Pembunuhan Jurnalis Wanita Oleh Anggota TNI

Admin
UTC
9 kali dilihat
0 kali dibagikan

Now, on kasus pembunuhan Jurnalis Wanita oleh anggota TNI

(Disclaimer: This article discusses a murder case in which the victim is a woman. The content may contain descriptions of violence. Please consider this carefully before reading further).

Another act of femicide.
Lagi dan lagi, geram sekali menyadari masih terus terulang aksi femisida di sekitar kita. Kali ini korbannya adalah Juwita, seorang jurnalis berusia 23 tahun. Jenazah Juwita ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di pinggir Jalan Trans Gunung Kupang, Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada Sabtu (22/3) sore. Pelakunya adalah tunangan korban yang juga anggota TNI Kelasi satu Angkatan Laut Balikpapan, Jumran.

Tell me about it.
Okay, ketika ditemukan di TKP, posisi korban yang sudah kaku dan pucat masih mengenakan baju lengan panjang, celana jins, juga memakai helm. Jenazah Juwita lalu dievakuasi ke RSD Idaman Kota Banjarbaru. Berdasarkan identifikasi dari Tim Inafis Kepolisian Resor Banjarbaru, ada luka lecet di bagian dagu. Selain motor matic milik Juwita yang ditemukan berada di semak-semak, barang-barang berharga milik Juwita seperti tas, dompet, dan ponselnya raib. Awalnya muncul beberapa dugaan penyebab kematian Juwita, mulai dari kecelakaan tunggal hingga pembegalan.

Hmm.. go on.
Agak sus juga soalnya motornya ngga dibawa lari dan malah nyungsep di semak-semak, ya? Nah, menurut Koordinator Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Persiapan Banjarmasin, Rendy Trisna, ada sejumlah hal mencolok dari kejadian naas yang dialami Juwita, misalnya luka-luka dan posisi korban yang terlentang dengan helm ketika ditemukan di TKP. Selain itu, hasil pemeriksaan dari dokter forensik juga diketahui kematian Juwita murni disebabkan oleh pembunuhan. Tak hanya lecet di dagu, hasil otopsi menunjukkan korban mengalami patah leher, juga memar dan lebam di telinga, pelipis, dan alat vitalnya. Another heartbreaking fact, ditemukan juga sperma di rahim korban dalam volume yang berlebihan which means ada kemungkinan korban diperkosa lebih dari satu orang.

 :(((((((
Feel sick in the stomach whenever this kind of case happened. Menurut
Koordinator Tim Advokasi untuk Keadilan Juwita, Muhammad Pazri, kasus pembunuhan Juwita sudah naik ke tahap penyidikan. Berdasarkan lokasi kejadian, kasus sudah dilimpahkan dari Polda Kalsel ke Detasemen Polisi Militer Pangkalan Angkatan Laut (Denpom Lanal) Banjarmasin pada Sabtu (29/3). Lebih lanjut, pihak penyidik sudah menyita 14 barbuk kasus, termasuk satu unit mobil minibus yang disewa oleh pelaku dan sepeda motor matic milik korban.

Kronologinya gimana??
Alright, Juwita dibawa sama tersangka Jumran ke TKP oleh mobil minibus warna hitam. Di perjalanan, korban kemudian dipiting dan dicekik lehernya sampai tewas. Setelah membunuh Juwita, Jumran mengambil sepeda motor milik Juwita yang diparkir di sebuah pusat perbelanjaan di Banjarbaru untuk dibawa ke lokasi. Motor matic milik korban ditaruh di semak-semak supaya terkesan korban mengalami kecelakaan ketika berkendara. Ponsel korban yang menyimpan bukti video pemerkosaan tersangka dihancurkan untuk menghilangkan barang bukti. Setelah lokasi sudah di-setting sedemikian rupa, tubuh korban ditempatkan di dekat motor. Tersangka lalu kabur dari lokasi bersama minibus yang disewanya.

Kok kasusnya bisa terungkap?
Well, emang nggak ada tupai yang nggak jatuh sih meski udah jago banget lompat. Meski udah diatur sedemikian rupa, skenario buat melenyapkan Juwita nggak bisa se-clean itu. Tindak-tanduk Jumran terungkap meski ponsel dan bukti kejahatan udah dilenyapkan sama tersangka Jumran. Dari pemeriksaan barang bukti, polisi menemukan jejak percakapan antara Juwita dan Jumran yang notabene adalah sepasang kekasih. Dari situ juga diketahui di mana lokasi terakhir korban bertemu tersangka sebelum akhirnya dihilangkan nyawanya. Temuan polisi ini dianggap krusial sehingga kasus diserahkan ke Polisi Militer.

Jadi "oknum" halo dek nih pelakunya ya?
Yep, dari pihak Angkatan Laut udah kasih statement bahwa kasus Juwita bakal diusut sampai pelaku dihukum seberat-beratnya. Menurut Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muhammad Ali, meski menjanjikan hukuman berat terhadap tersangka, namun tetap ada proses hukum yang harus dijalani. Dalam keterangannya pada Kamis (27/3), Laksamana Ali juga menyinggung soal transparansi pengusutan kasus oleh TNI AL bisa dibuktikan dengan jalannya proses penanganan kasus pembunuhan bos rental mobil pada awal Januari lalu.

Terus pelakunya di mana sekarang?
Maunya sih dikunci di neraka, but unfortunately it'll take time. Dalam keterangannya pada Rabu (26/3), Komandan Detasemen Polisi Militer (Dandenpom) Pangkalan TNI AL (Lanal) Balikpapan, Mayor Laut PM Ronald Ganap, menyatakan bahwa Kelasi Satu Jumran sejak Jumat (28/3) malam udah diserahkan ke Denpomal Banjarmasin untuk ditahan selama 20 hari. Pada Sabtu (29/3), digelar olah TKP pembunuhan Juwita yang ditampilkan dalam 33 reka adegan rekonstruksi. Sejauh ini, pihak penyidik Denpomal Banjarmasin sudah memeriksa 10 orang saksi.

Did anyone say anything?
Yep, Komnas Perempuan mengecam kasus pembunuhan ini yang dipandang sebagai femisida intim. FYI, femisida intim adalah salah satu bentuk ekskalasi kekerasan pada perempuan yang dilakukan oleh pasangan, mantan pasangan, atau anggota keluarga. Dalam keterangan persnya pada Minggu (6/4), Komisioner Komnas Perempuan, Maria Ulfah Anshor, kasus femisida ini didasari oleh adanya pembunuhan karena gender dan dipicu eskalasi kekerasan berbasis gender yang sebelumnya dialami korban. Terlebih, kuat dugaan bahwa Juwita lebih dulu mengalami kekerasan seksual sebelum dibunuh tersangka Jumran.

Tapi emang motif pembunuhannya apa sih?

Gatau, guys. So far polisi juga belum bisa mengungkap. Kata Kuasa Hukum keluarga Juwita namanya Dedi Sugiyanto, sejauh ini polisi masih melakukan pendalaman atas motifnya. Lebih jauh, pihak keluarga juga meminta TNI AL segera melakukan tes DNA terhadap temuan sperma yang ditemukan di alat vital korban supaya kasus pembunuhan Juwita bisa segera terungkap jelas. 

I see. Anything else?
Yes, pada Kamis (3/4) digelar aksi solidaritas untuk Juwita di Nol Kilometer, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Peserta aksi yang hadir mengenakan baju hitam-hitam dan menggelar orasi. Tak hanya itu, banyak spanduk yang dibentangkan dengan beragam tulisan juga tuntutan agar kasus pembunuhan oleh anggota TNI AL itu diusut sampai tuntas. Dalam aksi itu, para jurnalis atau wartawan dari berbagai media juga meletakkan kartu pers mereka di tanah. Semoga kasus ini segera mendapat titik terang dan keadilan sehingga almarhumah bisa beristirahat dengan tenang...

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.