Pembantaian di Wilayah Kayah, Timur Myanmar

Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan

When things are getting more terrifying in Myanmar…

Lagi dan lagi, pembantaian terjadi Myanmar.
Hiks, iya ni guys. Kali ini, pembunuhan massal terjadi di daerah Timur Myanmar, namanya wilayah Kayah, di mana ada sekitar 35 orang meninggal. Mirisnya, para korban meninggal ini kebanyakan adalah anak-anak dan perempuan, serta ada dua orang aktivis NGO dari Save the Children yang sampe sekarang masih hilang.
 
🙁
Adapun pembantaian ini dilakukan oleh tentara junta militer yang sejak Februari lalu emang berhasil merebut kekuasaan di Myanmar setelah mengkudeta pemerintah yang legit di bawah pemerintahan demokratisnya Aung San Suu Kyi. Sejak itu pula lah, berbagai aksi pembunuhan terhadap warga sipil kerap terjadi, dan dilakukan oleh tentara militer. Hal ini bisa terjadi karena banyak warga yang ga setuju dengan kembalinya tentara militer di pemerintahan, secara hasil pemilu sebelumnya jelas-jelas menunjukkan bahwa Suu Kyi dkk menang pemilu in a landslide. Tapi kok maen dikudeta gitu aja sama para jenderal-jenderal itu. Gitu.
 
Noooo 🙁
Iya guys, terkait aksi pembunuhan di Kayah ini, Myanmar’s National Unity Government (NUG) atau kelompok yang dikudeta aka in exile menyebut bahwa ini adalah pembunuhan yang keji banget, secara dilakukan cuma sehari sebelum Natal. NUG juga mendesak supaya komunitas internasional segera mengambil tindakan tegas untuk menyudahi berbagai aksi pembantaian dan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh junta militer terhadap warganya sendiri.
 
But like, whyyy mereka ditembakin?
Nah, menurut media pemerintah sih, para tentara militer emang menembak dan membunuh sejumlah “teroris dengan senjata” yang melawan pada pemerintah. Mereka nggak meng-confirmed ada berapa korban yang dibunuh, terus gaada komentar lebih jauh juga soal insiden ini. Pokoknya para korban tadi teroris, aja.
 
Tapi emang bener?
Enggak sih. Kalo menurut kelompok militer yang prodemokrasi, warga yang dibunuh kebanyakan pengungsi yang mencari perlindungan dari para junta militer tadi. Terus dalam insiden ini juga ada dua orang aktivis Save the Children yang hilang pas lagi otw pulang ke rumah untuk libur tahun baru. Dalam keterangan resminya, Save the Children mengutuk aksi ini dan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap prinsip HAM internasional.
 
How did the international community react?
Nah, UN Under-Secretary-General for Humanitarian Affairs and Emergency Relief Coordinator Martin Griffiths bilang bahwa dia ngeri banget sama pembunuhan yang terjadi di Myanmar, dan mendesak otoritas terkait untuk menginvestigasi kejadian ini. Beliau juga menegaskan bahwa penyerangan terhadap warga sipil itu haram dan dilarang dalam hukum internasional.
 
Anything else?
Sejak kudeta terjadi, kondisi di Myanmar bener-bener berantakan. So far diduga udah ada 1.300 orang meninggal dan lebih dari 11ribu orang ditangkap oleh para kelompok militer. Terus dalam hal penanganan COVID-19healthcare workers di sana bener-bener harus bekerja secara diam-diam karena khawatir ditangkap para tentara junta. Untuk nge-swab juga mereka sampe pake bambu, karena supply alkes yang terbatas. Meanwhile untuk warga yang positif, mereka hanya dikasih parasetamol atau vitamin aja, karena cuma itu obat yang ada. 🙁

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.