Pemilu Flash 31 Juli 2023, Korupsi Minyak Goreng, Polisi Tembak Polisi di Rusun Polri Cikeas, Konser Taylor Swift Menyebabkan Gempa Bumi

Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan

Hello

Rise and shine, pretty minds. Today is the last day of July, and since then, we are counting down the days to 2024. It’s crazy how time flies, right? So, you know the drill: 2024 is for the election. And Monday is for Pemilu Flash. Let’s go!

Here’s to your Monday booster: The latest update on Pemilu….

All wrapped in Pemilu Flash!

Pemilu 2024 will come sooner than you expected, guys! And the closer we are, the clearer stories unfold. Yep, siapa ketemu siapa, tim mana mendukung ke mana, kini udah makin keliatan hilalnya ni, guys. Yuk update yuk!

  • Ganjar Ketemu Anies-PrabowoFirst stop, let’s talk about Bakal Capres yang diusung PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo. Sabtu kemaren nih, Mas Ganjar diketahui ketemuan sama Pak Anies dan Pak Prabowo di dua lokasi berbeda. Ketemuan sama Pak Prabowo di Posbloc, Pasar Baru, Jakarta. Malemnya baru ketemu sama Pak Anies di Kuningan. Well, Mas Ganjar sih bilangnya sama bacapres mana pun tuh harus selalu berhubungan baik, guys. In his words, Mas Ganjar bahkan bilang, “Orang cerita lima tahunan mau kontestasi masa jelek-jelekan.”
  • Kata Pak Anies, mereka teman, guys. As we all know Mas Ganjar dan Pak Anies tuh kan udah temenan lama yah. Dari jaman kuliah bahkan, sama-sama went to UGM. Nah terkait kontestasi 2024 ini, Pak Anies tuh ngeliatnya lawan dalam Pilpres (Termasuk Mas Ganjar dan Pak Prabowo) adalah sebagai kawan dalam berdemokrasi. Baik, pak…
  • Meanwhile, kalau kata Pak Prabowo…. “Kita bersaing dengan sehat, ya. Bersaing dengan semangat, bersaing dengan kekeluargaan dan persaudaraan.” Iya, saking saudara dan kekeluargaannya Pak Prabowo sama Mas Ganjar nih, waktu ketemuan kemaren mereka kompak pakai kemeja kotak-kotak, guys. Kata Mas Ganjar sih nggak ada koordinasi. Kebetulan aja gitu.
  • Kalau Mbak Puan sama Cak Imin juga udah kayak kakak-adek. Yep, masih related to Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, dua elit partai pengusung mereka, PDI Perjuangan dan PKB juga Kamis kemaren ketemuan, guys. Adapun yang ketemuan is none other than Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani dan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. Dikonfirmasi langsung oleh Mbak Puan, Mbak Puan dan Cak Imin tuh emang udah kayak kakak adek. Mbak Puan bahkan menyebut Gus Dur, yang notabene pamannya Cak Imin tuh nitipin langsung Cak Imin ke ibu bapaknya Mbak Puan. Not to mention Cak Imin juga yang jadi pihak ketiga dalam komunikasi Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri pada saat itu. Kebayang kan se-kakak-adek apa mereka berdua?
  • Kakak adek tapi nggak koalisi apa gunanya? Wkwkwkwk. Nah ini juga yang disebut dibahas dalam pertemuan kemaren, guys. Wasekjen PKB, Syaiful Huda bilangnya ada dua hal yang ditawarkan Mbak Puan ke Cak Imin. Pertama, untuk Cak Imin jadi Cawapresnya Ganjar Pranowo. Sama untuk PKB join koalisinya PDI Perjuangan.
  • “Nanti dibicarakan dulu sama Pak Prabowo”… gitu guys kata Cak Imin menyikapi tawaran Mbak Puan untuk gabung ke koalisinya PDI Perjuangan. Menurut Cak Imin, sampai sekarang PKB tuh masih terus mantau situasi politik tanah air dan berbagai dinamikanya. Terus yhaaa apapun keputusannya, Ketua Umum PKB ini bakal balik lagi konsultasi ke partner koalisinya which is Gerindra. Nggak mau ambil sikap sendiri katanya.
  • Eh tiba-tiba dapat bunga. Yep, masih di hari Kamis, setelah ketemu Cak Imin,  agenda Mbak Puan Maharani tuh lanjut lagi ketemu sama Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. Baru ketemu, eh Pak Airlangga langsung kasih bunga dong ke Mbak Puan. Bunga bukan sembarang bunga, Pak Airlangga bilang itu bunga spesial, guys. Warnanya merah, kuning. Makanya disebut Bunga Politik. Dengan bunga itu juga, maka jalinan komunikasi dan kebersamaan antar dua partai, Golkar dan PDI Perjuangan pun dimulai deh.
  • Koalisi kah? Well, kalau kata kedua elit partai ini sih, both Golkar dan PDI Perjuangan tuh emang punya banyak kesamaan gitu loh. Mereka bahkan udah membentuk tim teknis buat membawa rencana koalisi ini ke arah yang lebih serius. Jadi nggak kemaren itu juga langsung mutusin koalisi, guys. Mbak Puan sih bilangnya dalam waktu dekat lah mereka bakal ketemuan lagi buat nyamain persepsi terkait apa aja yang bisa mereka sepakati bersama, gituuuu.
  • Tinggal nunggu kampanye. Siapa yang excited nungguin capres dan cawapres pada kampanye? Well, walaupun Pak Anies, Pak Prabowo, dan Mas Ganjar udah safari politik tipis-tipis nih, tapi berdasarkan Peraturan KPU, kampanye Pemilu baru bakal dimulai 28 November nanti, guys. Bebas deh tuh mau kampanye di mana capres-cawapres ini di seluruh Indonesia. HOWEVER, di seluruh wilayah NKRI, ada satu wilayah yang dilarang didatangi untuk kampanye, guys. Yep, Pemukiman Badui.
  • Nggak mau ada konflik dan perpecahan. Larangan untuk kampanye ini disampaikan langsung oleh Tetua Adat di Badui, Jaro Saija. Menurut Jaro, sampai saat ini masyarakat adat di sana tuh udah hidup dengan damai dan tentram dan aman. Nah kalau ada partai politik yang masuk nih, dikhawatirkan bakal menimbulkan konflik dan perpecahan. Jadi ya gitu, berdasarkan keputusan lembaga adat, kampanye, pemasangan atribut partai, masang spanduk/baliho, either itu buat Pilpres, atau Pileg, semuanya nggak boleh.
  • Yang penting aman aja ini Pemilu. Setujuuuu. Last but not least, while we’re getting informed about Pemilu, doa kita semua adalah semoga Pemilu tuh aman ya, guysIn that sense, Majelis Ulama Indonesia aka MUI juga siap mengawal Pemilu 2024 nanti. Wakil Ketua MUI, Marsudi Syuhud, bahkan bilang begini nih, “Di situasi politik kaya apapun, insya Allah MUI siap untuk membuat situasi aman, nyaman, kepenak, dan enak. Jadi ga usah takut menghadapi Pemilu pokoknya aman, nyaman, kepenak, enak.”

Here’s your update on: Korupsi Minyak Goreng…..

Aset Tersangka Disita Kejagung.
Well well well, kamu masih ingat dong sama kasus korupsi minyak goreng yang RAME BANGET NGET NGET tahun lalu? Iya, dari peristiwa yang bikin rugi jutaan masyarakat Indonesia itu, kita mau ceritain update terbarunya nih, guys. Secara spesifik, kita mau zoom in on para tersangka yang sekarang asetnya udah dirampas sama Kejagung dan menimbulkan reaksi positif dari masyarakat.

Remind me again
, gimana ceritanya ya minyak goreng nih…
You want it, you got it. To freshen you up, Maret-April tahun lalu tuh negeri kita heboh banget sama minyak goreng yang langka banget di pasaran. Nggak cuma langka, sekalinya ada stok, mahal pula. Segala cara udah dilakuin sama pemerintah, melalui Kementerian Perdagangan. Menteri Perdagangan pada saat itu, Muhammad Luthfi kemudian menyebut ini adalah perbuatan mafia dan Kemendag nggak bisa mengontrol “karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat.” But there we go with the plot twist: sumber masalahnya is none other than korupsi, guys.

Kayak ngga tau Negeri Wakanda aja….
We know, we know. Kayak kasus korupsi yang udah-udah juga, kasus ini kan kemudian berproses secara hukum di Kejaksaan Agung yah. Di sini Kejaksaan Agung kemudian menetapkan perkara ini adalah aksi korporasi, guys. Nggak lagi aksi individu ini tuh. Meaning, dari tindakan nista dan ilegal alias korupsi ini, yang dapat untung yha perusahaan. Adapun 15 Juni lalu, Kejaksaan Agung udah menetapkan tiga perusahaan sebagai tersangka guys, which is PT Musim Mas Group, Wilmar Group, dan Permata Hijau Group.

Tell me about them…..
Gini gini. Yang harus kamu tahu nih, guys, Inti dari kasus korupsi ini kan soal ekspor crude palm oil aka CPO alias minyak sawit mentah dan produk turunannya yah. Nah tiga perusahaan ini, sebagai perusahaan minyak sawit raksasa di Indonesia, ternyata bisa dengan mudah ‘nyetirin’ pemerintah buat ngubah kebijakan dan ended up mereka tetap mengekspor minyak sawit mentah dan produk turunannya, guys. Atas tindakan ini, perusahaan ini bahkan masih bisa meraup untung sampai Rp6 triliun rupiah. Nah mereka untung, negara buntung. In that sense, tiga perusahaan ini kudu bertanggung jawab dong. Masa enggak yekan.

Caranya??
Ya aset perusahaan dirampas. Yep, dikonfirmasi oleh tim penyidik Direktorat Penyidikan Jampidsus Kejaksaan Agung, awal bulan kemaren, Kejagung tuh udah menyita berbagai aset tiga perusahaan ini mulai dari tanah sampai uang tunai, guys. Iya, misalnya kayak Musim Mas Group nih. Kejagung udah menyita sebanyak 227 bidang aset tanah mereka seluas 14.620 hektar. Wilmar Group juga sama. Aset tanah mereka sebanyak 632 bidang seluas 43,32 hektar juga udah disita sama Kejagung.

WOW legit. Yang satu lagi? 
You mean Permata Hijau Group? Ya sama. Bahkan lebih parah. Yep, Kejagung diketahui udah menyita 70 bidang tanah seluas 234 hektar, guys. Dan nggak cuma tanah, uang tunai dalam berbagai mata uang juga ikutan disita. Mulai dari rupiah senilai Rp385.300.000, terus ada juga Ringgit Malaysia senilai RM52 ribu, dollar Singapura juga ada senilai SG$250 ribu. And of course, dollar AS, which is senilai US$435 ribu.

Bagus deh sampai disita…
We know, rite. Nah langkah perampasan aset ini juga diapresiasi oleh berbagai lembaga swadaya masyarakat aka LSM, guys. Yep, sejumlah LSM kayak WALHI, Greenpeace, Satya Bumi, sampai Serikat Petani Kelapa Sawit yang tergabung dalam Koalisi Transisi Bersih juga nge-appreciate langkah Kejagung nyita-nyita aset begini, guys.

Gimana katanya?
Koalisi Transisi Bersih ngeliatnya hal ini bisa banget jadi turning point pembenahan tata kelola industri sawit di Indonesia, guys. Secara, mereka ngeliatnya selama ini industri sawit tuh emang punya banyak masalah. From top to bottom semuanya bermasalah, dan rawan banget jadi lahan basah alias dikorupsi. Nah sekarang, ketika kejadian beneran itu korupsi, jadi kayak, “Gotcha!!” gitu lo.

So what’s next?
Makanya, dengan adanya korupsi di industri sawit sampai aset perusahaan disita begini, yang harus dilakukan sekarang adalah tata kelola dan tata niaga di industri sawit tuh emang harus dibenerin, guys. Biar nggak ada lagi kejadian kayak gini kan. Lebih jauh soal penyitaan aset perusahaan, LSM Sawit Watch justru concern sama efeknya perusahaan setelah asetnya disita, guys. Kayak, beneran bikin jera nggak nih tindakan gitu.

Yha masa nggak…
Nah itu dia masalahnya. Kamu mungkin juga wondering sendiri, “Apakah setelah tuh aset disita, operasional perusahaan masih tetap jalan as if nothing happened kah? Atau justru stop beroperasi? That being said, Sawit Watch bilangnya penyitaan ini kudu bener-bener ada impact-nya, guys. Bukan sekadar nyenengin publik doang. Makanya kudu diawasin bener-bener tuh, dan make sure penyitaan aset ini beneran bikin  perusahaan itu jera.

Got it. Now wrap it up….
Btw, balik lagi ke industri sawit yang banyak masalah, Koalisi Transisi Bersih really meant it. Mulai dari ketimpangan kekuasaan, nggak transparan, sampai partisipasi publik, semuanya turut jadi perhatian. Makanya di sini mereka mendorong pemerintah supaya, “Yuk bisa yuk dibenerin yuk.” Kebijakannya dikoreksi, data yang bisa di-share, ya di-share ke publik, hasil auditnya juga dilakuin. Sip, Pak? Bu?

When you feel Déjà vu…

For another case of polisi tembak polisi.
Rasanya baru kemarin ya drama kasus polisi tembak polisi dengan pelaku utama Ferdy Sambo jadi highlight setahunan ini. Meskipun Pak FS udah divonis hukuman mati Februari lalu, tapi berita soal doi masih jadi memori gelap buat kita nggak sih.. Eh tapi tahu nggak? Minggu kemarin kasus serupa, polisi tembak polisi terjadi lagi di rusun Polri Cikeas, guys. Korban bernama Bripda Ignatius, anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror yang dilaporkan tewas tertembak senpi ilegal oleh sesama anggota Densus 88.

HAH kok bisa?
Yep. Kejadian ini tuh bermula hari Minggu lalu, tanggal 23 Juli dini hari. Awalnya, salah satu kamar di rusun Polri Cikeas ini lagi ngadain pesta miras bareng yang berisi salah satu pelaku berinisial IM dan dua orang saksi lainnya. Di pesta miras itu, pelaku IM sempat lebih dulu memamerkan senpi rakitan yang doi punya kepada kedua saksi dalam kondisi masih kosong, tanpa magazin. Sampe akhirnya sekitar pukul 01.39 dini hari, Bripda Ignatius ikut masuk tuh kamar tersebut.

Ok, go on.
Nah bukannya dijamu atau diajak makan gitu-gitu, pelaku IM tuh malah kembali pamer kasih lihat senpi rakitannya ke Bripda Ignatius yang baru aja datang, guys. Apesnya nih, senpi yang baru dikeluarkan pelaku IM dari dalem tas justru tiba-tiba meletus dan kena leher Bripda Ignatius pada bagian bawah telinga kanan sampe tembus ke tengkuk belakang sebelah kiri. Atas kejadian ini, korban meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.

Well, sejauh ini itulah kronologi yang bisa dikabarkan Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro Jumat kemarin. Pak Rio bilang, perkiraan kejadian dari Bripda Ignatius masuk ke kamar sampe salah satu saksi keluar meminta pertolongan terjadi selama tiga menit 53 detik. Polres Bogor juga telah menetapkan dua tersangka, yaitu Bripda IM sebagai sebagai pengguna senpi rakitan serta Bripka IG sebagai pemilik senpi rakitan. Sehari sebelumnya, juru bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar juga udah memastikan insiden itu terjadi akibat kelalaian senior korban.

WHAT? kelalaian?
Yep kamu nggak salah baca kok. Makanya pihak keluarga pun juga nggak percaya sama keterangan tadi. Lewat kuasa hukumnya bernama Jajang, keluarga korban berencana membuat laporan ke polisi tentang dugaan pembunuhan berencana yang dialami Bripda Ignatius. Pak Jajang nggak yakin, sekelas Densus 88 bisa ngelakuin kelalaian yang membuat korban meninggal dunia. Terlebih senjata yang digunakan juga merupakan senpi ilegal yang mencurigakan banget.

Oiya, soal senpi ilegal gimana?
Nah persoalan ini yang juga ditanyain sama keluarga korban, guys. Soalnya tuh, ayah Bripda Ignatius bernama Pak Yandi sempet dapet kabar dari penyidik bahwa sebelum anaknya meninggal, korban sempat ada cekcok dengan seniornya yang mungkin sedang menawarkan bisnis senpi ilegal. Dari situ Pak Yandi curiganya Bripda Ignatius nggak setuju sampe akhirnya pelaku mengeluarkan senpi dari tas dan mengenai anaknya. Pihak kepolisian juga sampai sekarang masih mengkonfrontir kedua pelaku untuk mendapat asal-usul yang pasti soal senpi ilegal tersebut.

Hmm banyak kejanggalan ya?
Iyes. Tapi nggak cuma itu, guys. Keluarga korban tuh awalnya diminta kepolisian untuk buru-buru datang ke Jakarta karena Bripda Ignatius lagi sakit keras pada hari yang sama ketika korban meninggal. Tentu aja keluarga Bripda Ignatius shock dong dapet kabar ini. Lha gimana engga, dua hari sebelumnya aja korban masih sempat menelpon ibunya untuk ngucapin, “Selamat ulang tahun.” Dari keluarga juga nggak pernah tau kalo Bripda Ignatius sedang sakit. Eh, taunya ketika sampe di Jakarta, keluarga korban justru mendapati Bripda Ignatius udah meninggal dunia.

Huft.. Anything else?
Yep. Jumat kemarin, pakar hukum dan kepolisian dari Universitas Islam Indonesia, Pak Eko Haryadi mengatakan dalih kelalaian dari kasus Bripda Ignatius tuh nggak masuk akal dan sulit dipercaya. Hal ini didasari dari anggota Densus 88 yang udah dilatih dengan standar tinggi, termasuk penggunaan senpi. Pak Eko juga menambahkan, bisa jadi kasus polisi tembak polisi ini cuma “letupan” dari permasalahan tata kelola penggunaan senpi di internal polisi. Makanya, Pak Eko juga mendesak Presiden Jokowi membentuk tim independen terkait kasus ini.

When you actually make an earthquake…

Because of the Eras tour concert.
Calling all Swifties yang udah nggak sabar nonton Eras tour concert di Singapore tahun depannn, kamu pasti udah ngapaling bridge-nya “Cruel Summer,” kan? Belom? GIH apalin dulu. Anyway ada update baru soal The Eras tour ni, guys. Jadi dalam konser yang digelar di Seattle’s Lumen Field, Washington tanggal 22 dan 23 Juli lalu, para penggemar yang super semangat, ditambah dengan suara konser yang kenceng banget, sampe menyebabkan beast quake atau gempa bumi. Iya guys, kamu ngga salah baca. Jadi aktivitas seismik yang dihasilkan para Swifties ini setara dengan gempa bumi berkekuatan 2,3 magnitudo. Data ini didapatkan berdasarkan perhitungan seismometer yang berada nggak jauh dari lokasi konser.
Sebenarnya bukan kali ini doang beast quake terjadi di Lumen Field. Di tahun 2011 lalu, beast quake juga pernah terjadi ketika pertandingan NFL antara Seattle Seahawks dan New Orleans Saints. Tapi nih, menurut profesor geologi di Western Washington University bernama Dr Caplan-Auerbach, beast quake yang terjadi selama konser Taylor Swift jadi yang terbesar dan terasa bergetar dua kali lebih kuat dari pada tahun 2011 lalu. Yep secara lanjutan Eras Tour di Seattle dilakukan di depan 144.000 penggemar selama dua malam, gils. Apalagi, konser Taylor Swift di Seattle dilakukan menjelang akhir Eras tour di US. So, bukan nggak mungkin dong antusias Swifties di sana bisa sekenceng itu sampe bikin bumi literally gempa lho. TBL TBL TBL.

“Sangat tidak fokus.”

Gitu guys komentar dari Mantan Wakil Ketua KPK periode 2015-2019 Saut Situmorang pas ditanya soal sikap pimpinan KPK dalam menangani kasus suap pejabat Badan SAR Nasional (Basarnas). Menurut Bang Saut, harusnya kan para pemimpin KPK tuh udah paham tata cara mengurus OTT, tapi yaa menurut Bang Saut sih, para pimpinan KPK ini pada punya masalah masing-masing, jadi ngga fokus dalam upaya pemberantasan korupsi..

When it’s Monday and you’re still thinking about weekend…

Announcement


Thanks to Mona, Sarsa, and Someone for buying us coffee today! 

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations

Want to be as healthy as Harrison Ford? Read this.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.