Pegi Setiawan Dinyatakan Bebas, Serangan Israel ke Sekolah di Gaza, Festival Kuliner Non-Halal di Solo, Paus Fransiskus Akan Kunjungi Tanah Air

Admin
UTC
4 kali dilihat
0 kali dibagikan

Hi

Good morning. It's just another usual Tuesday here @catchmeup! HQ. So, while you are reading this first thing in the morning, or when you're commuting to work, here's a glimpse of what you're gonna read: more updates on the Vina murder case, the non-halal festival, and the Pope's visit to Indonesia. Go on. Scroll down. 

 

Who's just been sentenced as NOT GUILTY?

Pegi Setiawan.

Yep, the latest updates on kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon tahun 2016 lalu ni, guys. Setelah Polda Jabar menahan dan menetapkan Pegi sebagai tersangka pembunuhan Vina, akhirnya kemarin banget nih, status tersangka untuk Pegi dinyatakan nggak sah dan doi dinyatakan bebas. Dari sini, all eyes are on… Pihak kepolisian. Khususnya Polda Jawa Barat. “Kumaha ini Pak Pol???”


Background pls. 

You got it. Jadi gini ceritanya, guys. Semua ini berawal dari terbunuhnya Vina Dewi Arsinta dan Eky pada Agustus 2016 lalu di Cirebon, Jawa Barat. Pada saat itu, disebut ada 11 tersangka kan ya, di mana delapan udah diadili dan divonis penjara. Nah, dari delapan, menyisakan tiga orang yang dari 2016 masih jadi buron. BAYANGIN, DARI 2016 COYYY. Ketiga orang itu antara lain: Dani, Andi, sama Pegi alias Perong. Long story short, film tentang pembunuhan Vina pun rilis beberapa waktu lalu, viral, dan menyita perhatian publik. Polisi pun ke-pressure untuk mengusut kasus ini lagi dan menemukan tiga buronan tadi.


Okay….

Udah tuh kan. Kasusnya diselidiki sama Polda Jawa Barat. Pihak Polda bahkan sampe menghapus nama Andi dan Dani dari Daftar DPO karena di situ disebutkan keterlibatan mereka berdua cuma asal sebut aja, guys. Jadi terisa satu, Si Pegi ini kan. Dan, Pegi pun Mei lalu ditangkap polisi. Now, let’s zoom in on to his case, shall we? Doi diyakini sebagai otak pembunuhan Vina, gengs. Doi bahkan sampe ditetapkan sebagai tersangka kan. Cuma ini janggal banget. Iya, ada dugaan Polda Jawa Barat salah nangkap orang di sini.


HAH???

Iya. Dalam konferensi pers yang digelar di Mapolda Jawa Barat, Pegi Setiawan menepis semua statement yang dijelaskan polisi, guys. Dalam keterangannya, doi bahkan bersumpah sama sekali nggak terlibat dalam kasus ini. In his words, dia bilang: “Saya tidak melakukan pembunuhan itu. Ini fitnah. Saya rela mati," katanya. Hal ini kemudian diperkuat dengan keterangan saksi yang bilang Pegi lagi di Bandung waktu kejadian terjadi. Sementara kejadiannya kan di Cirebon.


Lah gimana sik???

Makanya, karena nggak terima dijadikan tersangka, Pegi Setiawan dan tim kuasa hukumnya pun mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Bandung. In his defense, Pegi dan kuasa hukumnya menilai polisi tuh nggak bisa kasih bukti yang scientific terkait keterlibatannya dalam kasus ini. Semua counter-nya polisi dinilai “lemah dan melantur” ceunah. Not to mention ciri fisik yang disebar selama ini dengan ciri fisiknya Pegi Setiawan juga jauh beda. Terus ya udah, rangkaian sidang pun terus dilakukan dipimpin oleh hakim tunggal Eman Sulaeman, di mana kemarin banget nih, putusannya pun dibacakan.


And that is….

Jeng jeng… Gugatan Pegi dikabulkan! Yep, dalam putusannya kemaren, Hakim menilai tindakan Polda Jawa Barat yang langsung menetapkan Pegi sebagai tersangka itu nggak sesuai sama Peraturan Kapolri terkait Penyidikan Tindak Pidana. Secara, Polda Jawa Barat nggak bisa kasih dua alat bukti yang dibutuhkan untuk menjerat Pegi. Pegi bahkan nggak pernah diperiksa soal kasus ini, gengs. Not even sebagai saksi. That being said, penetapan Pegi sebagai tersangka pun dianggap tidak sah dan batal demi hukum. PN Bandung lantas memerintahkan polisi untuk membebaskan Pegi. 


Now over to you, Polda Jawa Barat….

Disampaikan oleh Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Nurhadi Handayani, pihaknya akan mematuhi putusan pengadilan tersebut dengan membebaskan Pegi Setiawan. Nah karena bebas, maka segala penyelidikan atas Pegi Setiawan langsung dihentikan juga kan. Dan itu juga yang akan dilakukan Polda Jawa Barat, guysHowever, Kombes Nurhadi mentioned bahwa pihaknya masih akan terus menyelidiki kasus ini sampai Pegi alias Perong yang sebenarnya, yang selama delapan tahun ini mereka cari, bisa segera ketangkap.


Yeeeeeee...

We know riteee. Lebih jauh, dari putusan ini, ofc yang jadi pertanyaan adalah: “Gimana si Pak? Kok bisa salah tangkep?” Gitu kan. Nah kalau menurut Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies, Bambang Rukminto, polisi tuh emang suka abuse of power since mereka punya wewenang yang besar, tapi nggak ada kontrol gitu lo. Pengawasannya pun ala kadarnya. Makanya SOP terabaikan deh.


PLZ banget polisi kerja yang bener baru ulang tahun loh...

Ya ok. Disampaikan oleh Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro, putusan PN Bandung tadi bakal jadi bahan evaluasi untuk penyidikan di Polda Jawa Barat, guys. The same thoughts also coming from Komisi Kepolisian Nasional aka Kompolnas. Kompolnas selaku pengawas kepolisian juga disebut bakal melakukan evaluasi, guys. Termasuk soal penanganan penyidik dan juga implementasi aturan. Biar polisi-polisi itu juga bisa kerja sesuai aturan.


Terus Pegi tadi nasibnya gimana? 

Semalem banget nih, tepatnya jam setengah 10 malem tadi, Pegi resmi dinyatakan bebas. Nggak sampe di situ, putusan pengadilan bahkan menyebut Pegi harus dikembalikan martabat dan nama baiknya seperti sedia kala. Selain itu, Pegi juga dinilai berhak dapat uang ganti rugi! Yep, hal ini pernah disampaikan oleh eks Wakapolri, Komjen (Purn.) Oegroseno. Pak Oegroseno waktu itu bilang Pegi tuh berhak dapat uang ganti rugi miliaran rupiah kalau status tersangkanya terbukti tidak sah. Nilainya pun fantastis, mencapai Rp10 atau Rp100 miliar kalau kata Pak Seno. Lebih tinggi dari nilai rehabilitasi senilai Rp100 juta. Menyikapi hal ini, Polda Jawa Barat belum bisa memastikan ganti rugi untuk Pegi Setiawan, guys.


Terus keluarga Vina tanggapannya gimana? 

Well, disampaikan oleh Kuasa hukum keluarga Vina, Raden Reza Pramadia, dari awal pihaknya tuh udah yakin bahwa Pegi bukan pelaku sebenarnya. Jadi knowing putusan pengadilan ini, keluarga Vina ya senang, “Yang tidak bersalah harus diakui tidak bersalah." Meanwhile, ibunya Vina, Sukaesih, juga ikut senang Pegi dibebaskan. Lebih jauh, Bu Sukaesih juga minta banget sama polisi untuk menemukan yang selama ini jadi buron.


Got it. Anything else I should know?

Masih soal pembunuhan Vina, atas bebasnya Pegi, ada lagi nih kabar terbaru dari terpidana kasus ini yang lain, yaitu Saka Talal. For context, di 2016 lalu, PN Cirebon memvonis Saka Talal terbukti bersalah melakukan pembuinuhan terhadap Vina. Tapi karena dia dikategorikan Anak Berhadapan dengan Hukum, Saka divonis delapan tahun penjara aja, beda dengan terpidana lain yang divonis penjara seumur hidup. Nah kemaren, kuasa hukum Saka rame-rame datang ke PN Cirebon dan minta Peninjauan Kembali. Alasannya, ya karena dinilai banyak kejanggalan di sini, guys. Sama kayak case-nya Pegi. Kuasa hukum Saka bahkan menyebut Saka Talal ngga bersalah.

 

When Israel once again violated international law...

Now by bombarding schools.

Huft... ga abis-abis bahas kebiadabannya Israel di Gaza ya, guys. Kali ini, publik internasional kembali dibikin emosi dengan serangan Israel ke... sekolah. Yep, udah rumah sakit, area pengungsi, sekarang sekolah nih yang IDF, aka tentara Israel luluhlantakkan. Akibatnya, 16 orang meninggal dunia dan lebih dari 50 orang mengalami luka-luka.


OMG tell me.

Jadi sekolahnya itu terletak di Nuseirat Refugee Camp, dan dikelola oleh badan PBB namanya UNRWA. Kayak area lain, sekolah ini menjadi tempat buat para pengungsi tinggal setelah hampir semua area di Gaza hancur oleh serangan Israel. Ada sekitar 7.000 orang pengungsi yang tinggal di kamp ini, dan serangan terjadi ketika warga tengah melakukan kegiatan seperti biasa. Dalam berbagai video yang beredar, tampak anak-anak dan orang dewasa langsung berlarian ketakutan sambil berusaha menyelamatkan diri. :(


Sad banget.

Yep. Terkait serangan ini, UNRWA marah banget. Dalam twitnya, pemimpin UNRWA Philippe Lazzarini bilang bahwa udah lebih dari setengah (atau 190) fasilitas milik UNRWA dirusak oleh serangan Israel. Hasilnya, ada lebih dari 520 orang meninggal dan lebih dari 1.600 orang luka-luka. Padahal mereka cuma lagi mencari tempat aman doang.


True :(

Lazzarini juga menyoroti alesan Israel yang selalu bilang ada tentara Hamas yang berlindung di balik berbagai fasilitas tersebut. Makanya, doi juga mendesak biar dilakukan investigasi aja untuk ngecek bener apa engga tuh ada Hamas di sana. Jadi kalo engga, ya bisa ketauan juga siapa yang harus bertanggungjawab karena berarti mereka udah melanggar hukum internasional dengan memborbardir sekolah. 


HEYYY, terus ngapain lu bom??

Karena kata Israel, di situ ada tentara Hamasnya. Yep, selama ini Israel terus-terusan pake alesan "ada Hamas" untuk melakukan serangan ke area-area yang padat pengungsi. Misalnya, mereka ngebom rumah sakit dengan alasan di bawah tanahnya ada terowongan milik Hamas, taunya ga ada. Tapi, rumah sakitnya udah ancur. Emang sakit nih si Benyamin Netanyahu. Anyway guys dalam hal serangan ke sekolah ini, IDF bilang bahwa serangannya udah dilakukan dengan penuh "kehati-hatian" supaya ngga menyebabkan korban jiwa di pihak masyarakat sipil. 


Sad :( anything else?

Meanwhile, di Israel masyarakat sana udah cape bgt plz sama pemerintahannya Benyamin Netanyahu. Mereka udah bosen juga dengan perang yang udah berlangsung selama sembilan bulan, dan para tawanan Israel yang belum juga berhasil dibebaskan dari tangan Hamas. Para demonstran juga mendesak supaya pemerintah segera melakukan gencatan senjata dan bernegosiasi dengan efektif sama Hamas supaya kesepakatan bisa segera tercapai. 

 

When Solo is being the headlines, but not because of Jokowi's fams...

 

It’s about Festival Kuliner Non-Halal.

Yoi. Solo sekarang lagi rame banget, guys. Tapi bukan cuma karena Presiden Jokowi yang bentar lagi lengser terus dilanjut Gibran sebagai Wapres atau Kaesang yang mau maju Pilkada, guys. Tapi, soal Festival Kuliner Non-Halal yang digelar di sana. Festival ini belakangan jadi kontroversi, karena sempat ditolak banyak pihak, terus dihentikan, sampai sekarang dilanjut tapi dibatasi gitu lo. More on those, scroll down.


Tell me. 

Sure. Jadi guys, Festival Kuliner Pecinan Nusantara ini harusnya berlangsung dari 3-7 Juli 2024 lalu di Atrium Solo Paragon Mall. Sesuai namanya, yang dijual di sini ya olahan makanan khas pecinan, guyswhich is olahan daging babi dan makanan non-halal lainnya. Embel-embel non-halal ini juga legit terpampang nyata di poster kegiatan mereka. Nah, little did they know, ternyata festival ini mendapat penolakan dari berbagai pihak, salah satunya dari Dewan Syariah Kota Surakarta aka DSKS.


Why? 

Dalam surat pernyataan sikapnya, DSKS menyatakan mereka keberatan atas diadakannya acara ini. Mereka bilang acara ini bisa banget menimbulkan keresahan bagi masyarakat, guys. Makanya, dalam pernyataan sikapnya kemaren, DSKS bahkan mengimbau pemerintah tuh harus ‘lebih sensitif terhadap acara-acara yang mengusik nilai-nilai agama’.


....

Well, yang harus kamu tahu adalah, DSKS tuh gpp banget dan sangat menghargai adanya kuliner non-halal ini, guys. The thing is, menurut Humas DSKS, Endro Sudarsono, bahan promosi festival kuliner ini tuh terlalu vulgar, masif, dan mencolok banget. That being said, keluar lah pernyataan sikap yang ngingetin supaya umat muslim supaya mewaspadai acara tersebut. Jangan sampe terjebak. "Mengingat besarnya dosa yang akan ditanggung seorang muslim akibat mengonsumsi makanan haram," kata Pak Endro.


Ya ok...

Nggak cuma dari DSKS, penolakan yang sama juga datang dari Aliansi Umat Islam Karanganyar. Nggak tanggung-tanggung, ormas ini bahkan sampe datangin pihak sponsornya acara ini, guys, yaitu PT Lombok Gandaria. Perwakilan aliansi ini menyebut, "Adapun mengiklankan itu mengajak menyantap dan menikmati makanan yang haram itu," cenah. Akibat protes ini, PT Lombok Gandaria akhirnya mencabut sponsornya untuk acara ini deh, guys. Jadi ya gitu, acara yang harusnya dimulai hari Rabu tanggal 3 Juli kemaren harus diundur dan dihentikan sementara deh.


I believe MUI has a say….

Ada dong. Let’s hear it from: Ketua MUI Solo, KH. Abdul Aziz Ahmad. Dalam keterangannya kemaren, Kyai Aziz bilang pihaknya sama sekali nggak bakal melarang, menghentikan, apalagi membredel kegiatan ini, in the name of Bhineka Tunggal Ika. Menurut beliau, as long as udah berizin dan jelas, sebenernya mereka good to go katanya gitu. HOWEVER, ada catatan tersendiri di sini dari MUI Solo, gengs.


Apa ajatu? 

Kyai Aziz bilang Festival Kuliner Non-Halal ini harus diadakan di tempat tertentu, yang khusus gitu, terpisah dari publik secara umum. Terus kalaupun di mall kayak Solo Paragon Mall gitu, acaranya harus di-design sedemikian rupa biar lokasinya juga jadi khusus. Terbatas, terlindungi, dan nggak terekspos secara vulgar. That being said, setelah ditunda, pihak EO, pihak mall, dan ormas pun akhirnya ketemuan kan, guys. Didampingi sama pihak MUI Solo dan Polres Surakarta untuk mediasinya. Nah, dari pertemuan itu, didapatlah sebuah kesepakatan, guys..


Kesepakatannya adalah...

Acara harus bisa tetap lanjut tapi tenant-tenant-nya dan sekeliling area ditutupin kain itemYep, you read it right. Festival kuliner non-halal ini akhirnya kembali dibuka di hari Kamis 4 Juli lalu, guys. Cuma emang dibatesin kain-kain gitu sebagai penutupnya. Perwakilan EO, Mas Ken namanya, sendiri bilang penutupan pake kain hitam ini emang sengaja dilakukan biar tenant-tenant yang jualan di situ, berikut dagangannya, nggak keliatan sama umat muslim. Jadi ya gitu, mereka sih ngikut aja ya. Acara pun sukses digelar sampe akhir dengan banyaknya pengunjung yang datang.


Well, does anyone have a say?

Nah menanggapi hal ini, Wali Kota Solo sekaligus Cawapres Terpilih, Gibran Rakabuming Raka juga menyampaikan pov-nya nih, guys. Terlebih soal peringkat Kota Toleran di mana Solo diketahui ada di jajaran atas. Nah menanggapi hal ini, Mas Gibran bilang saat ini pemerintah kota tuh emang lagi ngejar Peraturan Daerah terkait toleransi ini, guys, karena sekarang kan belum ada. So, in that sense, Mas Gibran juga bilang ini tuh bukan masalah indikatornya lagi, tapi juga aplikasi di lapangan. "Saya rasa bukan masalah indikatornya ya. Tapi aplikasinya di lapangan saja. Di kehidupan sehari-hari (Re: toleransi) seperti apa. Saya kira baik-baik saja kok,” katanya gitu.


Iya, deh mas. Anything else I should know?

 Btw, speaking of Mas Gibran nih, kamu harus tahu satu kebiasaan Wali Kota Solo ini, guys, which is markirin mobil dinasnya di lokasi-lokasi bermasalah. Termasuk di Solo Paragon Mall kemaren, juga ada tuh mobil dinasnya yang bernopol AD 1 itu. Dan ini bukan sekali dua kali, guys. Waktu jaman Covid-19 kemaren, mobilnya Gibran pernah terparkir di sekolah yang melanggar PPKM. Di Masjid Raya Solo yang ketahuan mungut pungli di luar nalar, juga ada terparkir mobil Mas Gibran. Nggak diketahui pasti alasannya apa. Warga Solo pun diketahui udah paham sama kebiasaan Gibran yang satu ini.


"I am watching you," gitu nggak sih mas maksudnya?

 

When the Pope is planning to visit Indonesia...

Here's your full catch up!

Iya guys, jadi pemimpin umat Katolik dunia Paus Fransiskus yang tinggal di Vatikan berencana untuk mengunjungi tanah air. Adapun kunjungannya ini bakal dilangsungkan pada 3 - 6 September mendatang. Disebutkan dari keterangan yang dirilis Sama Panitia Kunjungan Bapa Suci Fransiskus, beliau bakal berangkat dari Roma, Italia menuju Jakarta pada Senin 2 September mendatang. Nah beliau bakal nyampe besoknya pada pukul 11:30 pagi, dan bakal langsung kick off melakukan berbagai kegiatan di Indonesia. Adapun kegiatannya tuh ada banyak banget guys, mulai dari bertemu para rohaniawan, sampe ketemu Pak Presiden Jokowi. Terus, paus juga bakal melakukan kunjungan ke Masjid Istiqlal dan ditutup dengan misa akbar di GBK. 


Nah, buat kamu yang mau menghadiri misa bersama Paus Fransiskus di GBK, kamu diminta untuk menghubungi langsung keuskupan di masing-masing wilayah. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia Romo Thomas Ulun Ismoyo yang menjelaskan bahwa bakal ada petunjuk-petunjuk teknis soal kedatangan, makanya kamu perlu nanya langsung ke keusukupan masing-masing.


So, who's signing up??

 

"Jadi yang saya bilang adalah tidak akan pernah mungkin sepeserpun untuk mengambil APBD. Itu saya jaga,"

Gitu guys kata Bakal calon wakil wali kota Tangerang Selatan (Tangsel), Marshel Widianto yang janji bahwa nanti kalo doi jadi walikota, maka dia ngga akan mengambil uang sepeserpun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Yep, in case you haven't heard, Marshel yang terkenal sebagai selebriti dan komedian ini udah diusung sama Partai Gerindra sebagai cawalkot dengan mendampingi kader partai A Riza Patria di Pilwalkot Tangsel 2024.

Now singing: I think I've seen this film before....

 

Announcement

No one bought us coffee today :(


Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here...just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!

 

Catch Me Up! recommendations

Repeat after us: You need a good sleep. So, avoid these things that will disrupt your ZZZzzzZ..

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.