Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan
When Gaza has become more uninhabitable…
From genocide, famine, infectious diseases, and many more.
Yep, in case you thought the genocide in Gaza is over, it is not, guys. Memasuki bulan ketiga dari agresi Israel di Gaza, Palestina, kondisi di sana udah makin rungkad aka ancur banget sampe kata PBB, Gaza tuh udah ngga bisa ditinggali lagi (PBB LOH YANG NGOMONG BIDEN -NETANYAHU PLZ DENGER!). Hal ini disampaikan oleh Koordinator Bantuan Darurat PBB, Martin Griffiths di hari Jumat kemarin yang bilang kalo segala ancaman pembunuhan, kelaparan, sampe penyebaran penyakit menular udah bikin Gaza nggak layak huni lagi. Pada statement-nya, Griffiths juga bilang kalo Gaza udah jadi, “A place of death and despair.”
Hold on, I need some background.
You got it. Jadi as we all know, genosida yang dilakukan Israel ke masyarakat Palestina tuh udah berlangsung lama banget, tapi jadi makin parah ga berenti-berenti sejak ‘surprise attack’ pada 7 Oktober lalu. Sejak saat itu, kehidupan di Gaza beneran ancur, perumahan dan rumah sakit diserang secara membabibuta, listrik dan air diputus, bantuan kemanusiaan ga boleh masuk, warga sipil dibunuh seenaknya, all while we are all sipping Starbucks and eating MCD… well, engga ya ges. Sejauh ini, tercatat korban tewas di sana mencapai lebih dari 22ribu jiwa.
GILA.
Nah today, we’re gonna zoom in on: ancaman kelaparan dan penyakit menular yang mengancam para pengungsi di kamp-kamp pengungsian. Jadi kan setelah Gaza terus-terusan dibombardir tanpa ampun, banyak warga di sana yang jadi pengungsi. Kamu bayangin guys, dari total 2 juta penduduk di sana, lebih dari 1,8 jutanya udah jadi pengungsi. Kebayang dong sepadat apa kamp pengungsiannya? Belom lagi kalo kita ngomongin soal akses bantuan nih, di mana Israel tuh nge-block banget bantuan buat masyarakat Gaza sehingga yang masuk tuh dikit banget dan nggak memenuhi segala kebutuhan mereka. Sebelum agresi Israel ini, ada sekitar 500 truk yang dateng ke Gaza setiap harinya buat memenuhi kebutuhan masyarakat. Jumlah ini berkurang banyak banget jadi cuma 120 truk yang dateng setiap harinya ke Gaza untuk mensuplai kebutuhan sehari-hari.
Setengahnya aja nggak ada itu.
Emang parah banget, guys. Makanya banyak pihak dong yang speak up soal kurangnya suplai bantuan kemanusiaan di Gaza. Kemarin banget nih, Pelapor Khusus PBB untuk Hak atas Kesehatan, Tlaleng Mofokeng sampe bilang kalo yang sekarang ini terjadi di Palestina tuh bukan kelaparan melainkan, “Deliberate starvation.” Lebih lanjut, Tlaleng juga yakin kalo perlu segera ada gencatan senjata buat mengatasi segala chaos yang terjadi di Gaza.
🙁
Lebih jauh, Jumat kemarin UNICEF baru aja rilis laporan yang bilang kalo kasus diare yang dialami balita di Gaza tuh meningkat dari 48 ribu kasus menjadi 71 ribu kasus, guys. Hal ini jadi bukti UNICEF kalo para balita di Gaza ini ngalamin indikasi gizi buruk. Meanwhile, dilaporkan juga kalo setiap harinya ada sekitar 180 ibu hamil di Gaza melahirkan di tengah kekacauan ini. Padahal ya dari riset yang dilakukan Unicef, seperempat ibu hamil di Palestina cuma makan sehari sekali. Jelas nggak ada asupan gizi yang cukup buat ibu hamil dan calon bayinya.
Terus PBB ngemeng doang nih?
Nah sebenernya sejak 22 Desember kemarin tuh, Dewan Keamanan aka DK PBB untuk pertama kalinya berhasil punya resolusi nih soal Gaza. Yep, sejak resolusi DK PBB soal perdamaian di Gaza terus-terusan ditolak sama AS, for the first time lembaga ini akhirnya bisa menerbitkan resolusi peningkatan pengiriman bantuan ke Gaza gitu. Tapi yha nyatanya, akses bantuan ke Gaza sampe sekarang ini tuh masih seret banget, guys. Makanya, belum lama ini Sekjen PBB, Antonio Guterres kasih reminder ke DK PBB kalo kondisi para pengungsi di Gaza literally nggak baik-baik aja. In his words Guterres juga bilang, “Infectious diseases are spreading fast,” dan “Widespread famine looms.”
So, when will actually the aggression be over?
Well, we still don’t know, guys. Soalnya hari Sabtu kemarin, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu malah bilang kalo agresinya ke Gaza tuh nggak akan stop sampe tiga tujuan utama mereka terpenuhi. Kata aki-aki ini, ketiga tujuan Israel di agresinya ke Gaza adalah membinasakan kelompok Hamas, mengambil kembali para sandera, dan memastikan Gaza bukan lagi ancaman buat Israel. Jadi ya gitu, ambisi Israel buat terus melakukan genosida masyarakat Palestina bakal terus berlanjut.
:(( Anyone said something about this?
Yep, ada. Berbanding terbalik sama Israel yang pengen terus-terusan menyerang Gaza, pihak Hamas justru cenderung pengen ada kedamaian nih di sana. Hal ini disampaikan sama Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh yang Sabtu kemarin bilang agar kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken ke Timur Tengah bisa ikut memfasilitasi berakhirnya agresi Israel di wilayah Gaza. Nggak lupa, Ismail juga mention soal Palestina yang harus segera sepenuhnya merdeka dengan kedaulatan penuh.
Anything else I should know?
Well, selain ada banyak banget ancaman kelaparan dan penyakit menular di kamp-kamp pengungsian, masyarakat Gaza juga masih terus diteror dengan bombardir Israel yang udah kayak nggak pernah libur. Sampe sekarang ini, lebih dari 22.000 masyarakat Palestina yang tewas dibunuh tentara Israel. Jumlah ini udah termasuk 9.600 anak-anak yang ikut tewas di tangan Israel. Belum lagi ada lebih dari 58 ribu masyarakat Palestina yang menderita luka-luka serta tujuh ribu orang lainnya dinyatakan hilang.