Admin
UTC
2 kali dilihat
0 kali dibagikan
Good morning
It’s Wednesday, aka technically the last day before the long weekend. What’s your plan? Are you gonna go for a short trip outside of town, or are you gonna stay in? Whatever your plan is, make sure you check out our podcast here, and look forward to reading our email on Friday. See you!
When you think your love story is already very very dramatic…
Wait until you hear about: Pilpres Dua Poros.
As if pencalonan Cak Imin sebagai cawapres pendamping Pak Anies Baswedan tuh nggak mind blowing enough, belakangan ini, muncul lagi isu baru yang kalau kejadian, bakalan plot twist banget, guys. Bahkan mengubah peta Pilpres jadi cuma dua poros aja. Yep, we’re talking about Ganjar Pranowo yang disebut bakal duet sama Prabowo Subianto.
HAH. Sorry gimana?
Gini gini. Yang selama ini kita tahu kan yang most likely bakal maju sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang tuh ada tiga orang yah: Pak Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan, Mas Ganjar Pranowo yang diusung PDI Perjuangan, sama Pak Prabowo Subianto dari Partai Gerindra. Ketiganya udah keliling nusantara, pasang baliho di mana-mana, nge-secure dukungan yang cukup dari partai di parlemen, pokoknya udah tinggal daftar aja deh. Nah, while Pak Anies udah ketahuan siapa cawapresnya, which is Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, dua orang bakal capres lainnya, Mas Ganjar sama Pak Prabowo nih masi belum keliatan hilalnya.
Gimme the updates….
You got it. Disampaikan oleh Sekjen PDI Perjuangan Mas Hasto Kristiyanto, sosok cawapres buat Mas Ganjar Pranowo tuh udah ada, guys. Iya, Ketua Umum mereka, Megawati Soekarnoputri disebut udah diskusi dan dengerin semua masukan dari ketua umum parpol koalisi, udah melalui kajian yang mendalam juga katanya. Bahkan, Pak Hasto bilang Bu Merga tuh udah komunikasi sama Presiden Jokowi terkait sosok cawapresnya Mas Ganjar, guys. That being said, Pak Hasto menyebut sekarang pihaknya tinggal nunggu momentum aja sebelum akhirnya nanti sang sosok cawapres itu diumumkan langsung oleh Bu Mega, guys.
Kalau Pak Prabowo?
Nah, Pak Prabowo nih yang masih rada ngawang, guys. Iya, dari kemaren nama-namanya tuh berputar di situ-situ terus. Mulai dari Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, sampai Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. But the thing is, di antara nama-nama ini, politisi Gerindra Ahmad Riza Patria menyebut ada satu nama yang mendominasi dan jadi most likely jadi everyone’s favorite, guys. Yep, everybody meet: Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
HMMMM…..
Ya gitu deh. Bang Riza bilangnya anak Presiden Jokowi ini punya elektabilitas dan popularitas yang tinggi, guys. Terus, masih muda juga which disebut bakal jadi magnet tersendiri buat para pemilih milenial dan Gen Z nantinya. Tapi ya gitu, the fact that Mas Gibran belum cukup umur buat jadi cawapres akhirnya bikin mikir lagi kan. Iya, FYI salah satu syarat untuk jadi Capres-Cawapres tuh berusia minimal 40 tahun, guys. Meanwhile, Mas Gibran sendiri usianya baru 35 tahun. Ya ada sih judicial review sekarang lagi berproses di Mahkamah Konstitusi, tapi kalau nggak bisa sih ya udah gitu. “Apapun keputusannya, kami menghormati,” kata Bang Riza.
Terus kan Mas Gibran tuh dari partainya GP…..
Bener. Mas Gibran tuh dari PDI Perjuangan sementara Pak Prabowo dari Partai Gerindra. Beda kubu tuh yekan. But hey, apa pun bisa terjadi, rite? Pak Anies aja bisa sama Cak Imin. Mana tahu besok Mas Gibran sama Pak Prabowo. Atau Mas Gibran sama Mas Ganjar. Atau bahkan, Mas Ganjar sama Pak Prabowo. Bisaaaa…..
Wah ngelawak u.
Serius. Ini yang sekarang lagi rame dibahas netizen +62 gengs, di mana PDI Perjuangan sama Gerindra tuh disebut mau memasangkan dua bacapres mereka, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto jadi satu couple di Pilpres mendatang. Hal ini bahkan disebut udah dibahas sama Ketua DPP PDI Perjuangan, Mbak Puan Maharani dengan Sekjen Pak Hasto Kristiyanto. Adapun disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Gerindra, Habiburokhman, hubungan Partai Gerindra sama PDI Perjuangan tuh kayak cinta pertama, guys.
Cinta pertamaku kelas 4 SD pak….
Wkwkwkwk kalau di case-nya Gerindra dan PDI Perjuangan sendiri, Pak Habib menyebut hubungan mereka udah terjalin sejak 2009 lalu, waktu Gerindra masih baby banget usianya baru satu tahun. Nah as we all know, di Pilpres 2009 kan Bu Mega tandeman sama Pak Prabowo tuh sebagai pasangan Capres dan Cawapres. Terus lanjut di 2012 juga dua partai ini juga kerjasama mengusung pasangan Joko Widodo-Ahok di Pilkada DKI Jakarta. In that sense, Pak Habib bilang penyatuan Mas Ganjar dan Pak Prabowo tuh bukan hal mustahil.
Plot twist sih kalo jadi, jujur…
Iya kan? Nah, kalau kata para pengamat politik sih skenario tadi agak susah. Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Fahrul Muzaqqi bilangnya duet Prabowo dan Ganjar tuh susah kejadian atas berbagai faktor. Mulai dari partai politik yang sama-sama punya basis yang kuat, terus elektabilitas mereka juga sama-sama tinggi, sampai faktor historis dan kombinasi nasionalis religius. Iya, Fahrul menilai Pak Prabowo yang notabene udah jadi capres dua kali ya bakalan gengsi kalau harus downgrade jadi cawapres. PDI Perjuangan juga pasti nggak mau kalau kadernya mentok jadi cawapres. Secara, Bu Mega sekarang disebut-sebut ngincer hattrick-nya memenangkan Pilpres, guys. Jadi kayak ya udah.
Nggak nyambung juga yah itu berdua….
Sort of. Masih dari keterangan Fahrul Muzaqqi, karakter Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang sama-sama nasionalis dinilai kurang wise aja guys kalau digabung jadi satu couple. Bahkan, Fahrul menyebut kalau sampai kejadian nih Pak Prabowo dan Mas Ganjar jadi couple, yang untung ya couple AMIN aka Anies Baswedan-Cak Imin. Secara, ranah keagamaan bakal diambil mereka semua gitu.
Tapi bakalan seru banget si kalau sampai kejadian….
We know rite. Kalau sampai kejadian nih Ganjar-Prabowo, maka Pilpres 2024 mendatang bakal cuma ada dua poros aja, guys. Kayak yang selama ini digembar-gemborkan orang-orang. Tapi ya balik lagi, Pilpres Dua Poros ini juga masih penuh misteri. Bacawapres dari Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar sih confident kalaupun pilpres ntar jadinya dua poros aja, doi bilang satu spot-nya bakalan diisi sama dia dan Pak Anies.
Okay….
Meanwhile, Partai Gerindra dan PDI Perjuangan juga sama confident-nya, guys. Kayak yang disampaikan Pak Habib dari Partai Gerindra nih. Dalam keterangannya kemarin, Pak Habib bilang pihaknya tetap bakal ngikutin either itu dua poros atau tiga poros. “Yang jelas, Pak Prabowo tetap maju sebagai Capres,” katanya gitu. Dari PDI Perjuangan juga sama. Siap pokoknya. Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat menyebut mau dua poros, tiga poros, kita siap. Siap menang satu putaran ceunah. Of course dengan Ganjar Pranowo sebagai Capresnya.
Ya udah si. Now wrap it up….
Jadi ya gitu, guys. Intinya sebelum pendaftaran Capres-Cawapres 19 Oktober mendatang, semuanya tuh bisa banget kejadian, guys. Jadi ya tunggu aja plot twist-plot twist selanjutnya dari para politisi tanah air ini, termasuk plot twist duetnya Ganjar-Prabowo. Kalau kata Mbak Puan sih, semua partai tuh punya kalkulasinya, gengs. Jadi kayak ada itung-itungannya gitu. Let’s see for the updates dari itung-itungan ini partai, siapa yang bakal legit maju di Pilpres 2024 mendatang. AAAA!!! Jadi ga sabar mau cepet-cepet 14 Februari deh wkwkwkwk.
Now, here’s your 360 updates on the curious case of…
Tewasnya pengawal pribadi Kapolda Kaltara.
Less than a week after terbunuhnya pengawal pribadi Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) bernama Setyo Herlambang, kini pihak kepolisian masih terus menyelidiki kasus ini. Beberapa fakta baru juga udah mulai terungkap dan mulai dibagikan ke publik. Mulai dari hasil autopsi, rekaman cctv, sampai keterangan para saksi. Berbagai pihak juga menyebut adanya kejanggalan dalam kasus ini dan meminta pihak kepolisian transparan dalam mengusutnya. So, without further ado, let’s check this out, guys.
I’m ready soooo for this.
Us too. But to refresh our memory, kita mulai dari kronologinya dulu ya. Jadi almarhum Brigpol Setyo ditemukan tewas di kamarnya, Jumat kemarin. Dari hasil olah TKP yang dilakukan Polda Kaltara, korban diduga tewas pada saat membersihkan senjata api miliknya. Keesokan harinya, jenazah korban langsung diterbangkan ke Rumah Sakit Bhayangkara Semarang untuk dilakukan autopsi. Dari hasil autopsi ini, korban diketahui terkena tembakan peluru pada dada kiri yang langsung menembus jantung dan paru-paru. Usai autopsi selesai, jenazah langsung dimakamkan di Kendal, Jawa Tengah.
Ok go on.
Kasus ini langsung jadi perhatian publik dong. Secara kita masih inget banget kan sama drama di kasus kematian Brigadir Yosua, Irjen Ferdi Sambo, dll yang literally baru kejadian tahun lalu banget. Oleh karena itu, Minggu kemarin, Kapolri Jenderal Listyo Sigit langsung memerintahkan pengusutan tuntas atas kasus ini. Nggak tanggung-tanggung, Divisi Profesi dan Pengamanan aka Propam Mabes Polri langsung diturunkan. Pak Sigit juga menegaskan kalau hasil penyelidikan harus bisa dipertanggungjawabkan ke publik dan selalu transparan.
Terus ada update apa?
Sejauh ini, Polda Kaltara udah memeriksa 14 orang saksi nih, guys. Selasa kemarin, Kabid Humas Polda Kaltara, Kombes Budi Rachmad bilangnya, dari total saksi yang diperiksa, ada 13 anggota Polri dan satu pegawai harian lepas. Lebih lanjut, Kombes Budi juga bilang kalau penyelidik udah ngelakuin gelar perkara Senin kemarin. Dari gelar perkara ini, penyidik mengamankan dua rekaman CCTV yang ada di rumah dinas Kapolda Kaltara dan mencocokannya dengan keterangan saksi di TKP.
CCTV lagi nggak tuh.
Iyesss, soalnya dari rekaman CCTV dan keterangan saksi di TKP, didapatkan bahwa Brigadir Setyo sempat terekam CCTV yang ada di bagian depan ketika sedang masuk ke dalam kamar pengawal pribadi. Selain itu, disebutkan juga kalau korban masih merespon dari dalam kamar ketika seorang saksi meminjam sendalnya. Sementara CCTV kedua yang ada di bagian samping merekam tuh pecahnya kaca yang diduga bertepatan dengan meletusnya senjata korban. Meskipun begitu, keberadaan proyektil peluru masih belum ditemukan.
Hmmm…
Nah nggak berselang lama, seorang rekannya berinisial K nyamperin kamar korban nih. Awalnya saksi K ingin mengajak Brigpol Setyo buat lunch bareng. Kebetulan saksi K juga udah selesai memasak dan sempat mau mengirim foto masakannya ke korban. Tapi hal itu urung dilakukan dan memilih mendatangi langsung kamar Brigpol Setyo. Naas, saksi K udah menemukan rekanya bersimbah darah. Mengetahui hal ini, saksi K langsung menghubungi petugas piket beberapa pihak lain.
Anyone said anything about this case?
Banyak, guys. Salah satunya dateng dari mantan Kabareskrim Polri, Susno Duadji yang Senin kemarin bilang Polda Kaltara terlalu cepat mengambil kesimpulan penyebab kematian korban akibat kelalaian. Pak Susno juga bilang kalau pengawal pribadi pimpinan tertinggi tuh nggak sembarangan dipilih. Apalagi korban ini termasuk masuk di anggota Banit 3 Subden 1 Den Gegana Satbrimob. Lebih lanjut, Pak Susno juga menyorot kejadian tersebut terjadi di saat masih jam dinas. Sebagai pengawal pribadi, harusnya korban nempel tuh sama Kapolda atau at least ada di kantor, bukan di rumah dinas.
Hhmmm sus sih.
Yakaaaan? Nggak cuma Pak Susno nih yang ngerasain kejanggalan dalam kasus ini. Pakar hukum dan kepolisian dari Universitas Islam Indonesia, Eko Riyadi menilai penyebab kematian korban karena kelalaian tuh samsek nggak masuk akal. Soalnya kalau bersihin senpi, arahnya pasti ke depan dong, bukan malah mengarah langsung ke jantung. Jadi, Pak Eko juga meminta kepolisian buat nggak langsung membuat kesimpulan. Better dibuka seluas mungkin dulu investigasi kasus tersebut sebelum menyampaikan penyebab kematian korban.
Got it. Anything else?
Well, pada saat senpi meletus, nggak ada satu pun saksi yang mendengar suara letusan itu. Kombes Budi menduga nggak terdengarnya suara letusan senpi diakibatkan senpi tersebut dalam kondisi terbungkus kain. FYI, Brigpol Setyo disebut menggunakan senpi jenis HS-9 bernomor HS178837. Senpi jenis ini tuh merupakan senjata genggam semi otomatis buatan HS Product, Kroasia dengan kapasitas maksimal 16 peluru dengan kaliber 9 mm.
When the climate crisis can only make things worse…
Now on the cases of AIDS, TBC, and Malaria.
Yep guys, kalo kamu pikir climate crisis cuma bikin kamu kepanasan, harga pangan naik, bencana alam makin sering terjadi, bisa dibilang kamu salah. Soalnya, hasil studi terbaru justru menemukan bahwa climate crisis tuh bisa menghambat upaya memerangi penyakit mematikan kayak HIV/AIDS, tuberkulosis (TBC), dan malaria. Sadly, ketiganya adalah penyakit menular paling mematikan di dunia yang justru penanganannya terancam terhambat penanganannya gara-gara climate change.
Hold on, I need some background.
Sure. Jadi as we all know, penyakit AIDS, TBC, dan malaria tuh udah jadi ancaman penyakit dari kapan tau. Ketiga penyakit ini juga jadi penyakit menular paling mematikan di dunia, makanya komunitas internasional tuh sebelumnya udah punya resolusi untuk menghilangkan ketiga penyakit ini dari muka bumi per 2030 mendatang. Tapi sayangnya, upaya ini bisa jadi terhambat dengan adanya climate crisis dan peperangan yang terjadi di berbagai negara.
Lho kok bisa?
Dari perang dulu ya. Jadi kita tahu, saat ini lagi banyak negara yang dalam status perang, kayak Sudan, Ukraina, Afghanistan, dan negara tetangga kita sendiri, Myanmar. Nah gara-gara perang ini, muncul banyak masyarakat yang rentan akan penggusuran dan layanan kesehatan sampai bikin meningkatnya tingkat infeksi AIDS, TBC, dan malaria. Hal ini juga diperparah sama cuaca ekstrem yang sering terjadi di berbagai wilayah dunia.
Ok, go on.
Contohnya penyakit malaria yang sekarang lagi happening di berbagai wilayah di dataran tinggi Afrika. Padahal dulunya penyakit malaria tuh jarang banget dijumpai di sana. Tapi semenjak berbagai dataran tinggi di Afrika udah nggak terlalu dingin, nyamuk yang membawa parasit malaria bisa mulai berkembang biak dan menyebarkan penyakit di sana. Hal ini membuktikan kalau climate crisis tuh jadi faktor berkembangnya penyakit malaria di sana.
…
Padahal menurut laporan yang diterbitkan International Monetary Fund (IMF) baru-baru ini, disebutkan bahwa inisiatif komunitas internasional buat memerangi penyakit AIDS, TBC, dan malaria tuh udah kembali meningkat setelah sebelumnya semua inisiatif kesehatan berfokus ke penanganan pandemi Covid-19. Tapi yha gitu, meski upaya penanggulangan ketiga penyakit tadi udah digas lagi, tapi direktur IMF bernama Peter Sands masih pesimis ketiga penyakit itu bisa diakhiri pada tahun 2030 mendatang. Malahan Peter Sands menduga nggak akan ada ‘extraordinary steps’ sampai 2030 berakhir.
Seburuk itu ya?
Well, nggak semuanya kabar buruk sih, guys. Soalnya di tahun 2022 kemarin, total ada 6,7 juta orang yang berhasil diobati dari penyakit TBC di berbagai negara di mana IMF berinvestasi. Jumlah ini tuh mengalami peningkatan 1,4 juta orang dibanding tahun sebelumnya. Nggak cuma melakukan pengobatan, dana yang IMF gelontorkan juga digunain buat bikin terapi antiretroviral untuk 24,5 juta orang berpenyakit HIV serta mendistribusikan 220 juta kelambu buat mencegah malaria.
I hope there is still hope.
Yep, Peter Sands juga bilang hal yang sama nih. Dia masih menaruh harapan dari berkembangnya alat pencegahan dan alat diagnosis penyakit yang makin inovatif. Lebih lanjut, pihaknya juga berharap para delegasi United Nations General Assembly (UNGA) yang join minggu ini bisa bener-bener berfokus pada penanganan ketiga penyakit ini.
Got it. Anything else I should know?
FYI, belum lama ini IMF tuh baru dapat kritik habis-habisan dari beberapa ahli penyakit TBC di dunia. Mereka memprotes sedikitnya alokasi anggaran yang IMF berikan untuk menuntaskan penyakit AIDS, TBC, dan malaria. Menanggapi hal itu, Peter Sands bilang kalau penuntasan ketiga penyakit ini tuh perlu jadi fokus pemerintah dunia juga. Pasalnya, ada beberapa negara dengan beban TBC yang berpendapatan menengah dan sebenernya bisa banget loh ikut mendanai layanan kesehatan di dalam negeri, tapi ya ngga mau chip in. Hmmmm siapa ya?
Who’s getting older?
Japan’s residents.
Yep, one more first world problem we can’t relate is... aging populations. Jadi guys, emang dalam beberapa tahun ini, Jepang lagi berjuang menghadapi masalah yang mengancam orang-orangnya, yakni aging populations. Di mana populasi warga yang ada tuh umurnya makin tua, sedangkan pertumbuhan jumlah generasi mudanya sangat lambat, bahkan stalled. Kalo kayak gini kan bahaya yah, bahkan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida tuh udah sempet bilang kalo generasi muda Jepang ga bertambah, maka populasi yang ada tuh “ga cukup” untuk menjalankan fungsi sosial yang ada. Nah, update terbaru, diketahui bahwa lebih dari 10% populasi Jepang saat ini berusia 80 tahun atau lebih tua. Hal ini dinilai mengkhawatirkan karena banyaknya jumlah orang tua kalo dipadu sama jumlah generasi muda yang sedikit bakal sangat berpengaruh sama kebijakan soal pensiun, kesehatan, sampe ekonomi. FYI, emang sejak terjadinya economic boom di Jepang pada tahun 1980-an, jumlah kelahiran bayi di sana sangat rendah, yakni cuma 1,3. Angka ini jauh di bawah standar minimal supaya populasi bisa berkembang secara stabil, yakni 2,1. Meanwhile, lifestyle di Jepang yang sehat bikin harapan hidup di sana jadi yang tertinggi di dunia. Jadinya, jumlah aki-nininya juga makin banyak. Nah untuk men-tackle masalah ini, sebenernya pemerintah Jepang udah menerbitkan berbagai kebijakan, mulai dari mendorong anak muda untuk berkeluarga dan punya anak, sampe membikin orang tua tuh pensiunnya lebih lama, supaya mereka bisa terus produktif. However, ternyata kebijakan ini belum membuahkan hasil yang diharapkan, guys. Karena tetep aja, anak-anak muda di Jepang banyak yang skeptis dan memilih untuk ga berumah tangga karena alasan ekonomi atau generally discontent aja sama hidup.
We can relate, Japanese friends, we can relate.
“Di mana logikanya?”
Gitu guys komentar dari politisi PDIP Panda Nababan pas ngomentarin soal isu terkait kemungkinan Wali Kota Solo yang juga anaknya Pak Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapresnya Pak Prabowo Subianto. Iya guys, jadi belakangan ini emang nama Mas Gibran muncul sebagai calon wakil presidennya Pak Jokowi, tapi ya kata Pak Panda sih isunya rada ngga masuk nurul, secara Mas Gibran kan kader PDIP yang dukung Mas Ganjar dalam pemilu.
Now singing: Pemilu ini, kadang-kadang tak ada logika…
Announcement
Thanks to Dhifa for buying us coffee today!
(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here. Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)
Catch Me Up! recommendations
If you want to boost your sleep quality, read this.