Now, let's get you up to speed on: Pembunuhan Siswi SMP di Palembang....
Trigger warning: This content might be too distressing to read this early in the morning. Come back later or proceed with caution!
I am ready. Tell me everything.
Ok. Weekend kemaren, masyarakat seluruh Indonesia dibuat heboh sama kasus pemerkosaan sampai pembunuhan yang menewaskan seorang siswi SMP di Palembang, Sumatra Selatan, berinisial AA. Bayangin, anak SMP, guys!! Usianya baru 13 tahun! Tapi hari Minggu (1/9/2024) lalu, AA tewas di sebuah kuburan Cina setelah sebelumnya diperkosa pacar dan teman-temannya. Yang bikin merinding adalah, pacarnya ini baru 16 tahun ya. Tebak umur temen-temennya itu berapa? 12-13 tahun! AA bahkan terus diperkosa meskipun udah nggak bernyawa!
What......???!!!!
Dijelaskan oleh Kapolrestabes Palembang Harryo Sugihantono, adapun kronologi kajiannya adalah: hari Minggu tanggal 1 September lalu, AA diajakin pacarnya, berinisial IS buat nonton kuda kepang, guys. Kayak mau nge-date gitu lah ya. Tapi, it turned out ajakan jalan nonton kuda kepang ini cuma modus doang, guys. Bukannya nonton, AA malah diajakin ke sebuah kuburan Cina dong. Terus di kuburan Cina itu, udah ada temen-temennya IS tiga orang nungguin, guys. Satu berusia 13 tahun, duanya lagi 12 tahun.
And then...
Di lokasi inilah, AA kemudian diperkosa sama para pelaku. Iya, jadi di kuburan China itu, korban AA ini disebut langsung dibekap sampai kehabisan nafas. Tiga orang itu berpikir bahwa korban pingsan, dan mereka pun terus memperkosa korban yang sudah tidak bernyawa. Nggak lama kemudian, mereka ngebopong si AA ke lokasi selanjutnya yang berjarak kurang lebih 30 menit. Adapun di lokasi kedua, pemerkosaan kembali dilakukan oleh ketiganya.
…….
Nah, terus yang harus kamu tahu adalah, ketika jasad AA ditemukan, ketiga bocah yang masih 12-13 tahun tadi, berinisial MZ, MS, dan AS IKUT BERBAUR di TKP seolah mereka nggak tahu apa-apa. Terus, si pacarnya berinisial IS tadi, malemnya bahkan ikut tahlilan seolah nggak terjadi apa-apa dan seolah nggak tahu apa-apa.
Terus ketahuannya gimana tuh?
Ya lewat penyelidikan polisi. Adapun disampaikan oleh Kombes Harryo, pihaknya tuh pake metode namanya scientific crime investigation. Makanya nggak butuh waktu lama, keempat pelaku yang masih bocah-bocah ini akhirnya berhasil ditangkap polisi. Yep, mereka ditangkap Selasa (3/9/2024). Selain itu, dengan scientific crime investigation ini juga, Polrestabes Palembang akhirnya tahu motif dibalik pemerkosaan dan pembunuhan ini: motifnya adalah menyalurkan nafsu, ya gara-gara keseringan nonton bokep.
What's happening to our future generations…..?
Itu juga yang di-highlight sama pihak kepolisian sih. Masih dari keterangan Kombes Harryo, Kombes Harryo menyebut tindakan ini ke-trigger dari banyak faktor, guys. Mulai dari pergaulan, pola asuh, sampai faktor ekonomi. Spesifik soal pergaulan, Kombes Harryo bilang dari hasil tes psikologis, Si IS ini dinyatakan jiwanya nggak kayak anak-anak seusia dia. Jadinya lebih nyaman temenan sama anak-anak yang usianya di bawah dia kan. "Bisa lebih mudah dikendalikan," cenah. Bahkan nih ya, itu si IS masih bisa banget cerita ke temennya kalau dia abis memperkosa pacarnya DENGAN RASA BANGGA. Kayak, "Keren banget kan gue”. Gila kan?
HAH???? Ga ngerti lagi…..
We know, we know. Jadi dari sini, Polrestabes Palembang menyebut cuma si IS aja yang ditahan, guys. Yep, gara-gara penganiayaan dan pemerkosaan yang dia lakukan, dia dijerat UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 Miliar. Sisanya? Ketiga pelaku lainnya yang again, masih berusia 12 dan 13 tahun itu nggak ditahan, guys. Instead, mereka rehab aja.
LAH KOK GITU???
Well, Kombes Harryo bilang sih karena undang-undangnya yang emang mengatur demikian, guys. Jadi, dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di negeri kita, anak yang diduga melakukan tindak pidana tuh kalau BELUM berumur 12 tahun emang nggak boleh ditahan. Tapi diserahkan ke pihak keluarga dan diikutkan ke program pembinaan gitu. And that’s exactly what Polrestabes Palembang is doing. Jadi atas permintaan keluarga, ketiga pelaku tadi direhab dan dipantau oleh keluarga, kepolisian, dan Dinas Sosial setempat. “Dengan mempertimbangkan keselamatan jiwa ketiga pelaku,” cenah. Jadi ya sekarang, mereka bertiga udah di panti rehab di Ogan Ilir, Palembang sana.
Got it. Now wrap it up….
Jadi ya gitu deh, guys. It might sound unfair to you tapi namanya hukum di kita ya masih begini. Orang tua korban sampai sekarang juga diketahui masih stress berat gara-gara kejadian ini :(((. Apalagi ayahnya tuh. Apalagi dengar kabar tiga pelaku lainnya nggak dipenjara, ya makin stress. Ayah AA, Supandi namanya menyebut begini, “Aku dapat kabar, tiga pelaku tidak dipenjara. Jujur sebagai bapak, aku keberatan. Kenapa hanya satu yang dipenjara? Kan, pelakunya ada empat? Harusnya semua (re: Yang dipenjara)!"