakim, kenapa PKS yang semula dukung Pak Anies jadi menarik dukungannya ya karena para ustaz itu ada kompromi dengan KIM Plus yang digawangi Gerindra dkk (pokoknya yang pas pilpres dukung 02).


Terus terus?

Gitu juga dengan yang terjadi di PDI Perjuangan. Dikonfirmasi langsung oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, doi bilang ada kekuasaan yang mengepung Anies Baswedan dan PDI Perjuangan. In his words: “Dan hambatannya ya mereka yang kemarin mencoba, untuk melakukan pengkondisian di Pilkada DKI. Kekuasaan itulah yang konstitusi saja mau dilanggar, itu karena memang sebenarnya upaya untuk mengepung PDI Perjuangan dan Pak Anies."


I heard Pak Anies kan juga dicalonkan di Jawa Barat. Case-nya sama kah? 

Klaim dari PDI Perjuangan kurang lebih sama sih. Gini gini. In case you're puzzled here, Pak Anies kan nggak jadi diusung di Pilgub Jakarta ya. Udah tuh, case closed. Nah, weekend kemaren, PDI Perjuangan Jawa Barat disebut mau mengusung Pak Anies maju di Pilgub Jabar aja. Legit sampe udah ngumpulin dukungan dari berbagai kelompok, dll. Tapi turned out batal juga. Kenapa batal juga? Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono Kamis kemaren bilangnya, “Ada tangan-tangan dari luar yang tidak menghendaki Pak Anies diusung di Jawa Barat." Ditanya siapa yang dimaksud, Pak Ono tegas menjawab, “Ya Mulyono and geng."


WHAT??? Mulyo… Maksudnya, ‘Si itu’? 

Correct. Maksudnya Presiden Joko Widodo, guys. Mulyono itu nama masa kecilnya sebelum diganti gara-gara sering sakit fyiAnyways, menurut keterangan Kang Ono, ada banget nih kelompok yang ‘takut’ ngedukung Pak Anies. Kenapa takut? Karena yang dilawan ini merupakan satu "kekuatan besar" yang coba mengacak-ngacak demokrasi di Indonesia. Nah, kekuatan ini diduga merupakan gengnya Mulyono, gengs.


I believe pihak Istana has a say….

Of course. Menjawab segala tudingan ini, pihak istana kepresidenan tegas menjawab “Apa hubungannya sama kita sih?” Yep, disampaikan oleh Koordinator Stafsus Presiden, Ari Dwipayana, pencalonan kepala daerah itu sepenuhnya wewenang partai politik dan koalisinya, guys. Semua partai punya mekanismenya, punya kedaulatan buat memutuskan ceunah. That being said, Pak Ari menyebutkan, “Jangan sampai, semua problem internal partai, selalu dikaitkan dengan presiden."


... How is Anies Baswedan now? 

Pak Anies sendiri ngeklaim doi udah jadi 'Victim beneran' di sini, guys. Secara, gara-gara sandera kekuasaan ini, partai politik jadi dinilai gagal menyerap aspirasi warga. Padahal aspirasi warga JKT clear banget supaya doi balik jadi gubernur. Tapi gara-gara partai politik itu ‘tersandera kekuasaan’, jadinya mereka nggak bisa menggunakan kedaulatannya untuk mendukung calon yang diinginkan warga. Gitu lah kira-kira. 


Yaudah bikin aja partai sendiri....

Nah itu dia! Pak Anies bilang emang mau bikin partai baru buat mewadahi semua aspirasi perubahan yang udah dia bawa sejak jaman Pilpres kemaren, which is: Perubahan. Nah, perubahan ini yang sekarang mandeg di partai-partai politik, guys, tapi demand-nya tinggi! Pilpres kemaren aja 40 juta warga yang ngedukung Anies dengan perubahannya ini. That being said, ya perubahan ini butuh wadah lah istilahnya. Makanya sekarang lagi dikaji. Gimana-gimananya, ya liat ntar deh update-annya kayak apa.


Okey. Terus, selain Pak Anies, kita mau ngomongin siapa lagi nih? 

Sedikit kita bakal ngomongin soal calon-calon kepala daerah yang mundur, bahkan ditolak ygy. Contohnya ada Riza Patria-Marshel yang mundur dari Pilwakot Tangerang Selatan. Bang Riza sih bilangnya doi dapat tugas lain ya dari Partai Gerindra. Tapi nggak dijelaskan apa. “Nanti ya,” katanya. Terus, ada juga Mangkunegara X aka Gusti Bhre yang mundur dari Pilwakot Solo gara-gara ibunya nggak setuju. Last but not least, ada Dico Ganindito, Bupati Kendal yang mau nyalonin lagi di Pilbup Kendal dua periode via PKB, tapi berkasnya ditolak KPU, guys. Gara-gara PKB sendiri disebut udah punya calon lain di sana yang daftar duluan, Tika Permana Sari-Benny Karmadi. Jadi dari sini, Dico disebut bakal ngajuin gugatan deh ke Bawaslu.


Got it. Now wrap it up….

Jadi ya gitu intinya, guys. We repeat: Pilkada Serentak sekarang lagi happening dan calon-calon yang maju juga udah keliatan. So, choose wisely ok? Bahkan sekalipun cuma ada calon tunggal VS kotak kosong di daeramu, choose wisely. FYI aja nih, Komisioner KPU Idham Holik menyebut persentase calon tunggal di Pilkada kali ini meningkat dari di 2020 ada 25 paslon, sekarang ada 48 calon tunggal. Bahkan sampai di level Pilgub, yaitu di Papua Barat, di sana juga cuma ada calon tunggal. Makanya untuk mengantisipasi hal ini, Pak Idham bilang KPU nge-extend pendaftaran starting from today dan ditutup hari Rabu lusa, tanggal 4 September 2024.

© 2024 Catch Me Up!. All Rights Reserved.