Admin
UTC
2 kali dilihat
0 kali dibagikan
Another Monday, another Pemilu flash!
We’re getting thiiiiiiis close to the D-Day!
Jujur merinding. Iya, realizing Pemilihan Umum 2024, yang dari berapa bulan lalu akhirnya bakal digelar cuma dalam hitungan hari tuh somehow… Bikin merinding, Iya ga si? Kayak, wow.. Udah sejauh ini ya. Debat aja udah tinggal sekali lagi, lol. But guess what? Di masa-masa krusial kayak sekarang, drama seputar Pemilu makin juicy dan spicy aja nih, guys. You know the drill rite? Scroll down deh.
- The Story of Tom Lembong continues. Ehehehe belom kelar juga nih guys perkara debat cawapres kemaren. Yep, in case you need some context, jadi di debat cawapres yang berlangsung minggu lalu itu, Cawapres 02, Gibran Rakabuming Raka kan beberapa kali mention nama Co-Captain Timnas AMIN, Tom Lembong ya. Yang akhirnya dibalas sama Pak Tom, “Mungkin kangen kasih masukan berkualitas,” ceunah.
- Drama sama Opung Luhut. Secara, Pak Tom ini dikenal emang pernah kerja di ring satunya Pemerintahan Presiden Joko Widodo aka ayahnya Mas Gibran, guys, dari Menteri Perdagangan, Kepala BKPM, sampai jadi speech writer-nya Jokowi. Pak Tom juga yang selama ini vokal banget ngomongin LFP aka lithium ferrophosphate yang di Debat Cawapres kemaren dibahas Mas Gibran. Menyikapi hal ini, Menko Marves Opung Luhut Binsar Pandjaitan naik pitam, guys! Bahkan, Cawapres 01 Muhaimin Iskandar juga ikut di-comment sama Opung.
- Gini gini…. Di sini konteksnya kan LFP itu dipakai buat gantiin nikel dan beralih ke baterai, di mana harga nikel Indonesia disebut anjlok sama Pak Tom. Nah menurut Opung, statement-nya Pak Tom tuh nggak benar sama sekali, guys. Justru menurutnya, China aja belom pake 100% LFP dan harga nikel tuh cenderung naik turun. Opung Luhut bahkan menyebut, “Saya sedih lihat Anda. Artinya, intelektual Anda menurut saya jadi saya ragukan,” katanya gitu.
- Terus, soal contekan…. Opung LBP sih bilangnya ya jangan geer kalau sekadar kasih contekan, guys. “Kau dibayar untuk itu kok,” katanya gitu. Iya, menurut Opung, wajar banget kalau ada pemimpin yang dikasih contekan/catatan. Ada dua penyebabnya: pertama, karena ada bidang yang Presiden tidak atau kurang tahu, atau simply karena si anak buah takut aja kalau atasannya ini lupa. Toh menurut Opung, yang selama ini yang paling banyak kasih catatan ke Presiden Jokowi tuh Menlu Bu Retno Marsudi.
- Nggak cuma Tom Lembong yang kena semprot… Tapi Cak Imin juga. Yep, masih ngomongin aftermath debat cawapres, kamu pasti inget dong kalau di situ Cawapres Nomor Urut 1, Muhaimin Iskandar tuh ngomong kalau hilirisasi tambang tuh dilakukannya ugal-ugalan, dan nggak bikin rakyat sejahtera. Again, menyikapi hal ini, Opung Luhut be like, “See for yourself.”
- Disuruh ngecek langsung, diiyain sama Cak Imin. Atas statement-nya di atas, Menko Marves Opung LBP akhirnya ngajakin Cak Imin buat ngecek langsung ke lapangan, guys. Ke Weda Bay dan Morowali tepatnya, sebagai sebagai lokasi sentra hilirisasi tambang. Karena kalau by report, masyarakat di Morowali ini dapat banyak hasil ekonomi dari hilirisasi. Jadi kalau kata Opung mah, “Melihat adalah percaya,” ygy.
- “Ya udah ayok,” kalo kata Cak Imin. Tapi ntaran dulu sih. Secara, sekarang kan Cak Iminnya juga lagi sibuk ke daerah-daerah aka lagi kampanye. Nah, ntar kalau kampanye udah agak reda, baru deh Cak Imin bakal menemui Opung, gitu. Kamu pikir abis itu case closed? Oh enggak, sayang. Statement Cak Imin dibalas lagi sama Opung. Yep, Jumat kemaren banget nih, Opung bilang, “Ya udah sok pergi aja sana liat,” katanya gitu. Terus kalau mau ketemu juga “Yaudah mau kapan? Tinggal telpon aja,” ceunah.
- Now, moving to 02 story… Or to be specific, should we say the story of Prabowo Subianto dengan Penculikan Aktivis 98 ehehehehe. Yang harus kamu tahu adalah, ada sebuah pengakuan dari salah satu korban penculikan saat iu, guys. It’s none other than… Jeng jeng.. Budiman Sudjatmiko. Dalam keterangannya Rabu kemaren, Pak Budiman menyebut Prabowo Subianto emang udah ngaku bahwa dia melakukan penculikan terhadap sejumlah aktivis, guys. Tapi udah dipulangin sejak 2002 lalu, termasuk Budiman Sudjatmiko ini.
- Permintaan maaf Prabowo Subianto. Kamu pastinya tahu dong kalau Budiman Sudjatmiko ini end up gabung ke TKN Prabowo-Gibran, untuk memenangkan PS sebagai Presiden RI, guys. Makanya, dalam event yang digelar di JCC Sabtu lalu, ada elite partai pengusung Pak Prabowo, ada Pak Prabowo, ada Budiman, Ada juga Agus Jabo, Ketua Prima yang juga Aktivis 98. Adapun di kesempatan itu, Pak Prabowo minta maaf tuh, guys. In his words, gini nih dia bilangnya: “Hadir juga Ahmad Muzani, Agus Jabo Ketua Prima, maaf dulu saya kejar-kejar Anda. Dulu. Atas perintah. Bandel sih dulu.”
- Terus ke Pak Budiman juga. Yep, in his words, gini nih Pak Prabowo bilangnya: “Kemudian saudara Budiman Sudjatmiko. Ini juga sorry, Man, dulu kejar-kejar elu juga. Tapi gue udah minta maaf sama lo ya,” katanya gitu. Menanggapi permintaan maafnya, Pak Budiman sih bilangnya hal ini sebagai langkah yang visioner, guys. Selain itu, dia juga bilangnya Pak Prabowo minta maaf bukan cuma ke doi doang. “Tapi buat semua teman-teman yang berjuang untuk demokrasi.” Jadi kayak, yaudah. “Sekarang menatap ke depan aja,” katanya gitu.
- Soalnya kalau menatap kiri-kanan tuh cari jawaban ya pak? Wkwkwkw. Sumpah ga gitu. But, on a serious note, kamu pasti inget dong gimmick-nya Mas Gibran yang celingak-celinguk cari jawabannya Pak Mahfud di Debat Cawapres kemaren? Yang di-counter Pak Mahfud, “Saya juga nyari-nyari itu jawabannya ngawur. Ngarang semua itu,” katanya gitu kan. Nah, statement ini ternyata dinilai menghina Mas Gibran, guys. Makanya, Kamis kemaren nih, Advokat Pengawas Pemilu aka Awaslu melaporkan Pak Mahfud ke Bawaslu. Pak Mahfud sih santuy ya, guys. Nggak peduli bahkan. Jadi kayak, “Lapor aja. Saya nggak mau tahu,” katanya gitu.
- Pak Mahfud nggak peduli, tapi Mas Ganjar peduli. Iya, soalnya at this point Mas Ganjar tuh gagal paham penghinaannya tuh sebelah mana. Kok bisa-bisanya dilaporin gitu, “Jangan-jangan bentar lagi saya juga banyak laporan.” Tapi kayak, yaudah. Sekarang sih Mas Ganjar kasih moral support aja ke Pak Mahfud, guys.